Secangkir kopi hitam tampak terhidang di atas meja ruang tengah. Asap mengepul dari cangkir, menguarkan aroma kopi robusta ke penjuru ruangan. Aroma nikmatnya sungguh membangkitkan semangat pagi.
Burung-burung tampak bertengger di pohon belimbing yang rimbun. Mereka saling berkicau melantunkan lagu pagi yang indah, hingga membuat hati menjadi tenteram.
Seorang wanita cantik berusia paruh baya keluar dari kamarnya dengan pakaian yang sudah rapi. Ia memakai jumpsuit berwarna biru kelasi (dongker) dengan atasan blazer berwarna merah kesumba (pink pastel). Tampilannya seperti wanita eksekutif pada umumnya. Wanita itu kemudian mendudukkan diri di atas sofa beludru berwarna merah marun yang sangat empuk. Tangan kanannya meraih remot dan mulai menyalakan televisi untuk sekadar menemaninya menikmati secangkir kopi pagi ini.Saat hendak menyesap kopi tiba-tiba ia melihat dirinya berada di televisi. Rekaman wawancara kemarin sore ternyata ditayangkan pagi ini di acara berita salah satu stasiun televisi swasta nasional.
“Ibu Ratna Suminar, Anda adalah seorang pengusaha wanita sukses di Jawa Barat. Di samping itu Anda memiliki jiwa sosial yang tinggi, dimana Anda menjadi pendiri dari Yayasan Rumah Radit. Bisakah diceritakan apa itu Rumah Radit?” tanya sang jurnalis perempuan berambut pendek dengan model ‘inverted bob’ dan mengenakan blazer hitam serta berkacamata minus.
“Baik. Nama saya Ratna Suminar. Saya adalah pendiri sekaligus aktivis dari Rumah Radit. Yayasan Rumah Radit ini saya dirikan sejak tujuh tahun yang lalu dan berpusat di Kota Bandung, tetapi kami juga memiliki teman-teman relawan di berbagai daerah di Indonesia. Kami sudah memiliki sebelas rumah aman yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia seperti Jakarta, Semarang, Surabaya, Medan, Makassar, Pontianak, Lampung, Kupang, Bima, Jayapura dan tentunya Bandung. Kami fokus untuk melindungi anak-anak korban kejahatan seksual. Kami juga memberikan pendampingan kepada para korban dengan sistem pendekatan yang holistik mulai dari segi biologis, psikologis, sosial, spiritual, dan kultural. Semua pelayanan ini gratis tanpa dipungut biaya,” jawab perempuan paruh baya berparas cantik yang mengenakan baju batik bermotif mega mendung dengan rambut hitam panjang terurai.
“Kemudian bagaimana tanggapan Anda mengenai maraknya kasus kejahatan seksual pada anak di Indonesia?” tanya sang jurnalis.
“Saat ini telah banyak terjadi kasus kekerasan seksual pada anak di berbagai daerah di Indonesia. Berdasarkan data yang dihimpun oleh KPAI menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kasus setiap tahunnya. Masyarakat juga harus mengetahui dan menyadari bahwa korban tidak hanya dari anak-anak perempuan saja, tetapi anak laki-laki pun rentan menjadi korban kejahatan seksual ini,” papar Ratna Suminar
“Menurut Anda, apa yang harus dilakukan pemerintah saat ini untuk menanggulangi kasus kejahatan seksual pada anak?”
“Kami selaku aktivis dari Rumah Radit dan teman-teman Komnas Perlindungan Anak Indonesia atau KPAI telah mengusulkan kepada pemerintah untuk segera memberlakukan ‘Tanggap Darurat Kejahatan Seksual pada Anak’ serta mendorong untuk memperbaiki sistem pelayanan hukum yang berjalan saat ini,” ucap Ratna.
“Kemudian bagaimana peran masyarakat dan aktivis untuk mengatasi permasalahan ini?” tanya sang jurnalis
“Kami melihat masyarakat cukup berperan aktif, tetapi harus lebih ditingkatkan lagi. Aktivis-aktivis dari Rumah Radit saat ini sedang gencar melakukan kampanye dan edukasi kepada masyarakat luas mengenai ‘Bahaya Kejahatan Seksual pada Anak dan Waspada terhadap Pedofil’ sehingga masyarakat lebih memahami terkait isu ini,”“Ada banyak masyarakat yang masih awam terhadap istilah Pedofilia ini. Mungkin Ibu Ratna bisa menyampaikan sedikit mengenai hal ini?”
“Pedofilia adalah suatu kelainan mental dan kelainan seksual, yaitu adanya ketertarikan hasrat seksual terhadap anak-anak baik laki-laki ataupun perempuan yang usianya di bawah empat belas tahun. Penderita Pedofilia disebut Pedofil dan berusia delapan belas tahun ke atas atau kita sebut orang dewasa. Predator-predator itu berada di sekeliling korban dan yang paling mengkhawatirkan adalah pelakunya paling banyak berasal dari orang terdekat bahkan keluarga korban. Maka dari itu kita harus selalu waspada, karena orang jahat itu tidak hanya orang asing, tetapi orang terdekat dan bahkan keluarga pun bisa melakukan itu,”
“Terakhir apakah ada yang ingin Ibu Ratna sampaikan kepada para pemirsa di rumah?”
Pertanyaan dari jurnalis itu tiba-tiba membuat Ratna teringat kembali bayang-bayang masa lalunya dan membuat raut wajahnya yang cantik menjadi tampak sendu.“Saya ingin berpesan kepada seluruh masyarakat, jaga dan sayangilah anak kita, karena mereka adalah titipan dari Yang Maha Kuasa. Mari kita saling bergandengan tangan untuk melindungi generasi bangsa ini. Semoga tidak ada orang tua yang mengalami hal serupa seperti yang telah saya alami.” pungkasnya
Setelah menonton wawancaranya di televisi, bahunya bergetar kemudian ia menangis tersedu-sedu sembari menangkupkan kedua tangannya ke wajah. Bayangan wajah anaknya tersimpan jelas di dalam memorinya. Senyumnya yang indah itu kini hanya menjadi kenangan. Penyesalan itu membawa Ratna pada kesedihan yang tak berujung. Andai saja ia dapat memutar waktu dan kembali ke masa itu, ia tidak akan melakukan hal sebodoh itu.
“Maafkan ibu. Maafkan ibu, Radit. Maafkan ibu, anakku.” Ratna menangis terisak dipenuhi rasa sesal yang mendalam.
[To Be Continue]
11 July 2020
✓Saya penulis baru, maaf ya kalau ceritanya amburadul.
✓BAB baru di update setiap hari
✓Minta comment, like, dan sarannya ya.
✓Semoga tulisan saya dapat menghibur kalian semua.
✓Sampai jumpa di BAB selanjutnya.
✓Love u guys(This chapter has already remake at 11 July 2020)
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓COMPLETE] Tersingkir (Sebuah Penggalan Kisah Hidup)
General FictionWARNING!!! (BAGI YANG MAU BACA LIAT TAG DARI CERITA INI) Ketika takdir tak berpihak dan kenyataan seolah mengiris hati dari waktu ke waktu, maka hidup pun akan tergadai dan tak berharga dalam semua pandangan. (Sad story) LANGSUNG BACA KE CHAPTER PE...