18. Psikopat

442 58 7
                                    

Recommended song: 12 pilots - Heathens.

Aku menatap langit yang cerah ini dengan gusar. Sinar matahari yang menyengat tubuhku membuatku semakin kesal. Aku melangkahkan kakiku sembari beberapakali melirik arloji putih di tangan kiriku. "Sudah jam 11 lebih 20 menit." Kembali aku mengumpat mengeluarkan sumpah serapahnya karena orang yang aku tunggu belum juga muncul. Bahkan baunya pun belum tercium olehku.

Aku berjalan menuju pohon besar lebat untuk berteduh.

"Aaa... Bagaimana mungkin dia membiarkan seorang wanita menunggu selama ini!" Gumamku sembari melipat kedua tanganku di depan dada, lalu menundukkan kepala.

"Sudah kubilang aku sedang sibuk." Aku baru menyadari bahwa, lelaki yang sedang aku tunggu kini tepat berada di depanku. Aku mengerutkan keningku kesal, lalu mataku beralih kearah lain, tidak mengindahkan ucapan lelaki itu.
Sementara dia bersikap seolah tak terjadi apa-apa.

"Yoo Kihyun, apa kau tidak bisa lebih manis sedikit?" ucapku kesal. Bahkan aku ingin menghantamkan kepala lelaki yang merupakan kekasihku itu pada pohon besar dibelakangnya.

Dengan kasar, Kihyun menarik tanganku membuatku ketakutan.

"Jangan bicara omong kosong."

"Hei kau menyakitiku!" Kihyun menatapku tajam. Aku merasa tubuhku kaku karena tatapan Kihyun itu. Selama ini Kihyun memang tidak pernah bersikap manis kepadaku tapi kali ini entah mengapa aku merasa Kihyun lebih dingin dari biasa.

"Ki, apa aku boleh mampir ke studiomu?"

"Tidak."

"Hanya kali ini saja. Kau belum memerkenalkanku pada teman-temanmu."

"Aku tidak akan membiarkan itu terjadi."

"Kenapa kau sangat keras kepala?"

"Jangan membantahku, atau kau akan menerima akibatnya."

***

Kami berada di depan gedung studio musik di daerah Itaewon. Butuh waktu setengah jam bagiku untuk meyakinkan Kihyun karena aku benci jika harus kalah debat dengannya.

"Studioku ada di lantai 12." Aku tersenyum lembut. Tanpa bisa menahan diri aku langsung menarik lengan Kihyun untuk segera masuk kesana.

Ketika Kihyun membuka pintu studio, semua orang yang berada di dalam sana ramai-ramai menyorakinya karena untuk pertamakalinya Kihyun membawa seorang wanita ke studio.

"Welcome to the room of people who have rooms of people that they loved one day." Gumam Kihyun.

Setelah memerkenalkan satu-per-satu temannya, Kihyun menyuruhku untuk duduk di sofa.

"Kau tunggu dulu sebentar. Aku segera kembali." Kata Kihyun.

Sambil menunggu Kihyun menyelesaikan urusannya, aku merogoh saku celana, lalu mengambil ponselku. Lalu mulai berselancar di sosial media.

"Hai!"

Mendengar seseorang menyapaku, aku mendongakkan kepalaku. Lelaki dengan postur profosional menawarkan segelas air kepadaku. Lelaki itu tersenyum begitu hangat.

"Ah tidak! Terimakasih." Ucapku sopan.

"Boleh aku duduk?"

Dengan ragu, aku memersilahkannya duduk di sampingku.

"Namaku Hyungwon." Ujarnya dan lagi-lagi dengan senyuman seperti tadi. Untuk sesaat aku terbius olehnya.

Untuk mencairkan suasana, aku mulai membuka topik pembicaraan. Aku meminta Hyungwon menceritakan tentang Kihyun; apa yang disukai dan dibencinya, apa yang saat ini menarik perhatiaannya, dan lainnya. Karena selama ini Kihyun selalu tertutup dan tidak mau orang lain mencampuri urusannya. Dan itu berlaku juga padaku yang merupakan kekasihnya sendiri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tukang Bacot [Monsta X Yoo Kihyun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang