***
Hari ini sama seperti hari kemarin,aku hanya dapat menatap dan menyapamu dari kejauhan.
Ingin rasa nya hati ini berteriak untuk memanggil namamu, namun logika ku tidak setuju dengan hatiku.
Di sisi lain, aku juga ingin seperti mereka yang selalu bisa ada disampingmu kapan pun mereka mau.
Tapi tidak untukku, aku tidak bisa dan tidak akan pernah bisa.
Aku berharap suatu hari nanti, kamu bisa menoleh ke belakang dimana ada diriku yang selalu mendukungmu dalam diam. Tidak seperti sekarang hanya hal-hal di depan mu saja yang kamu kejar.
"Hayoo! lagi lihatin siapa?" tanya salah satu manusia cerewet disampingku, Vio.
"Kebiasaan deh ngagetin gue mulu" jawabku sedikit agak kesal
"Yeuu ngambek mulu bu, PMS lo ya?" jawab Vio asal ceplas ceplos, sehingga membuat para penghuni kantin menatap ke arah kami dengan tatapan yang sulit diartikan
"Berisik deh lo, tuh kan banyak yang lihatin" jawab ku kesal
"Yaelah wajar kali Cer, namanya juga sahabat belum klop kalau belum buat salah satu sahabatnya malu hehe" jawab Vio dengan cengiran kuda khasnya
"Iyain umur ga ada yang tau" ucap ku santai
"Songong bet lo ya doain gua mati, gue bilangin Ve..." ucap Vio terpotong karena mulutnya lebih dulu dibungkam oleh tangan ku
"Bisa diem ga?gue sleding baru tau rasa lo Vi" jawab ku
"Peace Cer! keceplosan hehe" ucap Vio dengan menunjukan jari tangannya tanda perdamaian.
***
Next ga?maap ya author gaje soalnya masih penulis amatiran hehe
Love.
KAMU SEDANG MEMBACA
Venance
Teen FictionAda yang manis tapi bukan gula Ada yang hangat tapi bukan kopi Ada yang buat nyaman tapi bukan sofa Tapi lo, Cherryna Angelo Beatrix - Malvero -