Setiap hari Ratna selalu ke rumah Ratih untuk menemui anaknya Radit. Ia membelikan Radit pakaian-pakaian bagus. Radit bahkan merasa tak enak dengan perlakuan Bu Ratna terhadapnya, tapi Bu Ratna selalu memaksa Radit untuk menerima hadiah-hadiah itu. Hingga suatu hari Ratna bertanya kepada Radit
"Radit, nak. Radit mau ga kalau Radit di tes DNA?"
"Ma-maksudnya Bu" Tanya Radit bingung
"Ibu ingin memastikan apakah Radit anak kandung Ibu" Ucap Ratna
"Anak kandung Ibu? Maksud ibu?"
"Ibu orang jahat Dit. Dulu ibu tega membuang bayi Ibu karena ibu miskin." Ucap Ratna sembari menangis
"Lalu apa hubungannya dengan tes DNA yang Radit....? Tu-tunggu, ja-jadi Ibu beranggapan kalau Radit a-anak kandung Ibu?" Ucap Radit
"Ti-tidak mungkin bu, Radit anak emak, Radit anak emak Rukmini" Lanjut Radit tak percaya
Ratih yang sedari tadi diam kini mulai berbicara
"Radit, tenang Dit. Tes DNA ini hanya untuk mengecek kepastian saja Dit" Ucap Ratih menenangkan Radit
"Bu Ratna sudah lama mencari anak kandungnya Dit, bahkan Bu Ratna hampir putus asa, ia melakukan berbagai cara agar bisa menemukan anaknya. Beberapa hari yang lalu, detektif Bu Ratna menginformasikan kalau anaknya masih hidup dan anak itu bernama Radit Pratama. Bahkan ia sampai mengirimkan fotonya dan itu ternyata kamu Dit." Ucap Ratih menjelaskan
"Ta-tapi Nyonya"
"Ibu sadar Dit kalau kamu pasti sangat kaget, tapi Ibu mohon kamu bantu sahabat Ibu yang lagi kebingungan mencari anaknya ini." Bujuk Ratih
Setelah berpikir beberapa saat Radit akhirnya mengiyakan kemauan Bu Ratna untuk melakukan Tes DNA.
"Ba-baik bu. Radit mau melakukan tes DNA. Tapi Radit mohon Ibu jangan kecewa kalau hasilnya tidak seperti yang Ibu harapkan, karena Radit yakin kalau Radit itu anak emak" Ucap Radit
"te-terimakasih nak". Ucap Ratna sembari memeluk Radit.================================
Tes DNA itu dilakukan dikeesokan harinya di RSHS (Rumah Sakit Hasan Sadikin). Tes DNA yang dilakukan adalah Uji Parental untuk mengetahui kecocokan DNA antara anak dan orang tua. Untuk mengetahui hasilnya Ratna harus menunggu sekitar 1 minggu.
Hari-hari Radit berjalan seperti biasa, ia tetap menjadi asisten rumah tangga di rumah Nyonya Ratih. Radit tak begitu memikirkan soal hasil dari tes DNA itu, karena ia yakin kalau ia adalah anak kandung emaknya.
Ketika Radit sedang menyapu tiba-tiba bel rumah berbunyi.
Ting tong, ting tong
"Iya sebentar" Radit membukakan pintu dan deg (hatinya bergetar sakit). Ia melihat Tuan Muda dan Pacarnya (pacar yang Rachman bawa dan makan malam dengan keluarga ini, namanya Putri. FYI kalau kalian lupa)
Radit hanya menunduk dan langsung bergegas ke dapur untuk membuatkan minuman dan mengambil toples-toples kue.
"Tu-tuan Muda, ini minumannya" Kaki Radit bersimpuh dilantai lalu ia menaruh gelas dan toples itu keatas meja. Setelah itu ia bergegas ke dapur lagi.Radit memegangi dada kirinya, ia merasakan sakit ketika melihat Tuan Muda bersama pacarnya. Harusnya Radit tidak seperti ini. Ah, sapu yang ia pakai tertinggal didepan tadi, Radit bergegas kedepan untuk mengambil sapu itu, tapi ia justru melihat pemandangan yang sangat menyayat hatinya. Radit melihat Rachman sedang berciuman dengan pacarnya. Langkah kaki Radit terhenti, ia terdiam melihat pemandangan yang menyakitkan itu, tak terasa setetes air mata lolos dari pelupuk matanya. Radit bergegas ke kamarnya, ia mengambil dompetnya lalu pergi keluar lewat pintu belakang rumah ini.
Sekarang ia sudah ada di TPU cicaheum, ia tiba-tiba merasa kangen sama emaknya, ia juga ingin menenangkan dirinya, lagipula semenjak kerja di rumah Nyonya Ratih ia belum sempat berziarah ke pusara emaknya.
"Mak, ini Radit mak, maafin Radit karena baru ziarah ke emak." Ucap Radit menangis.
"Mak, sekarang Radit kerja di rumah gedong. Radit jadi pembantu disana mak, Radit juga tinggal disana. Gubuk kita yang dulu udah digusur mak." Lanjut Radit
"Radit udah ga mulung lagi mak, Radit juga udah ga ngojek payung lagi mak. Radit juga dikasih baju-baju bagus sama Nyonya, Radit juga makan makanan yang enak mak." Ucap Radit
"Ternyata Nyonya Ratih dan Tuan Hendra itu orang tuanya Rachman mak, yang dulu pernah main ke gubuk kita mak" seketika Radit teringat Rachman dan sikapnya yang dulu ramah, tapi ia terbersit mengenai hal yang tadi ia lihat
"mak, apa orang-orang kayak kita ga pantes bahagia mak?" Ucap Radit terisak
"Mak, kemarin ada temennya Nyonya Ratih nganggep kalau Radit ini anak kandungnya, namanya Bu Ratna. Bu Ratna bahkan sampe nge Tes DNA di RSHS. Padahal kan Radit anak emak, mana mungkin Radit anaknya Bu Ratna. Ada-ada aja." Ucap Radit menjelaskan perihal Ratna, ia pun berhenti menangis.
Tak terasa hari sudah senja, ia pun bergegas untuk kembali ke rumah majikannya.
"Mak, Radit pulang dulu ya mak. Semoga emak bahagia disana. Radit kangen emak" pamit Radit. Ia lalu pergi ke jalan raya dan memberhentikan angkot.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓COMPLETE] Tersingkir (Sebuah Penggalan Kisah Hidup)
Fiksi UmumWARNING!!! (BAGI YANG MAU BACA LIAT TAG DARI CERITA INI) Ketika takdir tak berpihak dan kenyataan seolah mengiris hati dari waktu ke waktu, maka hidup pun akan tergadai dan tak berharga dalam semua pandangan. (Sad story) LANGSUNG BACA KE CHAPTER PE...