Menghangat
👑
'lo udah di rumah?'
Rafa tertegun sejenak. Tangannya mengambang di atas keypad. Bingung harus membalas apa. Dan bingung reaksi seperti apa yang terlihat di wajahnya sendiri. Ia ingin tahu. Pasalnya ia merasakan ada kehangatan di kedua pipinya.
"Lah, aku ditinggal chattingan. Hem... Nasib jomblo kayak Syifa ya gini." Ucap Syifa yang membuat Rafa menoleh.
"Sorry. Aku butuh kisi-kisi ini secepatnya soalnya." Cengir Rafa.
"Secepatnya katamu? Yang ada aku lihat daritadi kamu cuma mentelengin pesan dari si Ryan." Ejek Syifa. Rafa hanya tersenyum menanggapinya.
"Iya sorry napa." Rafa mengalah.
'tin'
Suara klakson membuat keduanya menoleh bersamaan ke arah pintu. Syifa berdiri.
"Aku udah dijemput. Duluan ya?" Pamit Syifa. Rafa mengantar sampai depan pintu dan melihat sosok samar yang ada di balik kemudi mobil Syifa.
🌸🌸🌸
'lo udah di rumah?'
Rafa kembali menatap pesan yang masuk sejak 30 menit yang lalu. Rafa segera memberi balasan.
'udah. Aku minta kisi-kisi.'
Rafa mengembalikan topik awal mereka. Belum ada 30 detik, ponsel Rafa bergetar tanda ada pesan masuk. Hal itu menyebabkan niatannya meletakkan ponsel di nakas tempat tidur terhenti.
'Syukur deh. Bisa gak basa-basi dikit gitu? To the point banget.'
Rafa bisa membayangkan ekspresi jengah Ryan di seberang sana. Hal itu membuat Rafa terkekeh. Ia suka melihat Ryan si tanpa ekspresi, mencak-mencak karena sebal. Itu merupakan kejadian langka. Melihat selama ini Ryan akan diam saja atau membalas dengan omongan jika Indra mulai jahil, sekali lagi itu tanpa ekspresi.
'Bisa kok. Kenapa gak kamu aja yang maju buat CCI?'
Rafa masih penasaran dengan alasan Ryan tak mau ikut CCI. Jika ditanya kepintaran, Ryan jelas menang dibanding Rafa. Jika ditanya pengalaman, mungkin mereka seimbang.
'kan gue udah bilang di grup.'
Balasan Ryan membuat Rafa sebal. Tadi siapa yang menyuruhnya untuk berbasa-basi.
'aku gak boleh basa-basi nih?'
'eh, kayak gitu ya basa-basi lo?😂'
Ada emoticon diakhir kalimat itu. Rafa merubah posisi berbaringnya menjadi duduk bersila di atas kasur.
'maybe.'
Rafa sungguh merutuki pesannya yang super singkat. Ia hanya bingung harus membalas seperti apa.
'gue males ikut gituan. Lagian gue ada feeling kalo gue yang ikut, gue bakal kalah.'
Rafa mengerucutkan bibirnya saat melihat jawaban Ryan.
'oke. Sekarang aku minta clue buat soal CCI besok.'

KAMU SEDANG MEMBACA
Anders
Teen FictionKamu tahu apa yang paling membuatku bersyukur atas rasa yang kupendam padamu? Jika tak tahu, biarlah kuberi tahu... Bahwasannya pada awal aku tak suka kopi, semenjak rasa ini hadir aku berbalik menjadi suka kopi. Kenapa? Karena memendam rasa padamu...