10. Happiness

2.9K 358 51
                                    

Aku terbangun dan mendapati lenganku terhubung dengan selang infus. Ku lihat ke sekeliling dan ternyata aku terbaring di bangsal rumah sakit. Mungkin mereka membawaku ke sini saat aku pingsan. Kepalaku masih terasa pusing, dan bibirku sedikit ngilu. Mungkin ini efek pukulan Kihyun tadi. Tapi tunggu! Dimana dia sekarang?

Klik!!!

Pintu terbuka. Itu Minhyuk, Hyungwon, Changkyun. Lalu dimana Kihyun?

"Kau sudah bangun?" Tanya Minhyuk. Lalu dia membantuku untuk bersandar pada head board.

"Dimana Kihyun?" Kataku to-the-point.

"Dia ada di luar. Mau ku panggilkan?" Ujar Hyungwon.

"Tolong, ya!" Kataku lirih.

Tidak butuh waktu lama. Beberapa menit kemudian Kihyun datang. Dia di tarik paksa oleh Hyungwon.

"Kami bertiga akan menunggu di luar." Kataku Minhyuk.

Kihyun duduk di samping bangsalku. Dia tidak bersuara dan hanya menundukkan kepalanya.

PLETAK!!!

"Arrrgh!!!"

Kihyun menatapku sembari mengelus kepalanya yang baru saja ku pukul.

"Maafkan aku." Kihyun menggenggam jemariku.

"Benar! Kau harus meminta maaf kepadaku."

"Aku tidak bermaksud untuk memukulmu. Sungguh aku sangat menyesal."

"Bodoh!"

"Iya aku bodoh. Kau boleh memakiku sesuka hatimu. Aku pantas mendapatkannya."

"Aku sakit hati saat kau berkata aku ke studio untuk menemui Wonho. Padahal jelas-jelas aku ke sana untuk menemuimu."

"Saat itu aku kesal karena kau datang tidak memberi tahuku. Padahal aku sudah melarangmu untuk tidak keluar rumah. Aku khawatir kepadamu dan bayi kita. Dan lagi, Wonho hyung menyuapimu dengan mesra. Aku benar-benar kesal."

"Jadi jangan marah kalau aku memanggilmu bodoh. Itu tandanya kau cemburu."

"Apa iya aku cemburu?"

"Kau tak perlu memikirkannya terlalu sulit, aku tahu kau merasa gembira dan nyaman bersamaku. Kau hanya perlu menyadari bahwa kau ingin terus melakukannya."

"Mulai sekarang aku akan menjagamu lebih baik lagi. Aku tidak akan membuatmu menangis."

"Bayi kita? Apa dia baik-baik saja?"

"Dokter bilang bayi kita baik-baik saja walau tadi kau sempat mengalami pendarahan."

"Apa? Aku pendarahan?"

"Itu karena kau syok."

"Yaaa! Jika terjadi sesuatu pada bayiku, aku tidak akan memaafkanmu, kalau bisa aku akan membunuhmu."

"Iya aku tahu itu."

Sejujurnya melihat Kihyun merasa bersalah membuat hatiku sakit. Aku tidak bermaksud seperti itu. Ini bukan sepenuhnya kesalahan dia.

"Ki!"

"Hmmm..."

"Mendekatlah."

Aku menarik lengannya. Wajah Kihyun tepat di atasku. Ya Tuhan! Dia sangat tampan.

Kemudian, aku menangkup kedua pipinya, lalu ku kecup bibirnya.

"Arrrgh!" Erangku saat kurasakan ngilu di sudut bibirku.

"Kenapa?" Tanya Kihyun panik.

"Tidak apa. Bibirku hanya sedikit ngilu."

"Apa sangat sakit?"

Tukang Bacot [Monsta X Yoo Kihyun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang