BAB 14 (TERULANG)

2.7K 152 25
                                    

Hari berganti hari Radit semakin populer disekolahnya, ia menjadi selebritis di sekolahnya. Bahkan banyak yang mengajak Radit berpacaran. Bukan hanya perempuan saja, tetapi siswa pria pun bahkan banyak yang naksir Radit.

Tak hanya para siswa saja, bahkan guru-guru muda dan guru-guru yang sedang praktik (a.k.a mahasiswa jurusan pendidikan) pun naksir Radit bahkan mereka mencoba peruntungan untuk mengambil hati Radit tapi sayangnya tak berhasil.

Dunia ini masih seimbang. Semakin banyak yang menyukai Radit, maka ada pula yang membencinya. Kebanyakan dari mereka yang membenci Radit adalah siswi perempuan terutama yang senior, mereka merasa popularitas mereka tersaingi semenjak Radit nongol. Mereka bahkan sempat mau melabrak Radit tapi banyak siswa yang justru melindungi Radit sehingga mereka gagal melabrak Radit.

Sejujurnya Radit tidak nyaman dengan hal ini namun dia bisa apa? Cindy pun kelimpungan karena setiap hari ada saja siswa laki-laki ataupun perempuan yang minta dicomblangkan dengan Radit, karena mereka tahu bahwa Cindy adalah satu-satunya sahabat Radit. Setiap hari ada saja yang menitipkan coklat, bunga, makanan, bahkan hadiah-hadiah ke Cindy untuk diberikan kepada Radit.

Radit selalu menghargai pemberian dari mereka, Radit selalu menerima apa yang mereka berikan. Karena sayang, mubazir kalau dibuang, hehehe.

Bahkan Cindy menyarankan kepada Radit untuk memiliki pacar supaya tidak diganggu atau digodain lagi sama mereka, tapi Radit selalu bilang bahwa ia belum siap dan ingin fokus belajar.

================================

Petang ini seperti biasanya Radit membantu mbok Darmi memasak untuk makan malam. Masakan pun sudah tersusun di meja makan

"Mah, ayo makan dulu"
"wah, makanannya udah siap sayang?"
"Iya mah"

Ting tong, ting tong
Ratna membukakan pintu itu karena mbok Darmi sedang ke kamar mandi dan Radit sedang membuat teh.
"iya sebentar"
"eh, Rachman, masuk man" Ucap Ratna kepada Pacar putrinya itu
"i-iya Tante. Maaf kalau Rachman mengganggu. Rachman mau balikin buku matematika Putri Tante." Ucap Rachman menjelaskan maksud kedatangannya.
"Putri nya lagi keluar man, katanya mau ke temennya. Sambil nunggu Putri pulang kamu makan malam disini aja ya." Ajak Ratna
"Ta-tapi Tante"
"gapapa, gausah sungkan sama Tante mah. Tante kan gak galak. hehehe"
"i-iya Tante" Rachman pun mengiyakan tawaran Ratna untuk makan malam dirumah ini

Rachman dan Ratna pun menuju ke meja makan.
Radit sempat tertegun melihat kedatangan Rachman. 'mau ngapain dia disini?'
Seolah dapat membaca pikiran Radit, mamahnya menjelaskan
"Radit mau ngembaliin bukunya Putri, terus sekalian mamah ajak untuk makan malam disini, biar rame"
"oooh"
"Ayo Rachman dimakan. Ini masakan Radit loh."
"I-iya Tante"
"Masakan Radit enak loh man. Eh, kan Radit pernah kerja di rumah Ratih. Pasti kamu juga udah tau gimana masakan Radit hehehehe. Tante lupa"

Kring kring kring (suara HP Ratna)
"Halo?"
"iya"
"sekarang banget nih?"
"yaudah aku meluncur kesana."

"Sayang. Kayaknya mamah gabisa makan malem bareng. Tadi mamah dapet telepon ada rapat dadakan sama klien. Kalian makan berdua aja ya. Dadah"
"iya mah hati-hati"
"Rachman temenin Radit ya."
"iya Tante. Hati-hati dijalan"
"iya. assalamualaikum" ucap Ratna
"waalaikumsalam" jawab Radit dan Rachman
Ratna pun pergi dari meja makan dan bergegas ke tempat rapat.

Kecanggungan pun terjadi diantara mereka, hingga
"Makanannya enak" Ucap Rachman memuji singkat makanan Radit yang rasanya memang enak
"ma-makasih" Jawab Radit singkat

"Dit, lu masih marah sama gue?"
"ng-nggak kok. Kenapa harus marah"Jawab Radit
"hmmm"
"aku ke kamar dulu ya" Radit hemdak pergi ke kamarnya tetapi tangan Rachman mencegah Radit, Rachman memeluk Radit erat
"Gu-gue sayang sama lu Dit"
Radit hanya bisa diam dan memejamkan matanya saat Rachman hendak mencium bibirnya

[✓COMPLETE] Tersingkir (Sebuah Penggalan Kisah Hidup)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang