Part 23

11.7K 1.3K 75
                                    

Semua orang di sana menatap Darga dengan pandangan mata tak percaya.

Kenapa laki-laki itu sampai tega berniat memotong jari Bella yang baru berusia 12 tahun dan sebenarnya dia juga bisa di katakan adalah cucunya sendiri.

"Ayah...!!"
Lagi-lagi Bella berteriak dengan tangan menggapai-gapai Lathan.
Namun gadis itu tidak bisa kemana-mana karena anak buah Darga tidak mau melepaskannya.

Sedangkan pelayan perempuan yang berada di samping Bella tidak kuasa menahan air matanya.

Lathan memandang Bella dengan ekspresi yang tidak bisa di jelaskan.
Pria itu menggebrak meja di depannya dengan sangat keras.

Di tatapnya wajah Darga dengan perasaan benci, marah dan kesal bercampur aduk jadi satu.

"Akan ku patahkan tangan siapa saja yang berani memotong jari putriku...
Coba saja kau perintahkan anak buahmu melakukan itu..."
Ancam Lathan yang sama sekali tidak main-main saat mengatakan hal itu.

Darga terdengar tertawa terbahak-bahak.
Pria itu melambai ke arah pria yang membawa Bella.
Hingga membuatnya mendekat ke arah Darga bersama dengan Bella dan pelayan wanita.

"Potong jari telunjuk gadis itu...
Kita akan lihat reaksi ayahnya..."

Lathan berniat mendekati Darga tapi Bill segera mencegahnya karena beberapa Anak buah Darga tampak juga ikut maju memperlihatkan jika mereka semua selalu waspada dan memperhatikan garak-gerik Lathan.

"Jangan gegabah"

Dengan di paksa Bella meletakkan tangan kanannya ke atas meja.

"Ayah....!!!"
Bella memandang Lathan dengan wajah ketakutan.

"Kumohon jangan sakiti putriku..."
Pinta Lathan dengan suara lemah karena dia merasa tidak bisa melakukan apapun di saat seperti ini.

Darga tersenyum bahagia melihat wajah Lathan yang menderita.

"Aku suka ini..."
Ucap Darga sambil tertawa.
''Kapan lagi aku bisa melihat wajahmu yang mengeluarkan ekspresi seperti itu..."

"Mr. Darga...ku mohon ampuni Miss Bella..."
Pinta pelayan wanita di samping Bella yang sedari tadi sudah menangis tersedu-sedu.

Darga terdengar mendesah berat.
"Bawa pelayan itu masuk ke dalam..."
Ucapnya karena tidak mau ada yang mengganggu kesenangannya.

Dua orang anak buah Darga yang mendengar perintah itu segera menyeret wanita setengah baya di samping Bella masuk ke ruangan lain bersama dengan para pelayan yang hanya bisa mendengar apa yang terjadi di ruangan tengah tanpa bisa menyaksikannya karena pintu di kunci dari luar.

Wanita itu sempat meronta dan mempertahankan diri bersama Bella di sana.
Namun dia tidak mampu berbuat banyak karena dua anak buah Darga yang memeganginya begitu kuat segera menyeretnya masuk ke ruangan belakang dan menguncinya dari luar.

Darga tersenyum ke arah Bella, gadis itu mengingatkannya pada keponakannya Rose yang tak lain adalah Ibu Bella sekaligus Istri Lathan.
"Sampai di mana kita tadi...?"
Darga menoleh ke arah Lathan yang matanya mulai berkaca-kaca.

"Oh...aku ingat, kita akan memotong jari Bella yang lentik.
Sepertinya itu akan jadi hadiah yang bagus untuk mu karena kau sudah berkunjung kemari"

Lathan menunduk, dadanya terasa sesak.
"Aku akan menggantikan putriku, kau bisa memotong semua jari ku.
Tapi kumohon lepaskan Bella..."
Ucapnya kemudian.

"Itu tidak menarik, aku akan membuatmu merasakan apa yang ku rasakan saat kau memberikan potongan jari Arnold padaku...!"

Arnold tersenyum
"Rencana apa yang bisa menghentikan itu...?
Darga akan memotong jari Bella dan kalian hanya bisa melihatnya saja..."

Secret Base (Selesai) BOOK 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang