BAB 2 (TERJEBAK)

3.9K 221 22
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Bel sekolah SD Sukamaju terdengar lantang siang itu, semua siswa berhamburan riang gembira keluar dari sekolah menuju ke rumah masing-masing, begitupun dengan Radit. Ketika ia berjalan riang sendiri, tiba-tiba ia dicegat oleh sekumpulan pemuda, 3 orang jumlahnya dan semuanya lelaki.
"Dek, namanya siapa?" tanya ramah si pemuda yang badannya berotot
"Radit kak. Kenapa Kak?" jawab polos Radit
"Adek mau uang ga?" iming-iming si pemuda kedua yang berkulit hitam berbadan tegap.

Radit pun tergoda dengan uang, pikirnya lumayan kalau dikasih uang untuk nambah-nambah tabungan emaknya dan untuk makan mereka
"Uang? Mau Kak" angguk Radit senang
"Tapi ada syaratnya Dek" jawab si pemuda kedua
"Syaratnya apa Kak?" tanya Radit bingung
"Adek harus pijitin kita bertiga di rumah Kakak. Gimana?" kata si pemuda ketiga yang berbadan gempal

Radit berpikir sejenak dan akhirnya menyetujui permintaan Kakak itu.
"Boleh kak, tapi Radit ijin ke Emak dulu ya" jawab Radit
"Ga usah Dek, kan mijet nya juga bentar ga bakal lama. Nanti kasian Adek kalo minta ijin dulu, jadinya bolak balik terus ntar capek" jawab si pemuda kedua
"Iya juga sih Kak. Tapi cuma sebentar kan kak?" tanya Radit memastikan
"Iya Dek" jawab si pemuda pertama.

Radit pun akhirnya tergoda dengan iming-iming uang dan mengiuti ketiga pemuda tersebut. Ia diajak ke sebuah rumah yang didalamnya sepi tak ada orang lain selain mereka.
"Hayu Dek mijitnya dikamar aja" kata si pemuda pertama
"Iya Kak" jawabnya polos
Radit dan ketiga pemuda itu pun masuk kedalam kamar dan si pemuda kedua mengunci kamar tersebut.
"Loh? Kok dikunci Kak?" tanya Radit bingung
"Gapapa Dek" jawab si pemuda ketiga.

Mereka bertiga lantas membuka seluruh pakaian mereka hingga telanjang.
"Loh? Kok kakak-kakak pada telanjang sih?" tanya Radit bingung
"Gerah Dek. Adek juga telanjang aja biar ga gerah. Gpp, kan kita semua cowok, gausah malu-malu" ujar pemuda kedua
"Gausah Kak, Radit ga gerah" tolak halus Radit.
“Udah, buka aja Dek” ujar si pemuda pertama.

Mereka membuka paksa baju dan celana seragam sekolah Radit hingga ia bertelanjang bulat memperlihatkan kulitnya yang putih dan halus. Radit yang sudah menolak tak bisa berontak karena tenaga dari ketiga pemuda itu pasti jauh lebih besar darinya.

Tanpa dikomando, ketiga pemuda itu pun menggerayangi tubuh mungil Radit
"Kak? Kakak mau ngapain?" ujar Radit was-was
"Udah Adek diem aja, Adek harus bikin kita-kita puas ya Dek. Adek manis banget” goda si pemuda ketiga

Radit dicium, di sentuh, bahkan disodomi oleh tiga penis pemuda tersebut. Karena mengalami syok, Radit tidak memberontak dan hanya bisa pasrah menahan semua nyeri dan perih yang teramat sangat. Ia hanya bisa memejamkan matanya dan berharap agar ini segera berakhir supaya ia bisa cepat pulang dan menemui Emaknya.
‘Emak, Radit ingin pulang Mak’ jerit Radit dalam hati.
‘Tuhan, tolong Radit’ pintanya dalam hati sembari terisak tangis menahan nyeri

Setelah pelecehan tersebut, Radit diberi uang Rp 150.000 oleh ketiga pemuda tersebut. Ketiga pemuda tersebut juga mengancam agarRadit tidak memberi tahu siapapun mengenai kejadian hari ini.

Radit saat ini tengah berjalan gontai menuju rumahnya yang berjarak 2 kilometer dari tempat ia disetubuhi oleh ketiga pemuda tadi. Radit ingin menangis tetapi air matanya tidak keluar. Air mata Radit sudah terlanjur kering karena semua kejadian yang telah ia alami. Senyum yang selalu tergurat di bibirnya kali ini tak terlihat karena kesedihan yang memuncak.

'Tuhan, tolong Radit'

[✓COMPLETE] Tersingkir (Sebuah Penggalan Kisah Hidup)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang