Surat Cinta

4.7K 543 37
                                    

Matahari pagi menyoroti badan Prilly di atas kasur. Wanita itu mengerjapkan matanya seraya meleguh kecil, Gorden semakin terbuka lebar dibuka oleh asisten rumah tangga sekitar berusia 20 tahun itu. Pembantu itu tersenyum kikuk ke arah prilly, maklum belum mengenal.

"Maaf kalau mengganggu tidur kamu" Katanya, Prilly mengangguk seraya bangkit dari kasur dan membantu merapikan tempat tidur yang ia tempati, namun pembantu itu rupanya tak enak hati.  "Jangan mbak, biar saya saja yang merapikan"

"Gak papa, Aku juga sudah terbiasa"Jawab Prilly yang membuat pembantu itu tersenyum seraya membatin  'Sudah cantik, baik, sopan. Semoga bisa berjodoh dengan mas Ali'

"Itu sarapan buat kamu," Ia menunjuk makanan sarapan berupa roti, Prilly tersenyum melihatnya. Ada ada saja idenya, Roti dibentuk hati dengan telur mata sapi di atasnya yang terlihat sangat menggiurkan,lengkap pula dengan garnish Bokcoy dan daun seledri di sekelilingnya. Di ambilnya roti itu lalu menggigitnya, terasa sangat enak dilidahnya.

"Ini kamu yang buat? Roti dingin ya ini? " katanya sambil tertawa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini kamu yang buat? Roti dingin ya ini? " katanya sambil tertawa.

" Bukan, itu Mas Ali yang buat. Karena bikinnya tadi, jadi ditaruh di kulkas " Balas pembantu bernama Asih itu. semalam Ali tak tidur,melainkan ia menata baju di koper persiapan untuk Flight nya selama tiga hari, dan dini hari tadi Ali membuat sarapan untuk Prilly terlebih dahulu sebelum berangkat. 

" Ali kemana? "

" Dia Flight mbak, "

" Aduhh... Aku lupa, " Prilly menepuk jidatnya, bukankah Ali sudah bilang ia akan Flight, tapi kenapa ia palah lupa. Mungkin karena ia kelelahan, makannya tidurnya sangat pulas. Seharusnya ia mengantar Ali ke bandara tadi pagi, iya seharusnya kalau ia tak tertidur.

" Ali bisa masak ya? "

" Bisa banget, " Sahut Asih, ia duduk di lantai pertanda ia ingin bercerita dan mendengarkan Prilly. Namun melihat itu Prilly langsung berkata " Ngapain duduk disitu, sini aja disamping aku " Prilly menepuk ranjang sebelumnya yang masih banyak menyisakan tempat.

" Gak sopan mbak "

" Gak papa, Aku kan tamu, bukan boss kamu... Sini dong "

" Iya " Asih duduk di samping Prilly, walau sedikit tak enak hati.

"Aku panggil kamu siapa, kayaknya gak beda jauh usia kita"

"Asih "

" Oh, panggil aku Ara..." Prilly berkenalan, Ara memang tak memandang status di lingkup pertemanannya. Yang penting ia bisa aman dan nyaman berteman.

"Emang Ali bisa masak apa aja? "

" Wah.. Mas Ali itu jago banget, dia jago banget masak air " Katanya semangat menanggapi pertanyaan Prilly.

"Masak air? Ha ha ha. Serius? "

"Iya Ra... Masak dia goreng telur sama cangkangnya, terus pernah masak ayam tapi ayamnya cuma di ongseng"

Potret Menembus Awan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang