Dua Puluh Empat

117 16 1
                                    

setelah sekian lama yakan hahah, sekedar menginggatkan ini adalah cerita mellow  haha.


pukul 2 dini hari,

salsha meringkuk memeluk tubuhnya, tubuhnya menggigil. meski sudah mematikan AC di kamar dan membungkus tubuhnya dengan selimut tubuhnya masih saja menggigil. sudah 5 jam dari kepergian aldi yang pamit padanya hanya akan pergi selama 2 jam.

keringat sebiji jagung memenuhi keningnya, rasa ini sama seperti sebelumnya saat dia sakit dan bisa diatasi dengan mengkonsumsi aspirin seperti biasanya namun karena peringatan dokter akan komplikasi lebih parah jika dia mengkonsumsi obat itu lagi maka salsha lebih memilih menahan sakitnya. 


sendirian diruangan gelap, tanpa siapapun yang bisa dimintai tolong. 

dengan sisa tenaga yang dimilikinya salsha meraih ponselnya, tampilannya masih sama sejak 1 jam lalu pesan yang dikirimkannya ke aldi masih centang satu alias belum terbaca. dia bertanya kapan pria itu pulang.

perlahan dia mulai menangis, menangis dalam diam. rasa sakitnya bukan lagi pada tubuhnya namun pada hatinya, entah kenapa instingnya berkata ada yang tidak benar dari aldi pria itu seperti sedang menyembunyikan sesuatu atau memang ini hanyalah dia yang terlalu overthingking. entahlah..

salsha bangkit dari tidurnya, dilihatnya ujung jari kelingkingnya. yang awalanya menangis kini dia  justru tertawa kecil, lucu sekali hidupya. mengorbankan masa muda demi menikahi seorang aldi. meninggalkan kenyamanan dan keluarganya untuk ikut dan berbakti sebagai seorang istri, selalu di remehkan oleh istri rekan bisnis suaminya karna latar belakang pendidikannya , di anggap sebelah mata, di cerca kapan hamil oleh mertuanya, dan kini  meringkuk sendirian di tengah gelapnya malam menahan rasa sakitnya sendirian..

tanpa sadar  tangan kananya mengelus perutnya.

" jika tuhan izinkan, aku mau minta malaikat penguat yang bisa menjadi alasan aku untuk terus bertahan entah sekejam apapun dunia ini." salsha tersenyum lirih.

5 tahun , kalau orang bilang ini adalah tahun-tahun kritis dimana pernikahan di uji. apakah kuat hingga bisa melewati tahun-tahun selanjutnya atau justru akan menyerah.

karena ingin buang air kecil dengan terpaksa salsha harus bangkit dari duduknya untuk berjalan  ke kamar mandi. keram perut, mual, pusing hingga kakinya yang luka membuatnya beberapa kali gagal untuk berdiri sampai dia menangis.

"kenapa lemah begini tuhan.. hiks.." 

hingga dia akan jatuh untuk kesekian kalinya tiba-tiba pintu kamar terbuka. menampilkan aldi yang menatapnya kaget. 

"kamu mau kemana?." tanya aldi menahan tubuh salsha 

"mau pipis.." lirih salsha

"kok nangis? udah ayo aku anter." aldi langsung mengendong salsha membawanya ke kamar mandi di kamar mereka, mendudukan salsha perlahan ke closet. dia juga membantu salsha melepas celananya 

"malu.." cicit salsha 

"halah orang kita pernah mandi bareng juga masa malu." 

"mesum ah." sebal salsha.

aldi hanya tertawa dia menunggu salsha sampai selesai, membersihkannya dan kembali membawanya ke tempat tidur. 

"parfum kamu ganti?." tanya salsha saat aldi memberikannya selimut.

"hm? engga ah." aldi menciumi bajunya.

"oh kayaknya ga sengaja ketempelan parfum orang. kamu tidur dulu ya aku beres-beres dulu." ucap aldi mencium kening salsha, lalu dia berjalan menuju kamar mandi. setelah pintu kamar mandi tertutup salsha melihat jam yang berada di dinding. 

pukul 3 dini hari, artinya 6 jam aldi pergi. sakitnya sudah membaik, dirinya juga sudah nyaman kembali. akhirnya dengan sendirinya dia terlelap tidur. 


============================

pagi hari salsha terbangun dengan sisi kosong di sebelahnya, namun dia mendengar suara berisik dari dapur. dengan perlahan dia bangkit dari tidurnya, lalu berjalan perlahan menuju dapur. entah atraksi apa yang sedang dilakukan suaminya itu sampai se berisik ini.

salsha hanya mengelengkan kepalanya menatap suaminya yang mengenakan celana pendek tanpa baju dan apron yang mengantung di lehernya beserta dapur yang tentu saja berantakan. 

"kamu ngapain?." tanya salsha


"hallo morning sayang, aku masak buat sarapan nih." ucap aldi menghampiri salsha sebentar dan mengecup bibirnya. 

"kayaknya bukan masak sih, malah ngehancurin dapur. " sindir salsha

aldi hanya terkekeh dan kembali ke arah kompor. 

"kasian mbak mae yang bersihin nanti." guman salsha

aldi mematikan kompor lalu menghampiri istrinya yang duduk di depan  kitchen bar. dia mengambil alih karet rambut dari salsha dan mengikat rambut salsha memang agak berantakan mau ngomel juga males jadi salsha memilih diam saja. 

"kan aku jarang-jarang masakin kamu." guman aldi mencium ceruk leher salsha

"jarang apaan hampir gak pernah kali." sindir salsha

"kamu kok hobi nyindir sih pagi-pagi heum?." 

aldi semakin liar menciumi wajah istrinya hingga membuat salsha tertawa.

"tunggu di meja makan ya, aku siapin nasi gorengnya dulu." kata aldi

"gamau ah mau sambil nonton aja." tolak salsha

"yaudah kita sarapan di ruang tamu."  ucap aldi mengendong salsha

"ih kok gendong sih turunin." pekik salsha

"kaki kamu sakit jangan banyak jalan dulu biar ga makin bengkak." 

"lebay orang cuma jari kelingking kukunya lepass aja."

"mulai cerewet ya istriku ini."

"YAK ALDIIII JANGAN MESUM MASIH PAGI!." 




--------------------------------------------------------

17 Desember 2021



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 17, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[3] Salshabilla [They Don't Know About Us]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang