MASA LALU

2.2K 197 3
                                    

12 Desember 2005

      Tanggal 12 desember adalah hari pertama Sandi dan adiknya datang ke panti ini. Adiknya kala itu masih berusia satu setengah tahun, masih sangat kecil. Mereka kehilangan ayah mereka setelah rampok beringas menyasat rumah mereka. Dahulu mereka hidup bahagia, Ayah mereka bernama Malik dan ibunya bernama Maharani. Ayahnya merupakan seorang Engineering Managaer di salah satu perusahaan konstruksi dan ibunya seorang dokter. Julia dan Sandi dibesarkan di keluarga yang bahagia, bahkan bisa dikatakan amat bahagia.

"Mereka kehilangan ayah?" Putri dan Tegar saling tatap menandakan pikiran mereka sama.

"Lalu dimana ibu mereka?"

Bu Warda menghembus napas pelan.

"Ini adalah bagian paling menyakitkannya."

"Penjahat itu berhasil masuk rumah mewah milik keluarga Malik. Saat itu, mereka itu masih tertidur lelap. Julia ada di ranjang bayinya dan Sandi ada di tengah-tengah ayah dan ibunya. Pukul satu lebih beberapa menit rampok itu sempurna membuka pintu depan rumah itu."

"Hari itu satpam rumah cuti ke kampung,  mau tak mau Malik tak bisa tertidur lelap seperti biasanya. Saat rampok itu mengambil satu persatu barang, Maharani terbangun dan langsung membangunkan suaminya. Maharani panik langsung memeluk Julia dan Sandi," lanjutnya.

"Kamu lindungi anak-anak!"

      Beberapa detik setelah Malik keluar terdengar suara penjahat itu menghambisi nyawa suaminya dengan parang. Dua orang itu tiba-tiba saja membuka pintu kamar. Maharani dan Julia ada di dalam lemari, mereka berlindung di antara pakaian yang tergantung dan dengan tega perampok itu menodai  Rani. Sejak kejadian itu, Rani depresi dan akhirnya ia ada di rumah sakit jiwa dan setelah itu dipindah ke panti tempat odgj.

"Panti odgj?"

Sandi dan Julia yang malang dibawa oleh tetangganya ke panti ini. Mereka tak punya sanak saudara di pulau ini. Orang tuanya berasal dari daerah Kalimantan. 

"Pelakunya nggak ketangkep sampe sekarang?"

Bu Warda mengangguk.

"Saya juga nggak paham kenapa pelakunya nggak bisa ketangkep."

"Lalu berapa lama Sandi dan Julia ada di sini?" 

"Sampai Sandi lulus SMA."

"Jadi, fase kehidupan Sandi banyak dihabiskan di sini?"

"Ya, Setelah itu Sandi memutuskan untuk  ikut kerja dengan suami saya dan ternyata dia juga sembari kuliah kala itu."

"Dia memang punya ambisi dalam bidang teknik seperti ayahnya."

"Suami saja buka kedai kopi kecil-kecilan," ujarnya tersenyum

"Saya membujuknya untuk tetap di sini, tapi ia menolak. Padahal saya sudah menganggapnya seperti anak saya sendiri. Saya tidak pernah merasa direpotkan dengan keberadaan mereka."

"Tempat kerja  suami saya memang tidak terlalu jauh, saya setiap minggu ke sana juga. Saya juga mengkhawatirkan dia, sudah setahun ini dia pergi. Suami saya juga sudah mencoba cari, tapi nihil.  Julia juga tidak dititipkan ke Saya."

"Saat itu, pagi-pagi suami saya mengecek ke kamar Sandi dan ternyata kosong. Kemungkinan malam itu dia pergi."

"Iya bu, Julia di tempat lain. Saya tahu dari buku harian Sandi. Panti itu lumayan jauh dari kampus."

"Panti Melati?"  wanita paruh baya itu nampak begitu terkejut. Air mukanya berubah.

"Kemana gadis itu pergi.." suara bu Warda semakin lenyap.

"Semoga kalian bisa menemukan Sandi secepatnya.."

"Dan satu lagi,."

"Saya yakin dia bukan pelaku kasus itu.." ujarnya dengan mata berkaca-kaca

Kupu-Kupu Tak BersayapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang