BAB 8 (TERTOLONG)

2.5K 183 12
                                    

Pak Hendra membukakan pintu rumah itu, ia mempersilakan Radit untuk masuk, Radiit melihat Rachman sedang duduk sambil menonton TV. Oh Tuhan, Radit rindu Rachman, ia ingin Rachman bisa baik kepadanya seperti dulu.
"Man, Rachman, sini nak, Papah mau kenalin kamu sama asisten rumah yang baru" Ucap pak Hendra memanggil Rachman anaknya
"Iya pak"
Alangkah terkejutnya Rachman ketika melihat orang yang ada dibelakang papah nya itu adalah Radit. Ia melihat Radit yang basah kuyup dengan badan gemetar sambil menunduk
"ini asisten rumah yang baru, namanya Radit, mulai sekarang ia akan tinggal disini" Jelas pak Hendra
"ooh gitu pah" Ucap Rachman
"Kamu tolong antar Radit ke kamarnya ya man, kasian dia kebasahan."
"iya pah"
"Radit, Rachman nanti nunjukin kamar kamu, abis itu kamu mandi dan ganti baju biar ga masuk angin" Saran pak Hendra
"i-ia Tuan, terimakasih" Ucar Radit menunduk
"Sini ikut gue"



Rachman menunjukan kamar pembantu lama di rumahnya dan Radit mengekor dibelakang Rachman. Setelah sampai di depan kamar Rachman ia berbalik menatap Radit tajam
"Kenapa lu bisa kenal bokap gue apalagi sampe dia nawarin kerjaan disini? Gue udah bilangkan sama lu buat jangan ganggu hidup gue" ucap Rachman tajam hingga menyakiti hati Radit.
"Ma-maaf man, saya tadi pagi ga sengaja bantu Tuan Hendra yang sedang dijambret, lalu tadi saya ketemu Tuan Hendra di minimarket tempat saya mangkal ojek payung. Beliau menawari kerjaan saya disini Man" Ucap Radit menjelaskan
"Jangan panggil nama saya, ga sopan kamu sama majikan. Panggil saya Tuan Muda" ucap Rachman sinis
"i-iya Tuan Muda" Ucap Radit menunduk. Ia merasa dirinya orang yang hina.
"kenapa lu mau tinggal disini? Kenapa lu ga tinggal di gubuk sama emak lu? Apa jangan-jangan lu mau godain gue? Atau lu mau godain bokap gue?"Tuduh Rachman.
"Emak saya kemarin meninggal Tuan, gubuk saya tadi siang digusur satpol pp. Saya hanya ingin bekerja supaya saya bisa makan Tuan. Radit mohon maaf kalau Radit menyusahkan Tuan Muda" Ucap Radit menunduk tak terasa air matanya menetes krena teringat emaknya yang sudah tiada.
"Sana lu masuk terus mandi dan ganti baju. Abis itu lu ke ruang tengah" perintah Rachman
"Ba-baik Tuan Muda" Ucap Radit menurut

Radit memasuki kamar barunya Kamar ini jauh lebih layak daripada gubuk dulunya, ada kasur busa lalu ada lemari pakaian dan meja. Andai saja emaknya juga bisa merasakan tinggal dirumah ini juga.



Radit bergegas mandi dan mengganti bajunya, lalu ia segera menuju ruang tengah sesuai dengan apa yang dipeintahkan Tuan Muda. Rachman tetap dingin kepadanya, tapi Radit tak bisa berbuat apa-apa, ia hanya berharap Rachman bisa sehangat dulu.



Sesampainya diruang tengah ada Pak Hendra, Rachman dan wanita cantik yang sepertinya itu ibunya Rachman, mereka sedang mengobrol santai dan duduk di sofa sambil menonton TV layar lebar. Radit langsung menghampiri.
"Tuan" Ucap Radit
"sini Dit duduk, Bapak mau kenalin kamu sama anggota keluarga Bapak. Ini Rachman anak Bapak, lalu ini istri Saya namanya Ratih"
"Iya Tuan, Nyonya perkenalkan saya Radit" ucap Radit ramah. Ratih pun tersenyum Ramah
"Bapak sudah menjelaskan mengenai kamu, Ibu prihatin atas kondisi kamu, kamu yang sabar ya. Mulai sekarang kamu kerja dan tinggal disini aja, kamu bantuin saya ngurus rumah ini ya Dit" Ucap ramah Ratih
"Iya nyonya, saya akan lakukan yang terbaik"
"Kamu makan dulu sana Dit, makanannya ada di dapur, nanti setelah makan Ibu akan jelasin tugas-tugas kamu"
"Baik nyonya" Radit bergegas menuju dapur dan memakan nasi dan lauk yang telah disediakan. Ia makan dengan lahap. Makanan ini sangat enak, kalau saja emaknya masih ada, igin rasanya ia berbagi makanan ini dengan emaknya. 'Emak, apa emak baik-baik saja disana?' ucapnya dalam hati



Setelah makan ia mengobrol dengan Nyonya Ratih, ia menjelaskan tugas apa saja yang harus dilakukan Radit. Tugas Radit sebagai asisten rumah tangga tentu saja menyiapkan makanan (sarapan dan makan malam, kalau makan siang biasanya mereka makan di kantor dan Rachman biasanya makan di sekolah), lalu membersihkan rumah (Radit dijarkan cara menggunakan vacum cleaner), mencuci baju (Radit juga diajarkan cara memakai mesin cuci), serta menyetrika (Radit juga diajarkan cara menggunakan setrika uap). Pekerjaan Radit rasanya tidak terlalu berat karena sudah dibantu alat-alat, ia tidak boleh mengecewakan Tuan dan Nyonya yang sudah baik kepadanya.

================================



Keesokan harinya adalah hari pertama Radit menjalankan tugasnya sebagai asisten rumah tangga di rumah ini, pagi-pagi ia sudah menyiapkan sarapan dan menyetrika baju Tuan Hendra, Nyonya Ratih, dan Tuan Muda. Ia menyiapkan nasi goreng untuk sarapan pagi ini. Selagi mereka sarapan Radit sedang mencuci pakaian juga. Tiba-tiba Nyonya memanggilnya
"Dit, Radit"
"I-iya nyonya"
"Nasi gorengnya enak banget Dit. Kamu udah sarapan belum?"
"Makasih nyonya. Belum nyonya, nanti saya sarapannya"
"Yaudah, tapi jangan lupa sarapan ya Dit, ntar kamu malah lemes."
"Iya nyonya" Radit pun kembali ke belakang.
Mereka makan sambil mengobrol beberapa hal. Setelah selesai sarapan Tuan dan Nyonya pergi ke kantor sementara Tuan Muda pergi ke sekolah



Radit pun memakan sarapannya dan kembali bekerja.
Radit menyelesaikan semua pekerjaaan rumah yang ada. Tak terasa ia sudah bekerja hingga hampir sore. Sebelum menyiapkan makanan untuk makan malam Radit beristirahat sebentar karena merasa cukup lelah. Ketika Radit sedang istirahat tiba-tiba
Ting tong, ting tong, ting tong, ting tong, ting tong
"Iya, sebentar" Radit bergegas menuju pintu dan membukakan pintu itu, ternyata Rachman sudah pulang, tapi dibelakangnya. Rachman membawa seorang wanita cantik bersamanya, mungkin itu temannya Rachman
"lama banget si lu bukain pintu"
"ma-maaf Tuan muda" jawab Radit gugup
"sana bikinin gue sama pacar gue minuman" perintah Rachman
"Ba-baik Tuan muda" Seketika hati Radit merasa perih melihat Rachman menggandeng pacarnya dan duduk bercanda berdua. Mereka terlihat bahagia, Radit hanya bisa berharap semoga mereka berdua berjodoh. Radit harus menghilangkan rasa ini terhadap Rachman, terlebih sekarang Rachman adalah majikannya. Ia tak boleh memiliki rasa apa-apa terhadap majikannya itu, semoga ia bisa menghapus ini.



"Ini minumannya Tuan Muda" Ucap Radit sambil menyuguhkan 2 minuman sirup ke meja di ruang tengah, setelah itu ia kembali ke dapur.
Radit mulai menanak nasi, memotong berbagai sayuran dan bahan lainnya untuk ia masak. Semoga masakannya cocok dengan lidah keluarga ini. Radit memasak nasi liwet, Sayur asem, ikan goreng, ayam goreng, sambel terasi, tahu tempe goreng dan tak lupa juga disiapkan lalapan.



Petang menjelang keluarga ini sudah berkumpul semua, Malam setelah isya mereka berkumpul bersama di meja makan. Pacarnya Rachman pun ikut bersantap. Mereka makan dengan lahap dan mengobrol-ngobrol ringan.. Rachman memperkenalkan pacarnya kepada kedua orang tuanya. Mereka terlihat seperti keluarga yang sangat bahagia. Ah, melihat pemandangan ini Radit jadi teringat emaknya.



Di meja makan
"Masakannya enak ya pah" Ucap Ratih kepada suaminya
"Iya mah, enak banget. Ga salahkan papah pilih asisten rumah tangga?" Ucap Hendra
"Iya pah, mama kira Radit ga bisa mask, tau-taunya masakannya enak banget. Hehehe. Ya kan Man?"
"I-iya mah" ucap Rachman.
"Eh, kalau Putri bisa masak ga?" Tanya Ratih kepada pacar Rachman
"Putri masih belajar tante" jawab putri.
Mereka pun makan dengan lahap. Setelah acara makan malam itu Rachman mengantarkan Putri pulang ke rumahnya.



Seangkan Radit?
Radit sedang di dapur memakan makanannya. Ia sangat bersyukur ia bisa makan enak, tinggal di tempat yang bagus, dan sekarang ia punya pekerjaan yang lebih baik. Setelah ia selesai makan Nyonya memanggilnya.
"Dit, Radit"
"Iya nyonya"
"Ibu liat pakaian kamu udah lusuh. Ini ibu ada beberapa pakaian Rachman waktu dia SMP, mungkin muat di badan kamu, kan badan kamu kecil." Ratih memberikan pakaian-pakaian itu kepada Radit
"Terimakasih Nyonya" ucap Radit gembira sambil menerima pakaian-pakaian itu
"iya Dit. Semoga kamu betah ya kerja disini. Ibu sudah cocok sama kamu, kerjaan kamu bagus, ibu sekeluarga seneng sama masakan kamu yang enak." Puji Ratih
"I-iya Nyonya, saya senang kalau saya bisa bantu Nyonya" ucap Radit merendah
"Radit ke kamar dulu ya Nyonya"
"Iya Dit"
Radit pergi ke kamarnya dan menaruh pakaian-pakaian itu ke lemarinya. Mak, Radit dikasih baju-baju bagus mak. Pakaian Radit ga lusuh lagi.
Setelah itu Radit tertidur di kasur busa nya yang jauh lebih nyaman dan empuk daripada dipan kayunya dulu di gubuk. Tapi Radit teteap merindukan emaknya, semoga ia bisa bertemu emaknya dalam mimpi, ia sangat rindu emaknya.



Ketika Radit tertidur tiba-tiba ada yang mengetuh kamar Radit. Tok tok tok
Raditpun terbangun dari tidurnya kemudian bergegas membukakan pintu kamarnya, betapa terkejutnya dia melihat orang yang mengetuk pintunya itu
"Tu-Tuan Muda, ada apa?" Tanya Radit gugup karena ternyata yang mengetuk ngetuk pintunya adalah Rachman.



















[To Be Continue]

✓Saya penulis baru, maaf ya kalau ceritanya amburadul.
✓BAB baru di update setiap hari
✓Minta comment, like, dan sarannya ya.
✓Semoga tulisan saya dapat menghibur kalian semua.
✓Sampai jumpa di BAB selanjutnya.
✓Love u guys

[✓COMPLETE] Tersingkir (Sebuah Penggalan Kisah Hidup)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang