[PIKIRAN]

2.9K 367 3
                                    

Rose menuju ke belakang sekolah. Ia sedang kesal hari ini. Ia menendang setiap benda yang ia lihat.

"Sial! Bodoh sekali kau Rose! Menyetujui permainan konyol ini!" umpat Rose.

Kini ia duduk di kursi kayu tua yang ada di sana. Ia mengeluarkan ponselnya yang berwarna putih.

"Rose?"

Rose menenggok ke belakang karena ia merasa terpanggil.

"Sedang apa kau disin?" tanya Rose.

"Aku hanya ingin bertanya. Apa kau benar jadian dengan Jimin?" tanya Jennie. Si pemanggil.

"Tidak" jawab Rose datar.

"Lalu?"

"Jangan bahas itu aku malas" Rose berjalan menunggalkan Jennie.

"Ada sesuatu diantara mereka"

---

"Apa?! Ada vampire lain di daerah ini?" tanya vampire yang lebih muda.

"Ya. Aku melihatnya kemarin, bahkan aku sempat menggigitnya" ucap vampire yang paling tua diantara mereka.

"Mungkin kau salah hyung" kini yang lainnya menanggapi dengan datar.

"Aku benar. Apa kau tidak percaya padaku" ucap si vampire yang paling tua sambil menatap tajam dua lawan bicaranya.

"Aku percaya" pasrah si vampire muda.

"Oke, bagaimana kita akan bertahan hidup di kota ini hyung?"
"Kita harus bersikap layaknya manusia. Agar mereka tidak curiga"

"Sepertinya menarik"

---

Rose kembali ke kelas dan melihat Jimin yang menatapnya datar.

"Kau tidak habis membunuh orang" ucap Jimin lirih saat Rose sudah berada di samping kursinya.

"Kau?! Oke aku lupa kalau kau itu Vam-pire yang bisa mencium darah walaupun aku tak menampakkannya"

Rose berucap malas lalu duduk di kursinya.

'Bagaimana kalau seorang psikopat membunuh vampire?'-Rose

Rose ber-smirk ria.

"Jangan berfikiran untuk menjadikanku bahan percobaanmu" ucap Jimin yang ditujukan pada Rose.

"Apa kau juga bisa membaca pikiranku?!" tanya Rose pada Jimin di samping kursinya.

"Aku pernah bilang bahwa aku bisa mendengar apapun. Kecuali.." Jimin menguntungkan ucapannya.

"Kecuali?"

"Ada seseorang yang membuatku benar-benar jatuh cinta padanya. Dan aku tidak akan bisa mendengar suara hati atau pikirannya" jelas Jimin.

Guru masuk, pelajaran kedua pun dimulai.

*skip

Kringg~

Bell istirahat berbunyi bak tanda kebebasan bagi siswa/i dan langsung semua berhambur keluar kelas.

Dan tentunya lagi kecuali Jimin dan Rose.

Rose masih berkutat pada buku yang ada di mejanya sedang Jimin sedang membalas PC dari seseorang.

"Berani sekali dia menyatakan cinta padaku"

Ucap Jimin remeh masih memegang ponselnya.

Rose tengah mencoret-coret bukunya. Dan menulis umpatan-umpatannya.

1. Aku benci orang disampingku
2. Aku bodoh karena menyetujuinya.
3. Aku sangat bodoh bodoh bodoh
4. Rose seorang pen-

Belum sampai kalimat keempat selesai Rose tak tahan menulisnya dan membuang bolpoint yang tadinya digunakan untuk menulis umpatan-umpatan itu.

Jimin menoleh pada Rose karena bunyi yang ditimbulkan oleh bolpoint itu dengan lantai.

Rose menarik nafas kasar lalu pergi dari kelas.

-12-

CRAZY [JiRose]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang