16. Morphine

798 91 21
                                    

"KI~!"

"YAAA!!!"

"YOO KIHYUN!"

Agak sedikit kesal, Pria bermarga Yoo itu membungkam mulutku dengan cara mengecupnya. Salah satu kebiasaannya jika aku tidak berhenti mengomel.

"Changhyun mengacaukan hariku lagi."

"Dia meminta uang jajan padamu?"

"Tentu saja tidak, dia masih bayi!"

"Lalu?"

"Kau lihat ini?" Ucapku seraya menunjuk bawah mataku yang menghitam.

"Belek?"

"YAAA!!!"

"Iya iya aku tahu. Lelah? Ingin bersandar di bahuku?"

"Sekarang untuk tidur siang pun aku tidak punya waktu. Oh sungguh masa muda yang terbuang sia-sia." Ucapku lagi seraya merangkul Kihyun.

"Berlebihan."

"Tidak ada rasa simpati sama sekali." Kataku.

"Kemarilah! Aku akan mengurangi rasa stressmu."

"Caranya?"

"Boleh aku menciummu?"

"Konyol. Apa kau harus meminta izin terlebih dahulu? Biasanya juga langsung nyosor."

Kihyun tersenyum *astaga mas aku ambyar

Tanpa membuang kesempatan, kami pun langsung mengulum bibir satu sama lain, saling menyapu bibir dalam basah dan menuntut. Kepala kami bergerak kesana-kemari untuk mendapat posisi dan kenikmatan yang kami inginkan.

"Kau bagaikan morfin bagiku, Kihyun-ah."

"Morfin?" Kihyun memastikan.

"Kau tidak tahu morfin?"

"Tentu saja aku tahu. Morfin kan sejenis narkotik."

"Morfin adalah obat penghilang rasa sakit dan biasanya dilakukan dengan cara di hisap. Bekerja dengan cara menekan susunan syaraf pusat, menyebabkan turunnya aktifitas neuron, pusing, perubahan perasaan dan kesadaran berkalut. Seperti halnya dirimu. Saat bibirmu menekan bibirku, aku merasakan susunan syarafku tak terkendalikan, dan ada perasaan senang saat aku melakukannya denganmu."

"Dan ada yang bilang konsumsi morfin secara kontinyu memiliki resiko tinggi berujung kematian." Ujar Kihyun meledek.

"Jika aku mati karena kecanduan padamu, maka aku rela mati."

"Jangan mati dulu, aku tidak ingin menjadi duda di usiaku yang masih muda. The young flexer. Tapi banyak uang percuma kalau kau tidak ada"

"Terserah. Aku mau tidur. Jika Changhyun bangun kau beri dia susu."

"Mana bisa, aku tidak memroduksi."

"Bodoh. Maksudku buatkan dia susu."

"Ah okay!"

"Aku hanya tidur sebentar."

"Jangan lupa untuk bangun. Aku memohon dengan tangan terkepal."

Sepertinya morphine yang ini tidak berpengaruh padaku.

Mohon maaf chapter ini pendek sangat, sumpah pengen nulis banyak tapi gak bisa T

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mohon maaf chapter ini pendek sangat, sumpah pengen nulis banyak tapi gak bisa T.T
Anggap saja ini pemanasan setelah sekian lama.

Terima kasih!

Anyway jangan lupa ikuti Give Away nya, silahkan di cek profil saya.

Tukang Bacot [Monsta X Yoo Kihyun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang