Part 14

14K 1.6K 44
                                    


Hari ini adalah hari pertama bagi Aland dan juga hari pertama untuk Rery bekerja tanpa ada sosok Martin di hadapannya.

Mungkin itulah alasananya dia bisa sampai ke siangan tadi.

Semua terlihat sedang bekerja dengan serius memantau layar komputer masing-masing.

Veronica sesekali melempar kertas gulungan untuk menggoda Rery yang terlihat sangat serius menyelesaikan tugasnya menghitung sederet angka di dalam kolom-kolom monitornya.

Rery mendesah sambil melototi gadis cantik yang duduk di sampingnya dengan di batasi sekat yang tidak terlalu tinggi.

"Sorry..."
Ucapnya tapi masih tidak berhenti menggoda Rery.
Gadis itu terlihat mulai tertarik padanya setelah mereka tidur bersama.

Namun Rery ingat betul apa yang di ucapkan Aland padanya jika ada anak buahnya yang memiliki hubungan romantis.
Dia tidak akan segan memindahkan orang tersebut ke divisi lain.

Dan tentu saja Rery tidak ingin hal tersebut terjadi.

Pemuda itu mendesah kembali karena tempat kerjanya sudah mirip tongsampah.

Rery segera mengambil gulungan kertas yang berserakan di lantai.

Pemuda itu memungutinya satu demi satu lalu memasukkannya ke tong sampah yang ada di bawah meja kerjanya.

Sebuah gulungan kertas lain jatuh lagi ke lantai sebelum Rery kembali menegakkan tubuhnya.
Hingga membuat Rery mulai terpancing emosi.

"Sudah ku bilang berhenti...
kau akan membuat kita berdua dalam masalah...!
Apa kau tak tahu Bos baru kita itu sangat disiplin...?"
Pekik Rery frustasi sambil menatap Veronica dengan mata melotot.

Namun gadis cantik itu malah tersenyum geli sambil menunjuk ke tempat lain dengan bolpoin yang di pegangnya.

Sepertinya lemparan terakhir tadi bukan berasal dari Veronica.

Rery menoleh ke arah depan, tempat yang sama yang di tunjuk oleh Veronica.

Ternyata Aland sedang berdiri di depannya dengan senyum geli karena Rery berteriak pada Veronica atas ke salahannya melempar kertas gulungan padanya.

"Aland...em...maksudku Bos...ada apa...?"

"Bagaimana laporan yang kau buat, sudah selesai...?"

"Iya tinggal sedikit lagi..."

"Bagus...setelah selesai langsung serahkan laporan itu ke ruangan ku..."

"Iya..."

Aland segera berjalan meninggalkan tempat itu tanpa bicara apa-apa lagi.

Dia kembali berjalan dan memantau kinerja timnya.

"Dia tampan sekali ya...
kau enak bisa tingkal berdekatan dengannya..."
Ucap Veronica tidak berhenti menatap punggung Aland.

"Kalau begitu pindah saja ke apartemen ku..."

Mata Veronica terbelalak.
"Kau mengajak ku tinggal bersama...?"

"Tentu, tapi kau harus membayar sewa tempatnya dua kali lipat dengan harga sewa biasa..."

Wajah Veronica berubah masam, gadis itu mencibir dengan wajah kesal membuat Rery tersenyum geli melihat ekspresi gadis cantik di sampingnya.

"Tidak terima kasih, dari pada aku memberikan uang sewa mahal pada mu, lebih baik uang itu ku pakai membeli lipstick"

Rery tersenyum dan kembali fokus ke layar monitornya.
"Dasar perempuan, aku masih tidak mengerti kenapa kalian suka sekali mencoret-coret wajah dengan benda-benda seperti itu..."

Secret Base (Selesai) BOOK 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang