Tiga

1.3K 119 4
                                    

You're my special little lady
The one that makes me crazy
Of all the girls I've ever known
Justin Bieber - Favorite Girl

*****

"Ayah!." kesal salsha

"Oke oke!." Andry mengangakat kedua tanganya seolah menyerah. Salsha mendekati aldi di bantu kakaknya dia kembali menuntun aldi untuk duduk di sofa

"Kamu gapapa?."
Aldi membuang wajahnya saat salsha menyentuh dagunya agar menatapnya. Plis aldi gamau keliatan lemah dan bikin salsha khawatir.

"Tuh kan berdarah, ayah sih main pukul-pukul aja. Liat kan wajah aldi luka. Jangan salahin salsha ya kalo nanti cucu Ayah jelek!."

"Mulutmu, udah sana balik ke kamar. Ayah masih mau bicara sama aldi." kata Andry menatap tajam  putrinya.

"Ih ayah ini lukanya mesti di obatin dulu. Ayah ko kejam si." rengek salsha

Aldi tersenyum samar, salshanya memang masih bocah. Tapi aldi suka dengan tingkah kebocahan salsha. Liat aja berapa kali dia merajuk dan ngomel-ngomel ke ayahnya buat bela dia. Ini kalo engga ada ayah salsha pasti pipi pacarnya itu udah jadi sasaranya saking gemesnya aldi.

"Ah yaudah-yaudah sana, daripada ayah pusing denger cerocosan kamu mulu. Dan aldi besok kesini lagi, kamu harus lakuin apa yang saya mau kalau mau nikahin putri saya!." tegas Andry sambil berjalan masuk di ikuti oleh Anissa.

"Udah gausah tuh dengerin ayah, ayok aku obatin dulu lukanya." kata salsha menarik lengan aldi. Namun laki-laki itu masih diam di duduknya

"DII..." Rengek salsha
"Udah sini duduk, gapapa cuman memar doang. Cowok luka gini doang tuh biasa." kata aldi justru menarik lengan salsha agar duduk di sampingnya

"Kamu tuh bawel banget tau ga. Mana brisik lagi, aku jadi ragu tau ngajak nikah bocah kayak kamu." canda aldi
Salsha melotokan matanya

"Apa!."

"Engga, engga becanda. Dih beneran deh lama-lama nanti aku jadi tipe-tipe suami takut istri kayaknya liat kamu galak kaya gitu." balas aldi tersenyum kecut

"Adaw." dan detik kemudian dia meringis merasakan tangan maut salsha.

"De, udah malem tuh suruh tidur sama ayah." kata anissa berjalan ke dalam ruang tamu

Salsha melirik jam yang tergantung di ruang tamu
"Yaelah masi juga jam 8 kak." protes salsha
Anissa hanya mengendikan bahunya,

"Yaudah deh aku pulang aja. Mau lembur banyak kerjaan." ucap aldi bangkit dari duduknya
"Lah kok pulang si?."  kata salsha mengikuti aldi bangkit dari duduknya

"Aku pamit dulu kak," pamit aldi pada anissa tanpa menghiraukan rengekan salsha

"Pulang dulu ya anak kecil." guman aldi mengacak-acak rambut salsha gemas

*****

"Jadi gimana? Lo mau kuliah dimana?."

"Gatau nih, bingung mau kuliah apa engga." balas salsha

Sambil mengapit ponsel dengan bahunya salsha mulai memasukan beberapa bajunya ke dalam tas.

"Lah kok gitu?."

"Ya.. Kan gue sama aldi mau nikah, gye mikir tuh sia-sia aha gue kuliah toh ujung-ujungnya gue bakal jadi ibu-ibu kan?." jawab salsha enteng

Ayahnya meminta dia untuk bersiap-siap entah untuk apa. Sementara menunggu ayahnya selesai bicara dengan aldi salsha memilih untuk menelfon steffie - sahabatnya

"Dih, nih ya gue kasi tau kenapa kok seorang wanita harus berpendidikan tinggi. Pertama, lo pernah baca ga si ada sebuah penelitian yang nunjukin bahwa anak yang cerdas lahir dari ibu yang cerdas emang lo mau nanti punya anak bego?." tanya steffie

Salsha berdecih, steffie nyumpahin anaknya nanti bego gitu? Teman macam apa dia ini.

"Kedua, nih ya misal. Misalnya loh, 10 taun pernikahan lo sama aldi. Suatu waktu dia bosen jalanin sama lo. Dan punya simpenan di luar sana yang jauh lebih muda dari lo dan akhirnya ninggalin lo. Kalau lo berpendidikan tinggi, lo gak akan ketergantungan sama dia ngemis-ngemis ke dia. Lo bisa jadi wanita karir cari uang sendiri." cerocos steffie

"Ah udah ah dari tadi nyumpahin mulu. Sahabat macam apa lo. Udah bhay." kesal salsha memutuskan sepihak panggilanya

*****

"Mau rokok?." tawar Andry menawarkan sebungkus rokok di hadapan Aldi
"Engga om, makasi." tolak aldi halus

Aldi tidak suka asap rokok apalagi merokok, meski sedari tadi ayahnya salsha terus memaksanya untuk merokok.

"Gapapa, gausah malu-malu gitu. Tuh sama kopi enak kan." ucap Andry

"Ga om, saya ga ngerokok."  tolak aldi

Katakanlah dia banci karna memang sampai sekarang dia tidak pernah sekalipun merasakan nikamtnya dari sebatang rokok.

"Oh bagus deh, kesehatan kamu terjaga jadi nanti salsha ga repot ngurusi orang sakit. Lagian saya juga ga suka sama orang perkokok." ucap Andry tersenyum penuh arti tanganya mengambil bungkus rokok tadi sambil membuangnya ke tempat sampah

"Ini bapaknya salsha ngetes?." batin aldi
Ini nih enaknya jadi cowok bukan perokok, udah idaman wanita gampang di terima mertua lagi.
 

"Tuh kan ayah tau sendiri gimana aldi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tuh kan ayah tau sendiri gimana aldi." ucap salsha berjalan menghampiri ayahnya dan aldi yang sedang duduk di teras itu

"Kamu nih siapa suruh ikut-ikut ayah belum selesai ngetes Aldi ngerti." kesal Andry

"Tes apalagi si yah ya ampun kayak sekolah aja tes-tes mulu." jawab salsha

"Sawah kita tuh panen banyak."

"Lah hubunganya apa sama tes?."  bingung salsha

"Namanya cowok harus bisa kerja kasar, kayak yang ayah bilang hidup kadang di atas kadang di bawah. Nanti kalau usahanya aldi bangkrut. Dia bisa bantuin kejain sawah kita kan?."  ucap Andry bersedekap dada

"Lah om saya mana ngerti gituan?." panik aldi

"Yaudah si, kalau kamu emang serius sama salsha si harusnya kamu bisa." tantang Andry

------

24 November

Tolong di jawab!!

Aku salah masukin genre ga si? 😂
Part ini terinspirasi dari temen kerjaku yang nikah muda, dan pas dia cerita bapaknya ngetes calon suaminya tuh jadi kepikiran part ini.
Spesial panjang. Semoga suka ❤

[3] Salshabilla [They Don't Know About Us]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang