"Kalau penuh begini kenapa dipaksa masuk?"
"Ini jam pulang kerja, Kak. Jadi setiap bus pasti akan penuh." Jawab Nagita. Ia mengeratkan genggaman tangannya di lengan pria itu ketika bus akan berhenti.
Pria itu adalah Rios. Rios sengaja menunggu Nagita pulang tadi karena ingin bersama gadis itu pulang. Entah sudah berapa hari ia tidak bertemu Nagita karena pekerjaan barunya lumayan menyita waktu. Sedangkan menemui Nagita sepulang kantor ke rumah gadis itu sama saja mencari perkara dengan Nash.
"Kak Rios darimana? Bukannya tempat kerja kakak sama kak Nash sama ya?" tanya Nagita yang dibalas anggukan oleh Rios. Pria itupun tahu apa maksud dari pertanyaan gadis yang kini memegang lengannya.
"Hmm, itu, kakak kangen sama kamu. Mau tidak mau cara ini satu-satunya yang bisa kakak lakuin supaya bisa ketemu sama kamu." Jawab Rios dengan jujur. Bukan rahasia lagi buat Nagita dan juga Nash atau Jonathan soal perasaannya pada adik sahabatnya itu. Tapi sayangnya tak semudah harapan untuk bisa mendapatkan hati Nagita. Belum lagi harus meluluhkan Nash terlebih dahulu karena Nash benar-benar sangat selektif soal siapa saja yang boleh menjalin hubungan dengan adiknya.
Nagita tersipu malu dengan jawaban Rios. Begitupun dengan Rios yang terlihat mengusap punggung lehernya. Sedikit mencengangkan memang mengingat usia Rios yang sudah jauh di atas Nagita, namun pria itu masih malu-malu. Untung saja sifat pendiam dan malu-malunya tidak separah Nagita. Karena jika iya, maka akan sulit mempertemukan dua sifat malu-malu di antara mereka. Bisa-bisa sampai kisah ini tamat pun, tidak akan ada hubungan di antara Rios dan Nagita.
__
"Kakak tidak mampir dulu?"
Rios menggeleng. Mengingat Nash akan banyak bertanya nantinya jika ia sempat dilihat pulang bersama Nagita.
"Akan panjang urusannya kalau kakak ikut masuk." Jawab Nash. Nagita mengukir senyum, paham betul dengan maksud pria tampan di hadapannya. Gadis itu sekarang bingung, antara ia langsung masuk saja atau harus berbasa basi sebelum Rios pergi dari sana.
"Uhm, kalau begitu aku masuk, Kak."
"Ya, masuklah, sudah malam." Rios mengusap ujung kepala Nagita kemudian mendorong pelan punggung gadis itu agar masuk. Ketika Nagita akan menutup pagar, Nash memanggil gadis itu dengan pelan, namun Nagita masih bisa mendengarnya sehingga gadis itu berbalik.
"Kamu harus ingat kalau kakak sangat mencintaimu. Jadi kakak harap kamu tidak akan berpaling sampai kakak bisa membuat Nash yakin sama kakak." Kata Rios. Meskipun Nagita tak menjawab, melainkan langsung berlalu dari sana, namun Rios berharap gadis itu akan mengabulkan permintaannya.
__
Rasanya memberikan gelar monsterday pada hari senin memang pantas. Bukan hanya bagi anak-anak sekolah yang harus menghadapi upacara namun hampir buat semua orang. Misalnya buat pasangan yang masih menggebu-gebu ini; siapa lagi kalau bukan Nash dan Daniella.
Daniella terlihat mondar mandir di sekitar tangga darurat. Tadi pagi ketika ia bangun ia sudah memberi tahu Nash agar datang lebih cepat. Rupanya ketika ia melirik jam di tangannya yang jelas-jelas sudah menunjukkan jam 08.00, Nash belum juga tiba di sana. Akan sangat memalukan kalau karyawan-karyawan yang lain melihatnya seperti itu. Biar bagaimanapun Daniella masih bos yang harus di segani.
Sosok tinggi dengan kemeja putih yang melangkah menuju tempat ia berdiri akhirnya membuatnya menghela napas. Kakinya menghentak menandakan jika wanita itu sedang kesal.
"Darimana saja kau?" katanya dengan menahan jeritannya di tenggorokan. Matanya berkelana ke sekeliling takut-takut jika ada karyawan yang melihat mereka. Nash dengan statusnya sudah dipecat dari sana tentu saja akan membuat gosip lain muncul. Ditambah lagi dengan Daniella yang belum buka mulut perihal hubungan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gorgeous
RomanceAda aturan dalam perusahaan yang dipimpin Daniella yaitu tidak diperbolehkan adanya hubungan asmara yang terjalin antara karyawan perusahaan, tanpa terkecuali. "Nash," "Iya?" "Jika seandainya kita yang memiliki hubungan, apakah saya harus memecat ka...