[LOVE?]

2.8K 314 3
                                    

Bell istirahat berbunyi, seluruh siswa keluar dari kelas kecuali Jimin yang sedang membaca buku, Rose yang sedang mengerjakan tugas, juga June yang tengah menatap Rose lekat dari tempat duduknya yang berada di samping sebelah kiri Rose.

Rose sendiri merasa tak nyaman akan tatapan June yang nampaknya sampai tak berkedip itu dan ia memutuskan menenggok ke saming kirinya, melayangkan tatapan tajamnya.

"Jangan menatapku seperti itu! Atau kau akan mati detik ini juga!" ancam Rose.

June hanya terkekeh kecil karena ancaman Rose itu.

"Kau mengancamku? Coba saja lakukan yang kau mau padaku" ucap June sambil membuka tangannya lebar.

Rose hendak menghampiri June dengan penggaris besi ditangannya, tapi lengannya di tahan oleh Jimin yang sedari tadi hanya diam.

"Jangan lakukan hal bodoh"

Rose mengurungkan niatnya dan meletakkan penggaris besi itu di meja. Tak pikir panjang Rose malah menarik lengan Jimin ke luar dari kelas itu. June yang masih diam dalam posisinya hanya mengendikkan bahu dan hanya menyenyumi mereka dengan senyuman mengejek.

"Kau mencoba melindunginya rupanya"

.......

Rose membawa Jimin ke taman belakang, cuaca masih seperti pagi tadi masih berawan dan Rose tau itu. Mereka duduk di bangku kayu dengan pikiran mereka masing-masing.

"Kenapa?" tanya Jimin kemudian.

"Apa?" Rose balik bertanya pada Jimin.

"Kau membawaku kemari" jawab Jimin menoleh ke Rose yang ada disampingnya.

"Aku ingin melampiaskan rasa kesalku" ucap Rose dengan pandangannya yang masih ke depan.

"Kau ingin menyuruhku mencarikan korban untukmu?" kini Rose menoleh pada Jimin dengan anggukan.

"Apa harus sekarang?"

"Sekarang" jawab Rose mantap.

"Baiklah"

Jimin pergi melesat menuju tempat lain, sedangkan Rose berjalan menuju ke dalam gudang tua. Rose sangat terkejut mendapati Taehyung ada di dalam, ia hendak berbalik pergi.

"Tunggu" ucap Taehyung.

Rose berbalik kembali menghadap orang yang kini sedang tidak ingin di temuinya.

"Wae?" tanya Rose datar.

"Nona psikopat dengan tuan vampire. Pasangan yang sangat romantis" Taehyung tertawa lalu menepukkan kedua tangannya.

"Apa yang kau bicarakan?" Rose pura-pura tenang.

"Apa aku perlu mengulanginya?"

"Aku tidak mengerti ucapanmu Tae,"

"Jangan pura-pura tak tau"

Glek~

Pintu gudang terbuka menampakkan Jimin yang menarik seorang siswa perempuan berkaca mata.

"Wah... Wah.. Wah.. Kenapa kalian ada disini? Apa kalian janjian? Oh! Lihat tuan vampire membawa siapa? Yeoja cupu kelas 10? Oh jika dia mati pasti hanya petugas perpustakaan yang mencarinya"

Taehyung menampikkan smirknya lalu pergi, tapi sebelum itu ia sempat berhenti di sebelah yeoja berkacamata itu.

"Berhati-hatilah.. Jika mereka mengatakan 'ucapkan kata terakhirmu' berpikirlah tentang ucapan yang berharga jangan mengumpat apalagi berteriak"

Taehyung berbisik pada telinga yeoja itu lalu pergi dari tempat yang nantinya akan menjadi saksi bisu kematian yeoja itu sendiri.

"A-apa yang akan kalian lakukan p-adaku?" yeoja itu bertanya dengan terbata-bata.

Tiba-tiba nafsu Rose untuk menyiksa menjadi hilang akibat perkataan Taehyung, Rose pun memberikan kode agar Jimin melepaskan yeoja cupu itu, Jiminpun mengerti lalu..

"Jangan dengarkan perkataan Taehyung tadi, dia hanya iri.. Pergi kembali ke kelasmu bell masuk hampir berbunyi dan sesuai janjiku ini tanda tanganku" Jimin menyerahkan selembar kertas pada yeoja itu.

"G-gomawoo sunbae"

Yeoja itu tanpa pikir panjang segera keluar dari gudang dengan senyum yang mengembang pada wajahnya karena mendapatkan tanda tangan sunbae yang ia puja-puja selama ini.

Kembali dalam gudang,

Rose mendudukkan diri di lantai gudang yang penuh dengan debu. Disusul jimin yang ikut duduk di sampingnya, Rose menenggelamkan kepalanya di antara kedua tangannya yang bertumpu pada lutu ia terlihat frustasi.

"Kau kenapa?" tanya Jimin.

"Aku merasa diriku sangat bodoh"

"Kenapa kau berpikiran seperti itu?"

"Aku tidak bisa menjaga rahasiamu, dan sekarang Taehyung tau kalau kau adalah seorang vampire. Aku tak bisa menjaga kakakku.."

"Lupakan tentang rahasiaku, Taehyung tau bukan karena dirimu. Taehyung tau identitasku gara-gara Seulgi" ucapan Jimin mampu membuat Rose menegakkan kepalanya.

"Seulgi?"

"Aku sempat melihatnya datang ke rooftoops saat aku dan Seulgi tengah membicarakan identitasku"

"Kenapa mendadak psikopat sepertimu menjadi patah semangat seperti ini eoh?"

"Mollayo" ucap Rose menggelengkan kepalanya.

"Ah! Aku ada sesuatu untukmu... Sebenarnya aku ingin memberikannya kemarin saat kau menanggis tapi aku lupa karena kau terlalu sedih saat itu"

Jimin mengeluarkan bunga mawar yang kemaren ia petik ditaman.

"Jangan salah, bunga ini sudah layu tapi aku berniat memberikan bunga ini padamu kemarin dan kemarin bunga ini masih segar. Bunga ini adalah bunga yang berbeda dari yang lainnya, bunganya berwarna merah segar dan bunga ini yang paling besar diantara bunga yang tumbuh pada pohonnya, sayangnya bunga ini tumbuh terpisah karena kebesaran kelopak"

Rose terkekeh mendengar penuturan Jimin.

"Kenapa kau malah tertawa?" Jimin heran.

"Kau sangat serius menuturkannya"

"Huft.. Jarang aku seserius ini"

Rose masih terkekeh dengan ekspresi Jimin.

"Dan aku tak pernah sebahagia ini" ucap Rose menghentikan tawanya.

Jimin kembali teringat pada cinta pertamanya.

'Kenapa dia sangat mirip...

Kenapa harus mirip?...

Kenapa keegoisannya juga?

Apa dia sudah tiada?..

Kuharap belum..

Kuharap dia sekarang ada di depanku..

Kuharap ini bukan hanya ingatan masa lalu...

Dan kenapa aku jadi menyamakannya denganmu?

Apa aku jatuh cinta?'

"Hei! Kenapa kau melamun?" Rose membuyarkan lamunan Jimin.

"Aniyo"

Kringgg~

Tepat bell masuk berbunyi mereka keluar dari gudang.

-21-

CRAZY [JiRose]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang