•••
Hari ini Cherryn bangun lebih pagi dan menyiapkan bekal lebih, untuk diberikannya kepada Vero nanti. Cherryn tidak putus asa dan tetap berusaha, walaupun sifat Vero kadang sangat menyebalkan menurutnya.
Setelah semua siap. Cherryn pun pergi berangkat sekolah, kali ini ia pergi bersama dad dan adik semata wayangnya itu. Tidak butuh wkatu lama, Cherryn pun sampai di depan gerbang sekolah, karena memang jalanan hari ini cukup lenggang.
"Pagi neng" kata penjaga sekolah
"Pagi mang!" kata Cherryn tersenyum simpul
Cherryn memang anak yang ramah, dan tidak pernah memandang seseorang melalui fisik dan materinya.
"Semoga Vero mau nerima bekal makanan dari gue, semoga" batin Cherryn saat melangkah menuju kelasnya
•••
Bel istirahat pertama pun berbunyi, membuat para siswa/i scepat berhamburan ke luar kelas. Tak terkecuali Cherryn dan Vio.
"Vi gua ada urusan bentar. Lo duluan aja ya" kata Cherryn saat hendak melangkah keluar kelas bersama Vio
"Ehhh.. mau kemana lo? Sini bekal nya gua yang bawain" tawar Vio
"Eh gausah Vi! Udah ya gua duluan, nanti gue nyusul babay!" kata Cherryn cepat berlalu
"Ck dasar Cherry wini binti" gumam Vio
Setelah pamit dari Vio, Cherryn pergi menuju lantai 3 dimana seluruh koridor kelas 12 ada disana. Cherryn mantap dengan keputusannya, untuk berterima kasih kepada Vero lagi.
Saat Cherryn mulai menginjakkan kakinya di koridor tersebut. Sudah banyak pasang mata kakak kelas nya itu melihat ke arah nya dengan tatapan seperti predator menemukan mangsanya. Aneh, pikir Cherryn.
"Wihhh ada ade kelas cantik tuh"
"Tumben ada adkel berani kesini"
"Piwitt kenalan dong"
"Ngapain tuh bocah lewat sini"Terdengar beberapa pembicaraan kakak kelas Cherryn yang masuk ke telinga nya. Ada yang heran bertanya - tanya, ada pula yang tidak suka. Memang benar, baru kali ini ada adik kelas yang berani melewati koridor kelas 12. Biasanya banyak diantara mereka yang memilih putar balik, karena takut, padahal kan ngga gigit.
Keputusan Cherryn sudah bulat dan mantap, kali ini fokusnya hanya kepada Vero. Saat dirinya sudah sampai di depan kelas tujuannya..
"Cherryn? Tumben kamu kesini ada apa?" tanya Sisca, kakak senior satu eskulnya
"Eh kak Sisca! Aku mau ketemu kak Vero kak, ada urusan bentar" kata Cherryn
Sisca mengangguk tanda mengerti, "bentar ya ku panggil" kata Sisca ramah.
"VER! ADA YANG CARIIN LO!" teriak Sisca, setelah nya ia izin pergi menuju kantinVero yang mendengar namanya disebut pun melangkah menuju depan kelas. Dion yang sangat peka, akhirnya mengintip dari jendela kelas.
"Yah bucin" kata Dion
"Woi asu! Bantu gua ini turnet terakhir!" kata Reno protes, karena sedang asik bermain game online
Cherryn menunggu sembari memainkan sepatu miliknya dan menatap kebawah.
Tak lama Vero ada di hadapannya.."Apa" kata Vero
"Eh.. hm.." bingung Cherryn
"Haem haem, sariawan lo" kata Vero tegas
"Maaf kak. Ini Cherryn buatin bekal, sebagai ucapan terima kasih atas kejadian kemarin, mohon diterima kak!" kata Cherryn cepat sembari menjulurkan tangannya dan menutup mata nya, takut melihat ekspresi Vero
Vero pun kaget, niat sekali anak ini, pikirnya. Cherryn yang menunggu lama tak ada respon segera membuka manik mata cokelat miliknya. Vero diam tak bergeming.
Cherryn sungguh gemas dengan kelakuan Vero!"Ga usah" tegas Vero
"Tapi Cherryn ga terima penolakan!" kata Cherryn lagi
Hal tersebut membuat beberapa pasang mata menoleh kepada nya.
Karena merasa sangat gemas! Akhirnya Cherryn sengaja mengambil tangan Vero agar cepat menerima bekalnya dan ia bisa dpaat segera menemui Vio.
Tak disangka, Vero refleks menepis dengan cepat sentuhan tangan Cherryn dan membuat bekal yang diberikan itu jatuh ke dekat tempat sampah di luar kelas.Vero dan Cherryn sama - sama terkejut. Reno dan Dion yang sudah menyelesaikan game juga ikut merasakan hal yang sama.
"Sor-"
"UDAH KAK CUKUP!" kata Cherryn menahan tangisannya
Kemudian Cherryn berlalu, karena tidak kuasa menahan rasa sakit perlakuan Vero barusan dan perasaan baru karena di tolak mentah - mentah sehingga disaksikan banyak pasang mata kakak kelasnya tersebut.
"Hahaha kasian deh lo ditolak mentah - mentah" kata Tina
"Makanya jangan gatel" lanjut Nora
"Yaampun kasian banget si adik kelas unch ini, siapa suruh sok deketin tunangan gue, ditolak kan lo. Gue si malu di koridor kelas 12 lagi HAHAHA" tawa Sandra dan the gank pecah
Cherryn pun berlalu dan tak kuasa menahan air mata miliknya. Ia berlari sekencang kilat untuk mencari tempat yang dapat menenangkan hati nya.
•••
"Ver kebangetan lo bodoh!" kata Dion
"Sejak kapan lo jadi kaya gini sama cewe? Biasanya lo terima aja, walaupun ga lo makan dan kasih kita" lanjut Reno
Vero bingung dengan perlakuan nya barusan, sungguh ia tidak sengaja!
"Lo boleh ga peduli sama dia, tapi jangan nyakitin dia, harga diri dia jatoh bro." lanjut Dion
"Dia nangis tolol! lo ga liat? Perasaan se ngga peduli lo sma org, ga sampai lo buang tuh makanan ke tempat sampah" lanjut Dion lagi
"Bangsat! Lo semua salah persepsi!" marah Vero menonjok dinding tembok dan membuat tangannya mengeluarkan cairan merah
Kemudian Vero berlalu dan mengejar Cherryn, entah dimana pun itu. Akan Vero sampai ke ujung samudra sekalipun, pikirnya. Ia akan segera meminta maaf dan menjelaskan semuanya.
"Hahaha padahal gua manasin Vero doang tadi" kata Dion terkekeh
"Sama. Biarin lah bucin labil" kata Reno ikut terkekeh melihat kelakuan sahabat nya itu
Bipp..bip..
1 pesan masuk
"Bang lo liat Cherryn ga?!" 10.15"Mampus! Adek gue nanyain Cherryn" kata Reno
"R.I.P Vero" kata Dion, mengingat Vio sangat sensitif tentang segala sesuatu yang memiliki sangkut paut dengan Cherryn, sahabatnya itu
•••
Hayooo...
Next part ya!Love.
KAMU SEDANG MEMBACA
Venance
Teen FictionAda yang manis tapi bukan gula Ada yang hangat tapi bukan kopi Ada yang buat nyaman tapi bukan sofa Tapi lo, Cherryna Angelo Beatrix - Malvero -