Life ; Epilogue

25 2 0
                                    

Gadis bodoh, kenapa aku bisa mencintai seorang gadis bodoh sepertimu? Atau aku yang bodoh karena mencintai gadis bodoh sepertimu? Aku tak peduli, karena aku mencintaimu.

–Marcus Jo

__

Pria itu sungguh menyebalkan! Selalu membuatku kesal! Tapi... kenapa aku merasa senang jika dia menjahiliku? Apakah aku mulai tak waras karena aku senang dijahili oleh dirinya? Sebenarnya apa yang terjadi padaku? Apa yang mebuatku seperti ini? Apakah cinta yang membuatku menjadi seperti sekarang ini?

–Lara Park


***


Marcus dan Aiden memakirkan mobilnya di tempat parkir yang ada di sana. Akhirnya mereka tiba di Mokpo, tempat kelahiran Aiden dan Jane.

Lirora menatap hamparan lautan yang ada dihadapannya, sungguh indah.

"Ah indah sekali!" pekik Lara girang. Gadis itu melebarkan kedua tangannya seraya menghirup udara pantai dan angin pantai yang berhembus begitu kencang.

Marcus melepaskan kacamata yang bertengger di batang hidungnya seraya membanting pintu mobil di belakangnya seraya menyender di sana melihat tingkah Lara yang menurutnya norak itu sambil melipat kedua lengannya. Lara membalikkan badannya dan tersenyum lebar ke arah Marcus, tidak lama gadis itu pun berlari menghampiri Marcus.

"Hey, ayo kita jalan-jalan di pinggir pantai itu! Asyik!" ujar gadis itu antusias seraya melompat girang menunjuk hamparan pasir putih yang berjarak beberapa meter dari mereka.

"Aku malas. Kau saja, aku tunggu disini. Lagipula, ini acara Jane dan Aiden, kau pakai acara ikut-ikutan segala ke Mokpo."

Lara mengerucutkan bibirnya dengan kesal.

"Kapan lagi kita ke pantai?! Ayo!" gerutu gadis itu seraya menarik lengan Marcus bersamanya. Marcus menggelengkan kepalanya dan mengikuti langkah gadis itu sementara membiarkan lengannya dituntun oleh Lara.

Begitu tiba di tepi pantai dengan sendirinya, Lara melepaskan tangannya dari Marcus dan berlari girang menghampiri ombak dan sesekali melompat menghindari datangnya ombak. Dari kejauhan Marcus hanya tersenyum sekaligus ingin tertawa melihat tingkah gadis itu. Ia pun berjalan pelan di pinggir pantai seraya mengikuti gadis itu yang berlari-lari kecil mengikuti garis pantai di depannya.

"Ya! Kau belum pernah ke pantai ya?!" teriak Marcus kencang. Lara menoleh dan tersenyum lalu mengangguk girang.

"Nanti ajak aku lagi ke pantai lain kali, ya, Marcus!"

Marcus mendesis dan sesaat kemudian tertawa pelan. Tiba-tiba di depannya Lara tertunduk seperti terjatuh atau terantuk sesuatu. Ia pun segera berlari kencang menghampiri gadis itu. Begitu menghampirinya ia menjongkokkan diri di samping Lara.

"Ah, haknya lepas! Bagaimana ini?" kesah Lara seraya menunjuk hak sepatunya yang lepas. Marcus tertawa dan mengulurkan tangannya membantu gadis itu berdiri.

"Pakai sebelah saja, lebih lucu kok."

"Ish! Pergi, percuma kau nggga bisa membantu!" gerutunya kesal seraya mendorong Marcus menjauh darinya. Pria itu tertawa dan menggelengkan kepalanya lalu berjalan terlebih dahulu meninggalkan gadis itu di belakangnya.

"Marcus, tunggu aku!" pekik Lara di belakangnya seraya menenteng kedua sepatunya di tangan. Marcus menghela napas dan lalu merebut sepatu tersebut dari tangan Lara kemudian melemparnya jauh-jauh ke lautan.

Lara melongo ketika melihat sepatu hadiah ayahnya dari Paris itu dibuang begitu saja ke tengah lautan. Marcus menepuk-nepuk tangannya dengan santai. Gadis itu melirik ke arahnya dengan kesal, sebelum akhirnya mendorong Marcus ke arah ombak dengan sembari memukul dada Marcus dengan kesal.

LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang