SEMAKIN lama semakin tidak masuk logika, Wulan merasakan hal yang sama, namun ia tetap saja sempat mengingatkan tentang ujian di sekolah, maklimi saja dia murid teladan nomor satu di sekolah.
"Sudahlah Cinta, pending dulu soal reog itu, besok kamu akan ikut ujian kan? Besok Bahasa Indonesia nih, ajarin aku yah."
"Okelah, eh bahasa mau belajar apa Lan ? Toh kita setiap hari ngomong Bahasa Indonesia kan?"
"Setidaknya lebih mudah MTK untuk mendapat nilai sempurna, dari pada Bahasa Indonesia, survei telah membuktikan."
"Hehe Bahasa Indonesia adalah jiwaku, MTK adalah kelemahanku, jadi ayo kita belajar bareng."
"Kita kebagian jadwal pagi Cin, oiya besok jangan lupa kamu sebagai Wati, oke."
"Siap Pak Ketos."
Mereka mulai beralih fokus pada ujian mereka, belajar bersama hingga pukul 9 malam Wulan pulang di jemput sopir pribadinya.
Cinta memilih untuk menyiapkan penyamarannya besok menjadi Wati. Setelah itu dia memilih istirahat seharian ini banyak sekali kejadian yang melelahkannya. Cinta duduk di samping papahnya lalu tidur menunduk berbantalan ranjang papah.
Tiba-tiba belum terlelap sepenuhnya Cinta dikejutkan ada bunyi suara ketukan dari kotak kayu. Cinta memastikan pukul berapa saat itu ternyata sudah pukul 1 malam menjelang pagi. Cinta menelan ludah karena sedikit takut, ia memeriksa kotak yang kian berbunyi kerap dengan ketukan, lalu tiba-tiba kotak itu terbuka dan bercahaya kali ini tanpa angin yang mengelilinginya.
Ukiran-ukiran motif awan terlihat jelas di kotak, keluar suatu bentuk boneka yang tidak asing bagi Cinta dengan kata lain ia mengenalinya.
Boneka itu sangat nyata melayang di atas kotak, tak seperti boneka Juara sulap Riana yang menyeramkan. Boneka itu jauh dari kata menyerampan melainkan lucu, berwarna merah muda dan putih berbentuk seperti kelinci. Terdapat pita merah dan bunga berbagai warna di telinga sisi kiri-kanannya.
Dengan ragu Cinta mendekatinya. Kini mereka berjarak sehasta, Cinta masih diam tanpa ekspresi hanya wajahnya terlihat pucat karena sedikit takut. Boneka itu tersenyum pada Cinta dan terdengar suara yang bersumber dari boneka itu. Seketika Cinta mundur tiga langkah lalu terjatuh karena itu wajahnya semakin pucat.
"Hai Lintang?, Hai Lintang."
Boneka itu menyapa Cinta dengan sebutan Lintang. Cinta tak bisa berkata apa pun suasana hening dan gelap dari lorong rumah sakit yang horor, tiba-tiba menjalar masuk keruang rawat inap papah Cinta.
Cinta masih mematung dan terdiam, boneka itu mencoba mendekati Cinta. Boneka itu tidak seperti manusia yang berjalan napak di bumi, namun dia mengambang di udara dengan awan-awan kecil bercahaya mulai mendekati Cinta dan kembali jarak mereka hanya sehasta.
"Hai Lintang, apa kamu dapat ingat aku? Aku dari alam imajinasimu dalam bukumu, aku Ichi Tang."
Cinta masih menatapnya tanpa berkedip sedetik pun, dia mengamati setiap lekuk bentuk boneka itu dan benar dia mengingat sesuatu tentang boneka itu. Boneka itu mirip gambar yang pernah Cinta gambarkan di buku komiknya dalam diary. Sekitar 9 tahun yang lalu tepatnya saat Cinta kelas 3 sekolah dasar dia membuat komik yang berjudul Ichi. Setelah Cinta merasa mengenal boneka itu entah dari mana, Cinta berusaha berbicara.
"Siapa kamu?"
Boneka itu seketika menjawab " Tang, aku Ichi aku bonekamu."
"Tidak aku tidak pernah memiliki boneka."
"Kamu memang melupakan segalanya, kamu melupakanku, bahkan kamu lupa tentang dirimu sendiri."
"Pergi, pergi kau dari sini, jangan ganggu aku pergi!!!!"
Sekejap cahaya dari kotak meredup dan boneka itu hilang bersama tertutupnya kotak. Cinta memikirkan kata-kata boneka tadi tepat dikalimat terakhirnya. Semuanya semakin sulit karena Cinta lupa bahwa dia pernah menggambar boneka itu sebagai tokoh utama dalam buku komik yang ia buat sembilan tahun terakhir. Kenangan masa kecil Cinta memang hilang, hilang karna suatu hal yang paling fatal terjadi dalam hidupnya.
Semua itu kembali membuat pertanyaan baru bagi Cinta, dan siapa juga Lintang yang disebut boneka aneh dari kotak. Cinta mengira mungkin baru saja dia mengalami halusinasi atau pun imaninasi karena terlalu tertekan masalah yang datang bertubi-tubi padanya. Cinta memutuskan kembali terlelap dalam larutnya malam yang sudah terlalu pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA UNTUK WATI (365 Days With You)
Novela JuvenilTerima kasih 365 Days With You telah dibaca lebih dari 27,6 ribu readers dari tahun 2017. Kali ini penulis ingin merombak isi cerita dengan alur yang dikemas lebih menarik setelah memberi perubahan judul baru yaitu: CINTA UNTUK WATI. Semoga kisah re...