TITIK TERANG

1.1K 161 11
                                    


"Boo, aku sayang kamu."

Galih tersenyum memegang tangan Sandi.

"Ich liebe dich" Galih berkata pelan mengusap rambut panjang Sandi yang terurai .

Kamu adalah alasanku masih bertahan, dan sayangnya diriku tak punya alasan untuk pergi

"San, jangan pernah berpaling dariku..."

"Berita tentang sugar baby itu .."

Sebelum gadis itu selesai bicara Galih terlebih dahulu

"Suuttt!"

"Aku percaya sama kamu. Berita itu nggak bener." Perkataan Galih terdengar begitu dalam, tatapannya manis.

Sandi tersenyum mengangguk.

"Aku tahu kamu cewek baik-baik." Lanjutnya tersenyum.

"Hey! Udah kalian bikin gue ngiri aja!" celetuk Arko mengagetkan.

"Sandi yang orangnya pendiem, pinter, super gitu bisa romantis juga yak." Celetuk Arko.

"Ko, gimana tentang si anak farmasi kampus sana itu?" ujar Galih meledek Arko

"Aduh gue kena nih!" Balas Arko tersenyum getir.

"Ternyata udah di gebet sama anak kedokteran. Ganteng lagi orangnya, sial!"

"Anak FK idaman mertua. Mundur alon-alon istilahnya, ko." Nicholas tertawa.

"Udahlah ko emang takdir lo jadi jomblo," celetuk Sandi

"Gimana kalian mau pesen apa nih?" Sandi menawarkan.

"Yang paling enak di sini dan semuanya dibayarin Galih," lanjut Arko.

"Heh, gue  gaada duit anjay," 

"Bodoamat." Celetuk Arko lagi.

 14.15

"Sandi tipe cewek yang romantis ya,"

"Terus kenapa putus bro?"

"Ya, semua ini keinginan Sandi. Setelah Julia divonis leukimia dan harus dioperasi dia cuti kuliah dan mau fokus kerja dan setelah itu dia nggak  tahu kemana. Terakhir dia cuma nitipin uang untuk operasi Julia sama penjaga panti sosial tempat Julia tinggal tanpa menemui Julia."

"Wait-wait. Panti?"

"Bukannya Mereka tinggal di kafe punya suaminya bu Warda?"

"Nah, itu Bang. Sandi pergi dari sana. Terus bawa Julia ke Panti Melati. Dan gue tahu Julia di bawa ke panti itu karena Julia sendiri yang nelfon gue. Gue emang nitipin no hp gue ke Julia. Kalau ada apa-apa biar dia bisa nelfon gue." 

"Dia bilang, Sandi pergi. Dia Nangis."

"Kacau, Bang."

"Dan gue nggak pernah komunikasi lagi sama Sandi. Bang, tolong bantu cari Sandi ya!"

"Lumayan susah,''Tegar berkata pelan menyibak rambut gondrongnya.

"Lo pernah lihat dia semenjak itu?"

"Nah ini bang. Aku pernah sekilas lihat dia di Bandung, cuma sekilas. Aku kurang yakin juga dia Sandi penampilannya beda banget bang.

"Rambutnya pendek dan penampilannya beda banget."

"Pantes aja sekalipun polisi nyari dan sebar pengumuman dimana-mana nggak ada yang ngenalin, beda banget penampilannya, tapi gua yakin itu dia."

"Gue pengen nyamperin,tapi takutnya itu bukan dia."

"Gue  tapi penasaran, akhirnya gue kejar waktu orang itu udah jalan, tapi gue kehilangan jejak."

"Kemungkinan besar Sandi bukan hilang tapi menghilang." Tegar berkata pelan.

"Gua juga yakin gitu,tapi alasannya apa? kenapa dia menghilang? Dia kerja dimana?"

"Aneh, Bang. Gue juga nggak bisa mikir, Bang."

"Weekend ini gue coba deh ke Bandung. Lo ikutan, kan?"

"Serius Bang?"

''Emm, iya Bang insyaAllah. Gue beresin laprak dulu tapi."

"Emang dasar ambis lu."

"Hey! aku telat ya?"

Tiba-tiba Putri mengagetkan dari belakang.

"Put, weekend ini aku harus ke Bandung."

"Harus weekend ini? Sorry bang, gua nggak bisa ikut."

"Iya Put. Sorry ya gua nggak jadi ikut ke Jogja nemenin lo. Ada petunjuk penting di Bandung tentang Sandi."


19.30

"Gar, besok temenin mama ke rumah sakit ya."

Tegar yang duduk dengan laptopnya di sofa ruang tamu mengangguk, tersenyum.

"Tegar juga nggak ada jadwal kuliah besok."

"Bang, garapin pr gue dong susah banget. Integral bang,Gue lihatnya males sumpah kaya cacing kepanasan gitu bentuknya." Sultan menaruh buku di meja ruang tamu

"Gue lagi sibuk nyelesein laprak." Jawab Tegar pendek.

"Lu integral aja ngeluh, belajar lah, perdalem materinya bego!" Lanjutnya

"Ya lu ngajarin gue lah bambang, adik lo kan emang bego, disini lo yang paling pinter makanya jadi tutor gue. lah, pelit amat."

"Jangan-jangan kalkulus lo nilainya C ya. Makanya lo ga bisa integral. Ketahuan disini yang bego siapa,'' celetuk Sultan.

"Laprak apaan orang lagi nyar hotel. Ngapain abang nyari hotel di Bandung? Mau ke Bandung?" Ucap Sultan Kesal. Seketika Tegar refleks menutup laptopnya.

"Lo mau ngapain hayo, Bang.."

''Jangan-jangan..."

"Apaan anjir,'' celetuk Tegar menoyor Sultan yang duduk di sampingnya.

"Oh iya ma, weekend ini Tegar ngaa ada kegiatan dan tegar harus ke Bandung."

"Bandung? Ngapain?" Jawab mama sembari berusaha duduk ke sofa.

"Ada urusan penting, ma."

"Bang ngapain sih nyari info tentang hotel itu. Itu kan hotel gede, lo mau nginep di sana?" Sultan lagi-lagi ingin tahu tentang hotel tempat Galih melihat Sandi.

"Bang, ngapain sih? Jangan-jangan lu mau kencan ya di sono?"

"Eh bocah ingusan, diem lu gak tau ape-ape."

"Belajar sono."

Tegar menoyor Sultan lagi.

"Gue ikutan ke Bandung, Bang. Capek gue sekolah."

"Pengen liburan ke Bandung, Ma." 

"Sultan," Kali ini mama yang bereaksi dengan Sultan yang terus berceletuk.

'' Iya, Ma."

Tegar tertawa melihat Sultan yang langsung diam karena mama melarangnya. 

Kupu-Kupu Tak BersayapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang