Gorgeous - 5

4.5K 211 14
                                    

"Aku tak harus menjelaskan apa-apa, semuanya persis seperti yang kamu lihat, Jo," Nash melirik Rios di belakang. Pria itu tidak tahu apa-apa tapi secepatnya akan tahu. Mungkin malam ini juga Nash akan menceritakan faktanya pada dua sahabatnya itu.

Daniella membuka kaca mobil. "Bagaimana ini?"

"Pulanglah."

Meskipun khawatir dengan Nash, Daniella mengulas senyum pada Jonathan dan Rios, melajukan mobilnya meninggalkan parkiran. Daniella tidak bisa ikut campur karena mereka adalah teman-teman Nash. Ketika kejadian yang lebih besar terjadi, di situ ia bisa ikut campur—kejadian yang belum berani ia bayangkan.

-

Tiga pria mulai asyik berbincang di sana, sesekali meneguk gelas berbuih yang dituang dari dalam botol berwanarna bening. Berhasil mendapatkan pekerjaan yang mereka inginkan di tempat yang sama belum sempat mereka rayakan sebelumnya. Malam ini mungkin mereka baru menemukan waktu yang tepat, jika Nash bisa bilang ini adalah good time.

Jonathan melempar satu kacang dari mug unik bergambar mickey mouse. Tempat yang biasa mereka datangi ini bukan club yang hingar bingar dengan kebisingan, hanya bar sejenis kafe tapi menyediakan minuman beralkohol dengan kadar ringan.

"Jadi sejak kapan kalian mulai, Nash?" akhirnya Nash mendengar pertanyaan itu. Ia tahu tujuan Jonathan mengajak mereka untuk keluar sebentar adalah untuk hal ini. Nash sebenarnya senang jika sahabatnya itu membicarakannya perlahan dengan pikiran yang tenang—tidak semata-mata menerjang ketika melihat apa yang di depan mata. Percayalah, ketika pikiran jernih akan lebih mudah menyelesaikan masalah.

Nash menarik napas. Rios yang acuh tak acuh disikut oleh Jonathan. Jelas saja, Rios belum tahu apa yang terjadi.

"Ok, aku harus memulai ini dari awal supaya kalian bisa menilai dan kuharap aku mendapat saran dari kalian," Nash memulai bercerita dari bagaimana tatapan mereka pertama kali bertemu hingga hubungan yang mereka jalani saat ini.

"Shit!"

Jonathan dan Nash serempak menoleh pada Rios dengan heran. Rios baru saja mengumpat.

"Apa yang kau lihat, Jo? Kenapa kau tidak memanggilku tadi?" sepolos pantat bayi kata-kata itu keluar. Nash rasanya ingin mengumpat. Untung saja ia belum merestui adiknya pada di brengsek ini.

Jonathan berdecak. "Iya juga sih. Soalnya tadi itu benar-benar bukan Nash yang selama ini kita kenal. Jarang-jarang melihat Nash memanjakan dan begitu perhatian pada wanita selain Nagita."

Nagita si adik kesayangan disebut-sebut membuat Rios mengelus dada. Nagita sudah biasa disaksikannya dimanja Nash, padahal ia juga ingin sekali memanjakan anak itu.

"Si Rios langsung kangen hahaha," tawa Jonathan. Jonathan memang pantas jadi raja bully di samping raja gombal. Nash merasa kasihan juga pada Rios. Mungkin besok-besok ia harus mulai berpikir memberikan sedikit kelonggaran pada pasangan tak direstui itu. Nash tahu, Nagita adiknya juga sayang sama Rios. Anak itu pernah mengatakannya sendiri pada Nash dan anak itu menurut saja saat Nash memberitahukan alasannya melarang adiknya itu pacaran.

"Lanjut tidak ini ceritanya?" Nash mengambil alih, kasihan Rios dibully terus.

"Jadi sejak kapan kalian memutuskan memulai? Kenapa malah dimutasi kalau si bos cantik itu suka sama kamu?"

"Kalau hubungan kami bertahan lama, ujung-ujungnya pasti akan ketahuan entah kapan itu terjadi, dan aku tidak mau difitnah sudah melakukan hubungan sejauh apa dengan Ell karna kami satu ruangan." Jelas Nash.

Rios nyengir, "bahaya juga sih kalau pasangan agresif seperti kalian tinggal satu ruangan,"

Nash tidak membantah dan Jonathan juga mengangguk setuju. Ketika di parkiran tadi jelas ketahuan kalau Daniella begitu menyukai sahabatnya yang beruntung itu. Sedangkan Nash adalah pria, mau sepolos apapun mereka yang belum terjamah seks tetap saja harus hati-hati. Bukan masalah dewasa tidaknya, tapi orang-orang bisa berkata apa saja soal aib.

GorgeousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang