2. Nagger

4.6K 489 23
                                    

Aku mengerjapkan mataku yang terasa berat dan membukanya perlahan. Waktu menunjukkan pukul tiga pagi. Aku melirik Kihyun yang saat ini tidur sambil memeluk perutku. Aku menyingkirkan lengan kekar itu perlahan karena tidak ingin membangunkan Kihyun yang terlihat kelelahan.

Aku beranjak dari tempat tidur, lalu berjalan gontai kearah dapur. Sesekali aku mengucek mataku dan menguap.

Aku duduk di kursi meja makan lalu segera menuangkan susu ke dalam gelas lalu meminumnya. Hanya setengah gelas.

***

Tiba-tiba aku merasakan sakit di sekujur tubuhku, terutama di bagian punggung. Aku melirik jam dinding dan waktu menunjukkan pukul tujuh. Sontak aku terperanjak. Ternyata aku ketiduran di dapur.

"KYAAA PUNGGUNGKU!!!" Ringisku. Kulihat Kihyun berlari ke arahku.

"Ada apa?" Kihyun berlutut di hadapanku. Sementara aku masih meringis kesakitan.

"Aku ketiduran di sini." Jujurku.

"Bagaimana bisa?"

"Tadi malam kira-kira pukul tiga pagi aku terjaga jadi aku memutuskan untuk minum susu, tapi ternyata aku malah ketiduran disini."

"Ck. Seharusnya kau membangunkanku, kau kan sedang hamil."

"Aku tidak tega mengganggu tidurmu."

"Kau ini."

"Gendong aku ㅠ.ㅠ" ucapku manja sembari menjulurkan kedua tanganku.

Kihyun menggendongku ala bridal style sembari mengoceh tidak karuan. Refleks aku membenamkan kepalaku di depan dadanya.

"Ngomelnya nanti dulu. Telingaku sakit."

"Aku harus melakukannya karena kau tidak pernah mendengarkanku."

"Apa hari ini kau ada jadwal?"

"Tidak. Hari ini aku bebas tugas."

"Bebas tugas? Memangnya kau sedang berjuang di medan perang?"

"Tidak ada bedanya."

***

Karena hari ini Kihyun bilang tidak ada jadwal, aku memintanya untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Kalau urusan bersih-bersih rumah sih Kihyun tidak pernah mengeluh karena dia pecinta kebersihan. Malah aku yang cenderung cuek dan pemalas.

"Ki, nanti kalau sudah selesai ganti sarung bantal, buatkan aku makanan yang enak, ya."

SRAAAK!!!

"YAAA!!! Bagaimana jika terjadi sesuatu pada bayiku?"

Kalian tahu? Kihyun baru saja melemparku dengan bantal. Sialan orang itu. Kalau tidak mau membuatkanku makanan tinggal bilang saja. Tidak perlu melemparkan sesuatu ke arahku.

"Oh maaf! Aku tidak bermaksud seperti itu." Kemudian Kihyun mengelus-elus perutku. "Uri aegi~" lanjutnya.

"Menyingkir." Kataku menyentil tangannya.

"Kau marah?"

"Pikir saja sendiri."

"Lalu apa yang harus aku lakukan?"

"Tidak ada."

"Kau mau kubuatkan apa?"

"Nafsu makanku sudah hilang."

"Tidak! Kau harus makan yang banyak. Nanti anak kita kurus."

"Biarkan saja anak kita kurus. Ayahnya juga kurus."

"Kau boleh menghukumku, tapi jangan anak kita."

"Jangan salahkan aku jika aku seperti ini. Kau yang memulai."

"Aku kan sudah meminta maaf."

"Maaf saja tidak cukup."

"Kau ini bagaimana? Tadi aku bertanya padamu, 'apa yang harus aku lakukan' tapi kau bilang tidak ada."

"Aku membencimu, Yoo Kihyun."

Aku mengerucutkan bibirku sambil berjalan ke luar kamar. Selama kehamilanku ini jujur saja aku sedikit sensitive dan mudah marah, pada hal kecil sekali pun.

Aku duduk bersila di balkon sambil memakan camilan. Salah satu kebiasaanku saat sedang marah. Dasar! Orang itu tidak ada peka-pekanya sama sekali. Setidaknya dia bisa kan membujukku? Misalnya menyuruhku masuk ke dalam rumah karena di sini sangat dingin.

TOK!!! TOK!!!

Sontak aku menoleh. Kihyun dengan cengiran konyolnya mengetuk pintu berbahan kaca itu. Asli aku merasa mual melihat wajahnya.

Cklek!!!

Pintu tertutup. Apa dia mengunci pintunya?

"YAAA!!!" Aku menggerakkan knop pintu ke atas dan ke bawah. Namun usahaku sia-sia. Pintu itu tidak bisa di buka.

"YAAA JIKA KAU TIDAK MEMBUKA PINTUNYA AKU AKAN MELOMPAT DARI SINI." Ancamku sambil menunjuk-nunjuknya.

Kihyun menyerah, lalu membuka pintu. Tanpa basa-basi aku langsung memukul pundaknya.

Chu~

Kihyun mengecup bibirku. Selalu saja seperti ini. Jika aku sedang marah, dia selalu mencuri ciuman dariku. Katanya supaya aku berhenti mengomel.

Tanpa berkata apa pun. Kihyun langsung menggendongku ke dalam rumah.

"Kau tunggu di sini." Ujarnya menurunkanku di kursi meja makan.

"Kau mau masak?" Kataku menghampirinya.

"Sudah kubilang tunggu di sana."

"Tapi aku tidak lapar."

"Jangan menggangguku. Aku bisa marah."

"Terserah."

Ketika Kihyun melakukan sesuatu dia punya standar tersendiri. Jika itu tidak sesuai dengan standarnya, dia akan stress dan berujung mengomel tiada henti.

"Sudah siap."

Satu piring nasi goreng tersaji di depanku.

"Aku mengantuk. Kau saja yang makan." Kataku memberinya satu suapan.

"Tadi kau ingin aku membuatkan sesuatu untukmu."

"Itu kan tadi. Sekarang tidak."

"Pokoknya kau harus memakannya. Aku sudah membuatkannya dengan penuh cinta."

"Kau saja yang makan."

"APA WANITA HAMIL MEMANG SEPERTI INI? KAU MENYEBALKAN AKU TIDAK SANGGUP."

"Malam ini kau tidur di luar."

Aku beranjak dari dudukku, meninggalkan Kihyun yang masih saja mengomel seperti ibu-ibu. Dasar Nagger sejati.

"YAAA!!!"

Tukang Bacot [Monsta X Yoo Kihyun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang