Setelah istirahat dan beribadah sejenak Radit langsung kembali ke dapur, takut Nyonya nyariin dia. Sesampainya di dapur Nyonya Ratih memanggilnya
"Dit, Radit"
"iya Nyonya" Radit menghampiri Nyonya Ratih di ruang tengah tempat berkumpulnya ibu-ibu arisan.
"Tolong bikinin sirup lagi ya, ini sirupnya udah habis"
"Iya Nyonya" Ucap Radit sambil mengambil teko kaca itu dan bergegas kedapur untuk membuat sirup."Eh Ratih, itu asisten rumah yang baru? Manis dan imut banget Tih" Ucap salah satu ibu cantik yang berkerudung
"Iya, dia direkomendasikan sama suami aku. Kasian, dia Cuma sendirian, emaknya udah ga ada, terus katanya gubuknya digusur. Dia juga sampe putus sekolahh dan kerja jadi pemulung dan ojek payung."
"oh gitu, terus suami kamu bisa kenal dia dimana Tih?" Tanya penasaran si ibu cantik yang rambutnya digerai
"Jadi dia pernah nolongin mas Hendra. Tau kan waktu aku cerita kalo Mas Hendra tas nya digondol maling? Nah, dia yang ngegebuk maling itu sampe ketangkep deh sama warga." Ucap Ratih menjelaskan
"ooh" ibu-ibu itu beroh ria.Raditpun datang dengan membawa teko yang berisi minuman sirup dingin.
"Ini Nyonya minumannya" Ucap Radit sambil menaruh teko itu di meja.
Radit tak sadar kalau sedari tadi ia diperhatikan oleh seseorang. Ia diperhatikan oleh seorang wanita cantik yang berwajah teduh. Setelah Radit menaruh tteko itu ia langsung bergegas ke dapur lagiTiba-tiba ibu yang berkerudung berbicara kepada wanita yang berwajah teduh itu
"Eh, gitu banget liatinnya."
"e-eh, aku kasian aja liatnya, asih muda tapi hidupnya udah seberat itu" ucap wanita berwajah teduh itu. Tiba-tiba (kring kring kring) hp wanita berjawah teduh itu berbunyi
"Eh ibu-ibu, saya keluar dulu ya mau angkat telepon" Ucap wanita berwajah teduh itu
"Iya" Ucap beberapa ibu-ibu"Halo?"
"Bu, saya sudah mendapatkan informasinya. Saya juga sudah menemukan fotonya. Tapi sayangnya anak itu sudah keluar dari sekolah ini beberapa bulan yang lalu." Ucap seorang pria diujung sana.
Deg, deg, deg
"Be-benarkah? Tolong kirim fotonya ya, saya mau lihat fotonya. Tolong cari keberadaan dia sampai ketemu." Ucap wanita berwajah teduh itu
"Baik Bu, saya akan melakukan yang terbaik."
"Ya". Sambungan itu diputus dan tak berapa lama masuk pesan whatsapp dari pria yang ditepon tadi. Alangkah terkejutnya ia melihat foto dan informasi yang dikirimkan pria itu."Ratih, Ratih, Ratih," Wanita berwajah teduh itu memanggil Ratih dan menghampirinya dengan wajah penuh air mata
"Ke-kenapa? Ada apa?" Ucap Ratih khawatir.
"Aku mau bicara berdua Ratih" Ratih pun membawa wanita berwajah teduh itu ke kamarnya. Sesampainya dikamar, Ratih bertanya
"Kenapa Ratna? Ada apa?"
"Di-dia anakku Ratih, Di-dia anakku" Ucap Ratna menangis tersedu sambil memberikan hpnya dan memperlihatkan pesan whatsapp dari pria tadi. Ratih membaca dan melihat foto tersebut di hp Ratna. Mata Ratih membulat dan tangannya menutupi mulutnya
"Y-Ya Tuhan, apakah ini benar Ratna?" tanya Ratih
"Aku belum tahu pasti Ratih, tapi detektif itu mengirim informasi ini" Ucap Ratna
"Syukurlah Ratna, aku senang sekali" Ratih pun memeluk Ratna bahagia.
"Apa kau yakin kalau dia adalah anakmu?" tanya Ratih
"aku yakin Ratih, aku yakin" ucap Ratna penuh keyakinan
Ya, wanita berwajah teduh itu ialah Ratna, Ibu kandung dari Radit."Kamu harus memastikannya Ratna. Cobalah untuk melakukan tes DNA supaya menjadi jelas." Ucap Ratih menyarankan.
"Iya Ratih"
Ratih dan Ratna sudah bersahabat selama 5 tahun ini. Ratih tahu perihal anak Ratna yang ia buang waktu bayi. Ratih pun mengetahui perihal Ratna yang menyewa detektif untuk mencari anaknya yang ia buang dulu, ia bahkan menyewa detektif terbaik di negeri ini untuk menemukan anaknya.
Selama 2 tahun Ratna menunggu dalam ragu, ia bahkan hampir putus harapan mencari anaknya. Ratna berpikir mungkin anaknya itu sudah meninggal.
Ratna sama sekali tak menyangka kalau hari ini ia mendapatkan informasi mengenai kepastian anaknya, ia bisa melihat foto anaknya, bahkan Ratna dapat melihat anaknya secara langsung di rumah Ratih sahabatnya."Ayo Ratna kita kedepan, takut yang lain khawatir" Ajak Ratih
Merekapun kembali ke ruang tengah. Beberapa ibu-ibu menanyakan kenapa Ratna menangis. Ratna menjawab 'tidak apa-apa, tadi hanya sedang kaget saja', merekapun beroh ria mendengar jawaban Ratna. Merekapun melanjutkan acara arisan ituSetelah acara arisan itu selesai Ratna berbicara dengan Ratih.
"Ratih. Aku ingin ngobrol sama anak itu"
"Iya. Pasti kamu kangen banget ya."
"Dit, Radit" Ratih memanggil Radit
"Iya Nyonya. Ada apa?"
"Ini ada temen ibu katanya pengen kenal sama kamu soalnya masakan kamu enak katanya" Ucap Ratih
"Iya, makanan kamu enak banget. Kamu jago masak. Padahal usia kamu masih remaja" Ucap Ratna memuji Radit
"mmm, terimakasih Nyonya kalau makanan saya yang sederhana cocok dilidah Nyonya" Ucap Radit merendah.
Ada rasa sakit teriris dihati Ratna, ia tak mau memanggilnya Nyonya, ia ingin dipanggil Mamah oleh Radit.
"Panggi Ibu aja ya, jangan panggil Nyonya" Pinta Ratna
"i-iya Bu" Jawab Radit
"Ka-kalau boleh tahu nama lengkap kamu siapa nak?" tanya Ratna
"Radit Pratama bu" jawab Radit
"Ka-kamu lahir tanggal berapa nak?" Tanya Ratna penasaran
"Tanggal 14 Januari tahun 2001 bu." Jawab Radit
Deg. Seketika Ratna teringat peristiwa dimana ia melahirkan seorang diri, ia tak kuasa menahan sedih. Ia menangis memeluk Radit dengan penuh kasih sayang, ia menyesal telah membuang anaknya. Ia sakit mengetahui kenyataan hidup yang dialami anaknya.
"ke-kenapa bu?" tanya Radit kebingungan
Ratih pun ikut menitikan air mata melihat pemandangan yang didepannya saat ini
"Nyonya?" Radit menatap Nyonya Ratih dengan penuh tanya
"Bu Ratna sedang kangen sama anaknya Dit." Ucap Nyonya Ratih menjelaskan
Raditpun mengerti dan membiarkan Ibu Ratna memeluknya. Radit juga kangen sama emaknya. Pelukan Ibu ini sehangat pelukan emaknya. Tak terasa air mata Radit pun menetes.
Setelah puas memeluk Radit dan melepas kerinduannya, Ratna melepas pelukan itu. Ratna bertanya kepada Radit
"Kenapa kamu menangis nak?" Tanya Ratna
"Radit kangen emak Radit bu. Emak Radit udah ga ada" Ucap Radit tersendu-sendu.
Ratna pun kembali memeluk Radit, ia menenangkan Radit.Setelah mereka sama-sama tenang Radit pun berbicara
"Terimakasih ya Bu" Ucap Radit
"Justru Ibu yang berterimakasih sama kamu nak. Kamu anak yang baik. Gapapa kan kalau Ibu nanti bakalan sering kesini?" tanya Ratna
"Gapapa Bu" Jawab Ratna
"Gapapa kan Ratih aku bakalan sering main kesini?" Tanya Ratna kepada Ratih
"Ya gapapa lah, kayak ke siapa aja. Kita kan sahabat. Aku malah seneng kalau kamu seneng, aku juga bahagia kalau kamu bahagia" Jelas Ratih
"Makasih ya Ratih. Kamu emang sahabat terbaik aku" Ucap Ratna seraya memeluk RatihSetelah itu Ratna pamit untuk pulang. Hari ini ia sangat bahagia bisa bertemu langsung dengan anaknya yang ia terpaksa buang 16 tahun yang lalu. Walaupun tanpa tes DNA Ratna sudah yakin kalau Radit adalah anaknya. Feeling seorang ibu tak akan salah. Bahkan pertama melihat Radit saat menyambutnya di pintu pun Ratna sudah merasa kalau anak ini sangat mirip dengannya. Terimakasih Tuhan.
[To Be Continue]
✓Saya penulis baru, maaf ya kalau ceritanya amburadul.
✓BAB baru di update setiap hari
✓Minta comment, like, dan sarannya ya.
✓Semoga tulisan saya dapat menghibur kalian semua.
✓Sampai jumpa di BAB selanjutnya.
✓Love u guys
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓COMPLETE] Tersingkir (Sebuah Penggalan Kisah Hidup)
General FictionWARNING!!! (BAGI YANG MAU BACA LIAT TAG DARI CERITA INI) Ketika takdir tak berpihak dan kenyataan seolah mengiris hati dari waktu ke waktu, maka hidup pun akan tergadai dan tak berharga dalam semua pandangan. (Sad story) LANGSUNG BACA KE CHAPTER PE...