Part 10

17K 1.8K 68
                                    


Rery menundukkan wajahnya, air mata tak henti mengalir di pelupuk matanya.

Dia berusaha berdiri dengan tubuh terhuyung-huyung.
Pemuda itu berjalan menuju kamar mandi yang ada di dekat dapurnya.

Tampak pemuda itu menyalakan kran sower dan berdiri di bawahnya.

Hatinya benar-benar terluka mendapat penolakan dari lelaki yang dia cintai.

Dan apa yang di ucapkan Lathan membuat hatinya sakit.
Rery tampak tersenyum dengan wajah memancarkan kekecewaan.

"Orang itu tidak segan menghancurkan hati ku sampai berkeping-keping...
Dia bilang hanya melakukan sex karena tau aku bisa di pakai...
Si brengsek itu..."
Rery mengepalkan tangannya kuat-kuat dan mendaratkan pukulan ke arah dinding di depannya.

"Dia menganggapku pelacur, dia hanya ingin melampiaskan hasratnya pada ku...
Dia tidak memiliki perasaan apa-apa pada ku...
Harusnya aku membiarkan saja orang seperti itu mati di tempat ini dari pada aku merasakan sakit seperti ini..."

Rery perlahan merosot kebawah, dia menahan tubuhnya yang sedikit condong ke depan dengan kedua tangannya.

Mata orang itu menatap aliran air yang masuk kelubang pembuangan.
Lama dia berdiam diri, tampak berfikir akan sesuatu.

Tiba-tiba Rery membelalakkan matanya kala dia menemukan sesuatu yang janggal sedang terjadi pada dirinya dan Lathan.

Pemuda itu menyentuh bagian belakang tubuhnya, dia memasukkan jarinya ke dalam rektumnya, dan Rery menyadari jika tidak ada bekas sperma di sana.

Lagi-lagi Lathan tidak sampai klimaks saat bersetubuh dengannya.

"Dia bilang dia bercinta dengan ku hanya untuk memuaskan dirinya.
Tapi kenapa dia tidak pernah mengeluarkan maninya.
Lalu kepuasan apa yang dia dapat dengan melakukan itu...?"

Rery tertegun, dadanya berdegup dengan cepat.
"Dia melakukannya bukan untuk dirinya sendiri, tapi untukku.
Dia ingin memberikan kenikmatan pada ku...
Orang itu sejak awal memikirkan keadaan ku.
Karena aku merasa lebih baik setelah melakukannya dengan dia..."
Rery mundur selangkah kebelakang.

"Aku tidak percaya, aku sebodoh ini...
Dia menolakku karena dia takut tidak bisa kembali pada ku setelah melakukan balas dendamnya.
Dia tidak mau menyakiti ku...dengan kemungkinan terburuk yang bisa saja terjadi padanya.
Karena hal itu akan lebih membuat ku terluka, dia berpikir sampai sejauh itu..."

Rery dengan cepat mematikan krannya dan berhambur keluar dari kamar mandi, dia buru-buru mengambil baju di dalam lemari yang ada di kamarnya.

Matanya melihat pakaian Lathan yang tersusun rapi di lemari itu bersanding dengan pakaiannya.

''Dia tidak bermaksud meninggalkan ku secepat ini...
Dia samapai tidak membawa bajunya.
Ini karena aku terlalu gegabah menyatakan perasaan ku pada Lathan.
Aku bodoh...bodoh...bodoh..."

Rery segera pergi keluar Apartemennya setelah berpakaian.
Dia dengan cepat berlari menuju tempat parkir.
Tapi sudah terlambat, dia tidak menemukan mobil Lathan.

"Sial...!!"
Teriak Rery sembari menendang tong sampah di sampingnya hingga membuat benda itu sedikit peok.

Pemuda itu mengepalkan tangannya kuat-kuat.
Tidak mungkin baginya bisa bertemu lagi dengan Lathan.
Bukan hanya karena masuk ke dalam Distrik 16 sangat sulit di lakukan.

Namun mengingat status Lathan sebagai Bos di Distrik Barat.
Hal tersebut sudah pasti membuat orang yang akan bertemu dengannya mengalami kesulitan.

"Kau benar-benar pergi..."
Rery dengan langkah pelan kembali kedalam gedung Apartemennya.
Pemuda itu masuk ketempat tinggalnya dengan perasaan kecewa.

Secret Base (Selesai) BOOK 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang