HIATUS
[HIGHEST RANK]
#2 in borntobeat
#4 in boygrup
7 pria yang bercita cita menjadi Idol dan bakatnya di akui semua orang di dunia.
Tanpa memutus ikatan tali persahabatan.
Mereka tak boleh egois.
Tetapi tak semudah itu.
--------------
BtoB fanfict...
Aku memasuki halaman Woollim Ent, agensi yang menaungi noona. Memarkirkan mobilku di tempat parkir yang tersedia disana.
Aku memasang sebelah earphoneku, sambil mengetik pesan untuk di kirimkan ke noona.
14:32- Eodi?
Jamkkan -14:37
Melihat sekilas notif pesan masuk dari Joo-noona.
Aku mematikan mesin mobil, lalu beranjak ke luar.
"Loh kenapa dimatikan mesinnya?"
Ternyata noona sudah disini.
"Eoh, noona aja yang nyetir. Gue ngantuk, ntar oleng" ujarku sambil melambungkan kuncinya ke arah noona yang berhasil mendarat di tangannya dengan sempurna.
"Good" ujarku lagi, noona tampak kesal karena kelakuanku. Tapi aku tak peduli, langsung saja aku duduk manis di kursi penumpang.
Noona mulai mengendarai mobilnya meninggalkan halaman gedung agensinya. Aku memejamkan mataku sambil fokus mendengarkan lagu.
Gakkeumeun jago ireonamyeon Eoril ttaeui naro doragago sipgeodeun Himeul nael suga eopseul ttaen igyeonaeya Hae boneun nuni neomu manhgeodeun So everything’s good So everything’s good Nareul itji ma itji ma itji ma Everyth-
Aku sedikit terkejut karena earphoneku yang tiba tiba lepas sebelah. Eoh aniya, lebih tepatnya di lepas paksa oleh noona. Aku melirik sekilas.
"Ya! Lo ga dengerin gue ngomong?" Omelnya.
"Mwoyaa?" kataku malas lalu menutup kembali mataku.
"Gue ada pemotretan malam ini. Lo makai mobil ga? Kalo ga, mau gue bawa"
"Pakai aja" ujarku hampir bergumam karena sebagian dari jiwaku mungkin sudah di alam bawah sadar. Aku ngantuk sekali.
Jamkkan. Aku membuka lagi kedua mataku.
"Noona"
"Hn?"
"Berapa bayaran lo sekali melakukan pemotretan?"
"Hmm, tergantung sih"
"Paling banyak?"
"Sekitar satu juta won"
"Woahh jjinja? Selama sebulan, bisa berapa kali lo melakukannya?"
"Tiga sampai lima kali"
Aku tersenyum simpul mendengar jawaban noona.
"Wae??" Ujarnya bingung dengan tingkah dan moodku yang berubah tiba tiba.
Aku menggeleng cepat.
"Bikin gue merinding aja" ujarnya lagi.
"Nanti gue kasih tau" ujarku.
"Eonje?"
"Nanti"
"Aishh anak ini" Joo-noona menjewer telingaku.
Aku memekik kecil sembari mengusap usap telingaku. Menatap kesal ke arah noona.
.
Sampai di rumah, aku langsung masuk kamar. Melemparkan tasku sembarangan, menelentangkan badanku di atas ranjang, menarik napas panjang~
BRAK!
"Woh! kkamjagiya!"
"Ke lantai bawah sekarang" - Joo-noona.
Aku menurut dan langsung turun ke ruang tengah. Appa dan Eomma juga disana. Aku melihat eomma mengunci kopernya rapat.
Koper?
Appa yang menyadari kebaradaanku, bangkit dari duduknya.
"Irun-ah, kenapa hanya berdiri disitu? Bantu eomma masukkan koper ke bagasi mobil"
"Eh? Nde!"
"Irun-ie, appa sedang dipindah tugaskan ke luar kota. Eomma akan menemani appa disana. Ini sangat mendadak, mungkin eomma agak lama disana. Tak apa kan kamu tinggal dengan Joo?" -eomma