brother

339 64 0
                                    

Jackson ingat saat ia pertama kali bertanding melawan Jooheon. Saat itu dia berumur sekitar 14 atau 15 tahun, dimana ia pertama kali menginjakkan kaki di Korea Selatan.

Jujur saja Jackson dulu sempat takut saat melihat Jooheon. Walaupun kedua mata Jooheon tergolong sipit, Jackson menepis fakta itu saat ia melihat Jooheon mengalahkan lawan nya saat semifinal.

Sebelum bertemu di tempat perlombaan, Jackson sudah bertemu Jooheon di penginapan. Saat itu ia sedang bersama Mama Wang, berjalan-jalan di sekitar tempat penginapan sebelum perlombaan.

Secara tidak sengaja, Jackson menabrak Jooheon yang saat itu juga sedang bersama ibunya.

Mama Wang langsung meminta maaf kepada mereka berdua dan memarahi Jackson. Ibu Jooheon sepertinya tidak mengerti apa yang Mama Wang katakan, tapi Jooheon langsung meng-translate permintaan maaf tersebut.

Jackson bukan nya minta maaf, ia malah bertanya. "Kamu atlet juga?"

Jooheon mengangguk untuk menjawab pertanyaan Jackson. Ia mengulurkan tangan nya, "I'm Lee Jooheon from South Korea." Jackson pun menggenggam tangan Jooheon dan memperkenalkan dirinya juga.

Pertemuan pertama yang sederhana. Jackson pikir, itu lebih bagus karena setelah insiden menabrak Jooheon, mereka berdua bermain di dekat kolam renang.

Saat hari perlombaan, Jackson berdiri di sebelah Jooheon. Mereka berdua sibuk memerhatikan perlombaan yang berjalan, sesekali Jackson bertanya kepada Jooheon apa yang para komentator bicarakan.

Dan Jooheon akan senantiasa memberitahu Jackson. Se-simple itu.

Semuanya terjadi sebelum Jackson tahu siapa yang ia lawan di final—Jooheon.

Jackson yakin kalau Jooheon yang berdiri didepan nya bukan Jooheon yang mengajaknya bermain di dekat kolam renang. Tatapan lembutnya berubah menjadi serius, cukup menyeramkan untuk anak yang masih belasan tahun.

Mau tidak mau, Jackson harus fokus dan menyelesaikan pertandingan ini. Jika ia menyakiti Jooheon, ia bisa menyesal nanti.

Final fencing tersebut berjalan dengan serius, diselimuti oleh suasana yang tegang. 2 anak laki-laki yang sibuk mewakili masing-masing negara, beradu pedang lancip nan tajam itu untuk sebuah gelar yang akan membayar jerih payah mereka selama ini.

Pertandingan selesai dengan selisih skor yang tipis dan Jackson unggul. Menandakan bahwa Jackson Wang, putra kebanggaan Hongkong, memenangkan pertandingan tersebut.

Jackson membuka penutup wajahnya itu dan berlari untuk memeluk gurunya, tidak lupa dengan kedua orangtuanya. Setelah itu, Jackson membalikkan badan nya dan berlari menuju Jooheon.

Ia tidak peduli dengan reaksi Jooheon, ia hanya ingin meminta maaf, "I'm sorry."

Mereka tidak peduli dengan kamera tv nasional dari kedua negara sedang mengabadikan momen tersebut. Kedua tangan Jooheon melingkar dipinggang Jackson. Ia melakukan hal itu sembari berkata, "It's okay."

Jackson melepas pelukan tersebut, "Brother."

Jooheon mengerutkan dahinya, lalu tersenyum lebar. "Brother."

.

"Mama langsung nelpon lo pas tau kalo kontrak gue udah bener?" Tanya Jackson.

Jooheon mengangguk sembari meneguk Caramel Frappe yang baru saja ia pesan. "Kebetulan banget gue emang lagi mau balik ke Korea. Orangtua gue enggak mau gue pulang kalo enggak ada alesan yang bagus," jelas Jooheon.

Berbeda dengan Jooheon yang senang dibantu oleh ibunya. Jackson hanya memijat pelipisnya, ia tidak tahu harus berbuat apa sekarang. Perkataan Youngjae sekarang berputar-putar dikepalanya.

Harusnya ia senang sekarang, tapi ia merasa ia tidak bisa menerima kenyataan ini.

"Lo kenapa?" Jackson mengangkat kepalanya, "Hah?"

Jooheon kembali meneguk minuman nya, "Lo kenapa? Kayak enggak seneng gitu kontrak lo bener." Pertanyaan seperti ini yang bikin Jackson bingung mau ngejawab apa.

Jackson hanya tersenyum canggung. "Eunbi gimana?" Ia mencoba untuk mengalihkan pembicaraan.

"Hm, dia baik-baik aja," Jooheon pun teralihkan. "Dia juga salah satu alesan gue mau balik ke Korea—" Jooheon tersentak, ia seperti mengingat sesuatu. "—lo masih lost contact sama Hani noona?"

Hani—salah satu orang yang berasal dari tim fencing Korea. Dulu, Jackson pernah meminta kepadanya untuk dicarikan tempat tinggal di Korea.

"Iya, apa kabar dia?" Jackson meneguk air putihnya, mencoba untuk terlihat cool.

"Mau nikah dia." Jackson langsung tersedak, "Lo juga enggak tahu ya, kalo dia jadi guru?"

Jackson mengusap bibirnya, "Cewek kek dia? Jadi guru? Ngajarin gue aja belom bener." Jooheon mengangguk setuju, "Gue aja enggak tahu kenapa calon suaminya mau sama dia. Hani noona tuh cewek ter-absurd yang pernah gue temui."

"Tapi dia baik," ujar Jackson.

"Banget bor," dan Jooheon menyetujui.

Lalu, hening sebentar. Jackson berharap agar Jooheon kembali memulai topik, karena ia tidak mau kembali terjebak dengan perkataan Youngjae di kepalanya.

Jooheon teringat sesuatu, lagi. "Oiya, gue dateng bawa ini," ia membungkukkan badan nya, mencoba untuk mengambil sesuatu yang ada dibawah meja tersebut. Saat ia kembali menegakkan badan nya, Jackson melihat sebuah tas.

Tas yang amat ia kenal.

"Itu—"

"Mama ngasih ini ke gue," Jooheon memberikan nya kepada Jackson, "Dan gue yakin ini buat anaknya."

Tas tersebut sudah lama terjebak dikamar Jackson dirumahnya, Hongkong. Terakhir kali Jackson melihat tas tersebut, saat ia pulang dari pertandingan terakhirnya. Saat ia meminta izin untuk istirahat dan merantau ke Korea.

Tangan nya menarik ritsleting tas tersebut . Ia melihat kostum atletnya, masih lengkap dengan bendera negara kesayangan nya. Dan juga, pedang lancipnya.

"Itu pedang yang lo pake buat ngalahin gue kan," Jackson menatap Jooheon yang sedang tersenyum kecil. Ia kembali menutup tas tersebut dan mengucapkan terima kasih kepada Jooheon.

"Gapapa. Gue hanya menjalankan misi dari Mama Wang," ujarnya dengan tawa kecil. "Gue cuman minta kalau sekarang itu dunia fencing udah beda banget. Gue mau, lo balik lagi."

Jackson terdiam. Ia tidak pernah se-sensitif ini dengan topik olahraga kesukaan nya. Tapi, ia tahu kalau Jooheon masih mengikuti berita-berita terakhir tentang olahraga itu. Ditambah dengan dia tinggal di Hongkong sekarang.

Perkataan Jooheon hanya bisa dibalas dengan senyuman tipis Jackson, "Gue bakal berusaha."





































tugas sklh udh kayak draft wattpad.
40 lebih.

revival ㅎ jackson✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang