MANUSIA KUAT

1.3K 173 6
                                    

Maaf jika aku pergi karena kamu tak pernah memintaku bertahan di sini.

Mama Tegar masih diam di meja. Ia semakin tertunduk, air matanya tak tertahankan.

"Bang, sabar bang!"

"Bang kasihan mama.." Suara Sultan terdengar meninggi.

Lelaki itu diluar dugaan, ia membalas beringas kemudian. Wajah Tegar sempurna terkena pukulan keras lelaki itu hingga hidungnya berlumur darah.

"Anak kurang ajar!"
Meski berlumur darah, Tegar terus berusaha membalas. Usaha itu gagal, lelaki itu terlalu kuat. pukulan demi pukulam terus ditujukan pada Tegar. Tak segan-segan ia melempar vas bunga hingga tepat terkena wajah Tegar.

"Pa,udah!"

Sultan kali ini berteriak memeluk kakaknya. Mama yang semula diam tertunduk berdiri  dengan susah payah.

"Cukup! Jangan sakiti anakku lagi!" Mama berjalan terpatah-patah dengan air matanya yang berjatuhan menuju Tegar yang ada di pelukan Sultan. Baju Sultan yang berwarna putih sempurna ternoda dengan darah kakaknya yang terkapar di pelukannya. 

''Bang, lu oke kan?" ujar Sultan memastikan, dibalas anggukan kecil Tegar.

"Anak kurang ajar!" Lelaki itu kemudian pergi memakai kembali sepatunya

"Gue nggak sudi tinggal di sini!"

dan membanting pintu.

"Tegar, Sultan maafin mama."  

Ketiganya duduk bersimpu, berpelukan erat.

"Semua ini bukan salah mama. Dugaan almarhum papa salah besar. Laki-laki itu tidak pantas mengisi hari-hari berharga Mama."
Mereka berpelukan. Air mata tak tertahankan.

"Lelaki munafik!"

"Andai papa ada di sini.. dalam pelukan hangat ini.."
Suara Sultan melemah air matanya tak tertahankan. Tegar pun sama. 

            Lelaki itu memang bukan ayah kandung mereka. Namanya Prasetya. Dia semula karib dekat ayah mereka. Prasetya mendapatkan amanah untuk menjaga mama Tegar dan anak-anaknya selepas ayah kandung Tegar meninggal.
           Ayah kandung Tegar bernama Pandu. Ia meninggal karena kanker pankreas yang dialaminya. Dokter memvonis usianya tinggal beberapa hari. Sebelum meninggal, ia banyak meninggalkan amanah, salah satunya untuk karibnya sedari kecil, Pras. Prasetya sebelumnya merupakan seorang duda tanpa anak, istrinya meninggal lima tahun lalu karena keguguran. Pras menikah dengan bu Rus, mama Tegar sejak dua tahun lalu, sebelum mama Tegar sakit seperti sekarang.

"Pa, mama bertahan disini karena papa..." Suara mama semakin terdengar sendu.

"Kita semua sayang papa.. semoga papa bahagia disana..."

Anak tidak akan bisa memilih terlahir dari orang tua yang seperti apa. Kitalah yang menentukan akan menjadi orang tua yang seperti apa.

Kupu-Kupu Tak BersayapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang