Ini chapter terakhir, maaf kalau kurang seru.
Saran : baca chapter ini pelan-pelan dan dihayati.
Minta vote dan commentnya.
Semoga terhibur.================================
"Ma-mah" Radit akhirnya siuman dan memanggil mamahnya
"Sa-sayang?"
"Maafin Radit mah" Radit terisak menangis menatap kedua mata mamahnyaRatna memeluk anaknya dengan erat dan terisak
"Mamah yang harusnya minta maaf karena mamah ga jagain kamu sayang. Kamu harus kuat sayang. Kamu harus kuat"Radit berubah, ia menjadi tertutup dan sangat pendiam, ia jarang makan dan tubuhnya terlihat semakain kurus. Dimalam hari ia bahkan sering terbangun dan menjerit-jerit mengingat semua peristiwa-peristiwa yang telah menimpanya. Radit benar-benar tersiksa dengan kondisinya.
Radit merasa sangat hina. Air yang digunakannya untuk mandipun takkan sanggup membersishkan kotoran ini. Radit menjadi manusia paling najis dimuka bumi. Ia tak ingin orang lain menyentuh tubuhnya yang amat kotor.
Radit termenung menangis diam ketika melihat kasusnya menjadi pemberitaan viral di Televisi. Kini semua orang tahu mengenai Radit yang kotor, mengenai Radit yang sudah dilecehkan dan dicabuli. Radit tak akan memiliki teman lagi. Hanya Cindy yang pernah menjenguk Radit, itupun hanya sekali, sedangkan yang lain tak ada yang menjenguknya. Begitupun dengan Rachman, ia bahkan tak menjenguknya, pasti Rachman juga sudah merasa jijik kepadanya.
Hari-hari Radit terasa begitu hampa, ia sering menatap kosong dan tiba-tiba menangis dalam diam. Senyum manis yang tergurat di bibirnya sekarang sudah tak dapat dilihat orang lain. Radit hidup bagaikan mayat hidup.
================================
Hari ini adalah hari putusan hakim atas terdakwa dalam kasus penculikan dan pencabulan terhadap Radit Pratama. Ke 10 orang terdakwa memasuki ruang persidangan.
Hakim memutuskan mereka bersalaah dan mendapat kurungan penjara selama 15 tahun.
Ratna terisak bahagia mendengar putusan hakim ini.
"Radit, mereka sudah dihukum nak. Semoga kamu bahagia disana"
Ratna menabur bunga diatas sebuah pusara. Ratna menangis memeluk pusara anaknya.================================
Flashback
Hari ini Radit tampil begitu rapi dan manis, wajahnya sangat bersih dan bercahaya seperti malaikat, meskipun tatapan dimatanya terlihat masih kosong. Ia memakai kemeja dan celana hitam panjang. Kemarin ia meminta Mamahnya untuk menemani berziarah ke makam emaknya (Rukmini).
"Manis banget anak mamah hari ini" puji Ratna
"Ayo mah" ucap Radit lemah
"Iya sayang"Mereka bergegas menuju makam Rukmini. Tak lupa mereka membawa bunga dan air mawar juga. Didalam mobil Radit tak berbicara sepatah kata pun padahal mamahnya bercerita mengenai banyak hal tapi Radit tetap tak bergeming dan hanya menatap kosong kedepan.
Sebelum turun dari mobil ia sempat mengucapkan sesuatu kepada mamahnya
"mah, terimakasih ya. Mamah jangan sedih lagi."
Ratna termenung mendengar ucapan Radit. Suara Radit yang halus dan wajah Radit yang bercahaya seolah menghipnotis Ratna.Radit meburkan bunga dan air mawar yang dibawanya ke pusara emaknya. Radit sangat rindu emaknya. Ia bahkan memeluk pusara emaknya.
Ratna mengusap punggung Radit"Tuhan, Radit ingin bertemu Emak" ucap Radit
Radit seperti merasa tertidur dalam dan tak bisa bangun. Tetapi ia masih bisa mendengar suara mamahnya yang menangis memanggil namanya.
"Dit, Radit, sayang? Bangun sayang" Ratna panik karena anaknya tidak meresponnya, ia tidak merasakan denyut jantung ataupun nafas anaknya. Ratna menangis menjerit meminta tolong.
Warga disekitar berdatangan dan membawa Radit ke RS. Ratna terus menangis tak mau kehilangan anaknya. Sampai akhirnya seorang dokter keluar
"Bagaimana kondisi anak saya?"
"Maaf bu, anak ibu sudah tiada. Sejak dia dibawa kesini dia sudah tiada bu." Ucap dokter itu menerangkan hal yang tak ingin Ratna dengar.
Kakinya lemas seketika dan ia bersimpuh lalu menjerit menangis kehilangan
"Radit, Radit, Jangan tinggalin mamah sayang, jangan tinggalin mamah. Mamah sayang sama Radit"Ratna mendekap memeluk tubuh Radit yang sudah tiada, ia tak mau berpisah dengannya.
Ratih pun berusaha menenangkan Ratna agar ia bisa bersabar menghadapi ini semua
"Ratna, kamu harus tenang. Radit pasti sudah bahagia disana. Kita harus merelakan Radit. Kalau kamu seperti ini Radit akan sedih Ratna."
Ratna menangis dalam pelukan sahabatnya. Ratna tak menyangka bahwa Radit akan meninggalkannya secepat ini. Rasanya baru kemarin ia bertemu dengan anak kandungnya yang dulu ia buang. Ratna merasa bersalah dan berdosa kepada Radit karena tak dapat membahagiakan anak kandungnya itu.Sesampainya dirumah, Ratna masuk ke kamar itu, ia masuk ke kamar Radit yang tertata rapi dan harum Radit masih menyibak di kamar ini. Air matanya jatuh teringat Radit. Ratna melihat amplop yang ada diatas meja belajar Radit, amplop itu bertuliskan (Untuk Mamah). Ratna lantas membukanya dan menemukan sebuah surat. Ia membaca surat dari Radit dengan seksama.
================================
Isi Surat dari Radit untuk Mamahnya
Mah, Bagaimana kabarnya? Mamah jangan sedih ya kalau Radit sudah tak ada. Mamah harus tabah. Radit tak tahu kenapa ingin rasanya menulis surat ini untuk mamah. Radit merasa kalau Radit akan pergi jauh. Kemarin Radit mimpi ketemu Emak Mah. Emak bilang kalau gubuknya sudah direhab, emakpun menawari Radit untuk tinggal digubug. Mah, Radit pengen tinggal bareng emak digubug. Bukannya Radit tak sayang sama Mamah, tapi rasanya sudah saatnya Radit pergi.
Radit tak pernah marah mengenai masa lalu Radit, Radit sudah memaafkan Mamah. Mamah jangan merasa bersalah lagi. Mamah jaga kesehatan ya mah, jangan sampai sakit. Radit sayang Mamah. Radit pamit mah.
Salam cinta dan sayang dari anakmu, Radit
================================
Ratna menangis membaca surat yang ditulis olleh Radit.
'Tuhan, Kenapa harus anak hamba?'================================
Padang rumput ini sangat indah, banyak pepohonan rindang dan banyak bunga berwarna warni. Dipinggir padang rumput terdapat gubuk kecil yang sangat indah. Terlihat seorang anak lelaki berwajah manis sedang bermain disana, ia berlari-lari dipadang rumput dan memetik bunga-bunga disana. Radit sangat bahagia berada ditempat ini. Dia berlarian dan memetik bunga berwarna-warni itu. Bahkan ia merangka bunga itu.
"Radit, Radit. Sini nak" Ujar Emak Radit (Rukmini)
"Iya mak" Radit membawa bunga yang telah ia rangkai dan berlari menuju emaknya.
"Ini buat emak" Ucap Radit tersenyum sambil memberikan rangkaian bunga itu
"Makasih ya nak. Ayo kita masuk, emak udah bikin makanan-makanan enak" Ucap emaknya
"ayo mak, Radit juga udah laper"[ SELESAI ]
Kini Radit tak akan lagi merasakan kepedihan.
✓Saya penulis baru, maaf ya kalau ceritanya amburadul.
✓Minta comment, like, dan sarannya ya.
✓Semoga tulisan saya dapat menghibur kalian semua.
✓Sampai jumpa di Cerita selanjutnya.
✓Love u guys
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓COMPLETE] Tersingkir (Sebuah Penggalan Kisah Hidup)
Algemene fictieWARNING!!! (BAGI YANG MAU BACA LIAT TAG DARI CERITA INI) Ketika takdir tak berpihak dan kenyataan seolah mengiris hati dari waktu ke waktu, maka hidup pun akan tergadai dan tak berharga dalam semua pandangan. (Sad story) LANGSUNG BACA KE CHAPTER PE...