Tepat pukul 10 malam Lathan menutup rapat itu.
Karena memang semua orang menyetujui apa yang menjadi keputusan Lathan.
Tidak ada protes, bahkan dari Darga sekalipun.Beberapa orang sudah meninggalkan gedung itu.
Kini tinggal 4 orang penguasa Distrik 16 yang berada di sana.
Di dampingi oleh tangan kanan mereka masing-masing."Kau kemana saja Nak...?
Paman sangat mengkhawatirkanmu..."
Ucap Mr. Dacota dengan wajah menyiratkan ke jujuran dalam ucapannya.Lathan tersenyum, memamerkan sederet gigi putih dengan taring yang terjaga baik.
Hanya Mr. Dacota yang berani memanggilnya Nak, di depannya.
Mengingat orang itu adalah adik dari Ayah Lathan.
"Kemarin aku ada urusan dengan teman lama paman...""Ada gosip yang mengatakan kau mati membuat ke adaan di distrik sedikit kacau..."
Imbuh Mr. Scot sembari melirik ke arah Darga.Lathan terdengar tertawa renyah.
''Gosip murahan seperti itu tidak akan berpengaruh banyak pada tempat kita.
Bahkan orang bodoh saja tidak akan percaya dengan kabar burung itu..."Darga terdengar berdehem dengan wajah agak kesal.
Semua orang menoleh kearah lelaki setengah baya itu.
"Kau lihatkan, Lathan itu pemuda yang tidak akan mudah di kalahkan...
Jadi gosib yang kau dengar itu tidaklah benar.
Sekarang kau bisa melihat sendiri Lathan ada bersama kita sekarang..."
Ujar Mr. Scot dengan senyum mengejek.
Sudah lama dia dan Darga tidak akur.Mereka suka saling menyindir satu sama lain memakai ungkapan sarkasme.
"Sudahlah paman, jangan membuat suasana berubah memanas..."
Desah Lathan perlahan berdiri dari duduknya, dia memasukkan tangannya ke dalam saku jasnya untuk mengambil sesuatu kala berjalan mendekati Darga.Dan reaksi anak buah Darga membuat mereka semua tak percaya.
Dia menodongkan senjatanya ke kening Lathan karena mengira pria itu akan mengeluarkan pistol."Hai...apa yang kau lakukan...?!"
Bentak Bill dengan wajah garang, dia reflek ikut menodongkan senjatanya membidik ke arah Darga yang masih duduk diam di kursinya."Bill, turunkan senjata mu..."
Perintah Lathan yang di turuti Bill meski agak ragu."Dav, kau tidak sopan.
Jangan mengacungkan pistol di tempat ini...""Tapi..."
"Turunkan senjatamu..."
Pemuda di hadapan Lathan perlahan menurunkan tangannya.
Tapi dia tetap waspada dengan terus memperhatikan gerak-gerik Lathan dan juga Bill."Kau terlalu cepat mengajak anak ingusan itu ke rapat ini, dia tidak punya sopan pada ketua kita"
Ucap Mr. Dacota tampak tidak senang dengan kelakuan Dav salah satu anak buah Darga.Darga mendesah.
"Arnold sedang pergi entah kemana, aku tidak bisa menghubunginya karena itu aku mengajak Dav.
Maaf atas kelancangannya, dia masih muda dan awam dalam hal ini..."Lathan tersenyum.
"Dia punya nyali yang bagus, itu hebat untuk anak seusia dia..."
Lathan perlahan mengeluarkan kotak segi empat dari dalam sakunya.
"Sebelum aku pulang, aku ingin memberikan cindra mata untuk mu paman Darga..."
Lathan meletakkan kotak yang terbuat dari lempengan besi perwarna hitam tersebut dengan hiasan emas di sisinya ke hadapan Darga."Apa ini...?"
Tanya Darga menoleh ke arah Lathan."Itu hadiah ku untuk mu karena kau sudah memberikan liburan menyenangkan, jauh dari distrik ini..."
Ucap Lathan berbisik di dekat telinga Darga."Paman-paman berdua, maaf aku harus pulang lebih dulu karena putri ku tadi memyuruhku pulang sebelum jam 11 malam..."
Pamit Lathan yang di jawab anggukan kepala oleh Mr. Scot dan juga Mr. Dacota.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Base (Selesai) BOOK 1
AzioneWARNING!!! ZONA PELANGI 5-11-2017 s/d 23-2-2018 INI CERITA BOY LOVE 21+ Bahasa akan terdengar sangat frontal. Hidup Rery Clare berubah terbalik 180° ketika sebuah pistol di todongkan ke kepalanya saat dia masuk ke dalam Apartemen miliknya sendiri. ...