(2)

110 10 2
                                    

Aku kenal betul siapa si empun suara itu. Ya, Kim Se Rin

"Kenapa kau meninggalkan Tokyo tanpa pamit dengan ku, eoh?"

"Mianhae, aku sangat tergesa gesa kemarin, dan tidak punya waktu untuk menemuimu"

"Lalu kau sedang apa disini?" Entah mengapa pertanyaan itu keluar dari mulutku, entah mengapa aku sangat terganggu atas kehadirannya sekarang. Segera ku dudukan kembali pantat ku ditempat semula dan menyadarkan kepala ku ke dinding

"Kok-ah, apa kau sangat lelah?" Aku sangat terkejut atas kedatangan tangan Se Rin dikepala ku hanya untuk memijat kepala ku yang sedaritadi mengernyit tak karuan, karena aku terlalu banyak memikirkan Yoona hari ini.

Ceklek~

"Oppa?" Aku kenal betul itu suara siapa. Ya, dia adalah pacarku Lee Yoona. Tapi Yoona tidak sendiri dia sedang bersama dengan lelaki, ah aku ingat betul dia siapa. Dia adalah dokter yang merawat Yoona dirumah sakit, Dokter itu berpakaian layaknya orang biasa, dia mendorong perlahan kursi roda yang diduduki oleh Yoona untuk mendekat denganku

"Oppa, siapa dia? Kenapa dia mengeluh elus kepalamu?"

"Dia-"

"Perkenalkan nama saya Serin, Kim serin. Saya seketaris baru tuan Jeon" Perkataan ku selalu dipotong oleh nya, ish dasar Serin sifat nya tidak pernah berubah

"Ah.. Ani, dimana seketaris lamamu. Padahal ia bekerja dengan baik"

"Ayahnya Jungkook yang menyuruhku memilih perkerjaan disini. Dan aku memilih untuk menjadi seketarisnya" Aishh, jinjja!!!  Kenapa ia selalu menjawab pertanyaan beruntun dari Yoona, aku yakin dari raut wajah Yoona dia membenci kehadiran Serin.

"Selamat datang di perkerjaan barumu, perkenalkan namaku Lee Yoona, Yoona" Yoona menyodorkan tangan nya untuk bersalaman dengan Serin

"Lebih tepatnya dia adalah pacarku, Serin-ah" Serin mengurungkan dirinya untuk membalas jabatan tangan Yoona, Yoona dibuat terkejut olehnya. Karena ia langsung menghentakkan tangannya yang hampir saja menjabat tangan Yoona

"Tuan, aku permisi" Serin meninggalkan Yoona, Jungkook dan tentu saja Jimin

"Nona, saya menunggu diluar. Kalau terjadi apa apa anda bisa menghubungi saya" ucap Jimin dengan sangat ramah

"Ck, melindungi Yoona adalah tanggung jawabku" cibir Jungkook

"Jungkook-ah" aku menyenggol pelan lengannya itu, kenapa coba dia harus berkata begitu kepada dokter Jimin.

"Hm. Ne, saya permisi" Dengan segera Jimin meninggalkan ruangan itu yang hanya tersisa Jungkook dan Yoona

"Yoon-"

"Jungkook, jelaskan kepadaku" Yoona menyilangkan kedua tangannya didepan dada dan menatap intens mata coklat Jungkook

Oh Ya Tuhan, jangan sampai pendirian ku roboh karena menatap mata indahnya itu.

"Yoona-ya. Dia itu sahabatku, mungkin dia sudah seperti adikku. Kau tau dia memperlakukan layaknya kakaknya, kami bahkan sering berpelukan dan kau tau, aku tidak pernah berdebar, seberdebar kau yang memelukku" Jungkook tertunduk dia tidak atau lagi harus menjelaskan apa. Dia terlalu bingung ingin menjelaskan dari mana.

Diam.

Diam.

Diam.

Itulah yang terjadi ketika Jungkook masih tertunduk Yoona masih menatap Jungkook dengan tatapan mengintimidasi.

Seketika tawa Yoona pecah, membuat Jungkook menatap Yoona dan membulatkan matanya dan lihatlah hidungnya kembang kempis dan sedikit melongo membuat gigi kelinci nya terlihat. Aigoo, imut sekali kelinci ini.

Problem In MyselfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang