[two] to [three]

4.9K 356 3
                                    

Menjelang malam, semenjak suasana di ruang makan terhenti akibat dari situasi tak memungkinkan, Reon menggendong Cloudy. Memerintah Gio dan Acer lekas memburu kecoa-kecoa yang telah mengguncangkan ketegangan itu.

Sementara Marinka terlihat murka. Beliau meminta Jollie memesan makanan dari luar. Sekelebat bayangan di mana kecoa-kecoa itu terbang dan mendarat di makanan yang tersaji di meja, membuat Marinka mual.

Berbeda dengan Cally mengumpat kejadian tadi, bukan untuk ketidaksengajaan Cloudy melainkan kesombongan Marinka. Lewat teriakan Veera yang membahana, kejengahan Marinka terasa jelas di sekitar mereka.

Adora membawa pulang Crescencia. Tak ingin berlama-lama di villa kakeknya satu ini. Lebih baik Adora menata hati sebelum keesokan harinya mampu mengangkat kepala menatap Marinka.

Gio yang berkemauan menemani Adora dan Crescencia, dihalangi oleh perintah Reon. Kepakan sayap kecoa-kecoa mengusik pikiran maupun pendengaran Gio. Mau tak mau, Gio mesti membasmi serangga-serangga terlihat menjijikkan tersebut.

"Buat apa alat itu?" Jollie kaget saat Gio mengacungkan penepuk lalat.

"Menepuk kecoa," sahut Gio singkat.

"Astaga, Gio. Itu untuk lalat bukan buat kecoa," ingat Jollie geleng-geleng kepala.

"Buang-buang waktu." Gio pun akhirnya menepuk kecoa-kecoa itu, namun tak berhasil.

Jollie yang memandang kelakuan Gio selalu tak habis pikir. Ke mana akal Gio begitu mempunyai banyak ide. Kenapa saat Adora berada di sini, Gio terkesan kekanakan?

"Jollie, bawa makanan-makanan ini," titah Acer datang tiba-tiba. "Jangan dibuang selama makanan ini masih bisa dicicipi."

Secepat kilat, Jollie membawa baki, meraih semua makanan-makanan itu dan menaruh ke dapur. Setelah itu, Jollie menatap Acer yang kemudian mengacungkan racun serangga berupa semprotan.

Anak dan ayah beda sekali, ujar Jollie terkagum-kagum.

Gio menoleh dan melihat ayahnya tengah menyemprot ruang makan itu. Kecoa-kecoa mulai oleng, mendarat lunglai ke lantai. Dalam sepersekian detik, Acer menyapu kecoa-kecoa dan membuangnya ke tong sampah.

"Waah," kata Jollie semakin terperangah.

Tanpa melirik anak sulungnya, Acer berkata, "kalau terburu-buru, lakukan secara bijak. Jangan terkesan anak-anak, Gio, apa kamu tidak lihat pandangan Adora ke arahmu?"

Sontak Gio memutar kepala. Ada Adora yang menutup mulut seakan menahan tawa, sedangkan Crescencia hanya mendengkus.

"Paman Gio payah," ucap Crescencia sedang bersedekap telah menjatuhkan harga diri Gio di depan Adora.

Tepukan pelan di pundak Gio seperti sebagian kekuatan agar mampu menatap Adora setiap hari setelah kejadian memalukan ini. "Sabar, Nak. Namanya juga sudah telanjur."

***

Di kamar remang-remang, karena Reon membuka gorden yang menampilkan pemandangan halaman peternakan sangat luas, pria itu menaruh Cloudy di atas ranjang. Lalu, Reon duduk di sampingnya.

"Napa?" tanya Cloudy.

"Cloud, kenapa kamu melakukan itu?"

"Apa?" Cloudy bertanya balik, tak paham.

"Kecoa-kecoa itu, yang terbang dan bikin Aunt Veera ketakutan," jawab Reon sangat pengertian kalau anaknya masih di batita.

Cloudy mengangguk-angguk antara tak jelas atau memahami. "Dak ngaja. Atuh. Tus, elual." Cloudy memperagakan tak sengaja menyenggol, terus botol pecah saat jatuh ke lantai dan kecoa-kecoa itu keluar.

Good Time ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang