D-5

38 7 6
                                    

Aku retak

👑

'Gue gak mau nyentuh Ina. Ina gak pantes disentuh cowok macam gue'

Kalimat itu terus terbayang dalam kepala mungil Rafa. Rafa mendesah berat. Mengapa juga dia memikirkan kalimat itu. Eits, jangan salah, Rafa memikirkan kalimat itu bukan karena dia merasa sedih Ryan begitu mempedulikan Ina. Namun ia sedikit tersinggung, lelaki itu sudah pernah menyentuh lengannya saat Rafa sakit perut. Dan dia berkata seperti itu seakan-akan Rafa adalah perempuan tak suci.

Rafa masih merenung saat pintu lab. Biologi terbuka. Kesadarannya kembali saat sebuah suara memanggil namanya.

"Loh, Raf, udah lama?" Rafa mendongakkan pandangannya. Reka mengambil duduk disebelah Rafa.

"Lumayan." Jawab Rafa jujur.

Reka mengamati gadis disampingnya. Reka meyakini telah terjadi sesuatu yang mengusik pikiran gadis itu.

🌸🌸🌸

"Raf, mau bareng gue gak?" Reka menawari Rafa untuk pulang bareng. Matahari sudah tumbang. Reka khawatir karena Rafa perempuan.

"Gak. Aku nunggu jemputan." Rafa menjawab seadanya.

"Ya, udah. Gue duluan ya? Ada acara soalnya habis ini." Pamit Reka dan dihadiahi anggukan oleh Rafa.

Beberapa menit setelah Reka keluar dari gerbang sekolah, terdengar suara motor dari arah parkiran. Rafa mengabaikan suara motor itu, ia lebih fokus pada ponselnya yang tak kunjung mendapat notifikasi dari mamanya.

Motor itu berhenti di depan Rafa. Barulah Rafa sadar siapa sosok diatas motor itu. Ryan. Rafa mendengus kasar.

"Kok belum pulang?" Ryan melepas helmnya lalu duduk di samping Rafa. Rafa segera menggeser tempat duduknya, memperlebar jarak.

"Kenapa?" Ryan bertanya lagi. Kali ini disertai kerutan di keningnya.

"Gak." Rafa menjawab pendek.

"Dih, jutek amat." Ryan berkomentar.

"Sejak kapan kamu berani  komentar, sok kenal banget sama aku." Rafa mengeluarkan unek-uneknya.

"Kita sekelas, Raf. Jelas kenal lah." Ryan membela diri.

"Berisik. Ngapain sih kamu di sini?" Rafa mulai kurang nyaman.

"Kirain lo butuh temen." Jawab Ryan.

"Aku duluan, jemputan udah dateng." Kata Rafa.

Rafa melangkah keluar lingkungan sekolah. Langit sudah gelap. Ia berbohong mengenai jemputannya yang sudah tiba. Ia tak tahan harus berada di dekat Ryan. Gadis itu sedang memiliki mood buruk.

Sebuah motor berhenti disamping Rafa yang tengah berjalan di trotoar.

"Raf, lo bohong?" Ryan turun dari motor dan mengejar Rafa.

"Kamu ngapain sih nyamperin aku?" Tanya Rafa ketus.

"Ini udah gelap, lo yakin mau jalan?" Ryan bertanya dengan nada khawatir. Nada yang hanya Rafa dengar saat Ryan berbicara pada Ina.

AndersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang