Gorgeous - 19

2.6K 122 12
                                    

Seminggu berlalu sejak kejadian pengusiran Nash pada Rios dan ledakan kemarahannya pada adik kesayangannya. Ibunya merasakan keanehan pada kedua anaknya namun sepertinya mereka lebih memilih menyembunyikannya. Nash mengantar jemput Nagita kemanapun gadis itu akan pergi.

Begitupun dengan Daniella, entah bagaimana kabar wanita itu Nash tidak tahu. Sejak pagi ia meninggalkan Daniella di rumah sakit ia kehilangan keberanian menemui wanita itu. Semua orang memusuhinya termasuk sahabat-sahabatnya. Jonathan sehari setelah insiden pertengkarannya dengan Rios mendatanginya lalu menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Namun pikiran kalutnya malah membuat Nash melampiaskan kemarahannya pada pria tak bersalah itu.

"Mereka hanya berciuman dan kau bertingkah seolah Rios memperkosa Nagita!" Jonathan kalap melihat tingkah berlebihan Nash. Usia dua puluh dan Nagita masih diperlakukan seperti anak kecil.

"Ya, semua berawal dari hal kecil. Jika aku tidak datang Rios bisa saja sudah memperkosanya!"

"Dan mereka adalah orang dewasa yang sudah bisa mempertanggung jawabkan perbuatannya." Jonathan lagi-lagi menyatakan pikiran realistisnya. "kenapa kau tidak berkaca pada dirimu sendiri? Dengan apa yang kau lakukan pada Daniella?"

Nash mendengus. "itu berbeda."

"Ya tentu saja berbeda. Kau kekanakan dan Rios jauh lebih dewasa cara berpikirnya."

__

Nash mengubah ekspresinya semakin kesal mengingat perdebatannya dengan Jonathan. Nagita, Rios, Daniella dan Jonathan sekarang menjadi lawannya. Pria itu menghentikan langkahnya di pintu otomatis yang terbuka di hadapannya.

Apa yang dilakukan wanita itu di tempat kerjanya dengan keadaan seperti itu?

Nash tidak bersiap dengan Daniella yang berbalik kemudian berjalan ke arahnya. Wanita itu tampak kewalahan dengan sekumpulan map di tangan kirinya dan kruk di tangan kanannya. Nash bermaksud akan membantunya namun terhenti oleh satu panggilan menyerukan nama Daniella.

Daniella tersenyum manis menunggu pria itu menghampirinya.

"Apa yang kau lakukan di sini? Aku sudah lama tidak melihatmu."

Nash menaikkan badan melihat tingkah pria itu yang langsung mengusap kepala Daniella.

"Urusan kerja." Jawab pria itu. Daniella kembali tertawa.

"Sepertinya yang bisa mempertemukan kita hanya urusan kerja." Gelaknya. "aku baru selesai membicarakan sesuatu dengan Davikah."

Pria yang sudah menjadi teman bagi Daniella itu mengangguk paham. Anggara adalah teman sekaligus rekan kerjanya. Namun sama seperti Davikah, kesibukan membuat mereka susah bertemu dan mirisnya hanya urusan pekerjaan yang bisa mempertemukan mereka.

Anggara melirik pada kaki Daniella.

"Kecelakaan kecil," Daniella mengeluarkan cengiran kecil. Anggara adalah teman dekatnya yang memperlakukannya layaknya adik. Sebelum pekerjaan menyibukkan mereka.

Anggara dengan cepat mengambil tas serta map-map dari pegangan Daniella. Pria itu tampak menggerutu menyalahkan orang tua Daniella karena membiarkannya bekerja dengan kondisi seperti itu.

"Percayalah, mereka berusaha mengurungku di kamar." Daniella tertawa geli. Lengannya melingkar di lengan Anggara. Tawanya langsung surut saat berpapasan dengan Nash. Namun wanita itu tampaknya sudah membangun benteng, ia merubah ekspresinya secepat kilat.

Nash menelan ludah. Di saat-saat Daniella bersikap seakan tak mengenalnya seperti ini adalah awal dari kegoyahannya. Saat bersama wanita itu ia merasakan jarak dan ingin menjauh darinya, namun saat jarak itu tercipta Nash seakan tidak siap. Lebih tepatnya tidak rela.

GorgeousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang