Dua puluh

180 20 3
                                    

Maap lama emang begitulah wkwk. Terimakasih ke sekian kali buat kalin yang masih baca cerita ini wkwk.

Bagian Administrasi

Aldi duduk di depan seorang pegawai rumah sakit yang sibuk mengeluarkan beberapa kertas yang aldi duga dan tebak sih kwitansi yang harus di bayarnya.

"dengan bapak  aldi,  ada hubungan apa dengan keluarga pasien?. " tanya wanita paruh baya tersebut.

"saya temen dari mamanya sus,  jadi gimana?. " tanya aldi tak mau berbasa basi. 

"oke baik,  disini tagihanya cukup besar.  Karna pasien raka yang awalnya di duga alergi ternyata mengidap penyakit serius. Dan membutuhkan penanganan khusus.  Menginggat kejadian yang sudah-sudah ibu kania selalu telat membayar jadi kami menunda lanjutan pengobatanya."

"jadi?. " tanya aldi

"disini tertera sekitar 100jt yang harus di lunasi,  ini sudah terhitung biaya rawat inap,  obat dan sisa tagihan pengobatan lalu."  melihat aldi yang tidak berminat bertele-tele membuat suster ini langsung menyebutkan nominalnya. 

Aldi sedikit terkejut,  tagihan pengobatan yang lalu?  Kenapa bisa,  setaunya suami dari kania adalah seorang pengusaha  batu bara terkenal.  Nominal segitu bukanlah apa-apa bagi keluarga mereka.  Tapi justru ada tunggakan biaya rumah sakit.  Ada apa sebenarnya,  apa yang di lewatkanya selama 6 tahun ini.

"sudah?. " tanya aldi.
Suster tersebut mengangguk. 
"bisa pakai debit?  Ga bawa Atm saya." tanya aldi lagi,  dia mengeluarkan dompetnya.

"bisa pak, silahkan. "

******

Setelah mengurus semua administrasi raka sekaligus istrinya aldi kembali ke ruang rawat salsha.  Sebelumnya dia sempat mampir ke kantin rumah sakit.  Membeli beberapa camilan dan kue.

Klek...

Baru memasuki ruang rawat, dirinya langsung di hadapkan dengan pemandangan istrinya yang berdiri menatap luar cendela.

"kamu ngapain disitu,  gak tiduran aja." tanya aldi meletakan kantung kresek  belanjaanya di meja. 

Lalu dia berjalan menghampiri salsha,  memeluknya dari belakang dan menciun puncak kepalanya dengn sayang.

Salshapun membalikan badanya,  tatapnya tak bersahabat.  Tanpa banyak bicara dia memberikan ponsel kepada aldi lalu berlalu berjalan menuju sofa  di sudut ruangan.

"oh ketinggalan ya Hpku,  ada orang kantor nelfon?. " tanya aldi sambil mengecek ponselnya.

Salsha hanya bersedekap dada dan menatap marah suaminya.

"kenapa?. " tanya aldi bingung, 

"ada pemberitahuan,  100jt dari debit card.  Buat apa?. "

"aa.. Itu--

"kenapa ga bilang dan diskusi dulu?  Itu bukan nominal yang sedikit." marah salsha

"yang,  dengerin.  Tadi itu aku bener bener ga kepikiran kalau akan sebanyak itu mangkanya aku ga bilang ke kamu. " ucap aldi menghampiri  istrinya. 

"kamu anggap aku apa?. " emosi salsha mulai naik,  dirinya benar benar kecewa akan hari ini.

"orang bilang jadi istri kamu enak,  kaya raya uang berlimpah. Mereka ga tau gimana sakit hati dan kecewanya aku,  mereka ga tau kalo jadi istri kamu ga selamanya enak!. "

Jeda sejenak, 

"yang.. "

"bisa bisanya kamu behubungan  sama mantan di belakang aku,  sementara kamu ngelarang aku ini itu."

Aldi semakin bingung  saat salsha mulai menangis, ingin di rengkuhnya tubuh wanita itu namun berulang kali salsha menepisnya. 

"aku cuma mau niat bantuin aja,  ga ada maksud lain yang Astagfirullah." jelas aldi.

"aku minta tas yang harganya 400 ribu pun sampai sekarang kamu cuma iya iya,  sedangkan buat dia kamu langsung keluarin segitu.  Aku ini istri kamu,  aku berhak minta hak aku."

"kamu marah karna itu?  Yaudah aku langsung beliin sekarang ya aku beliin. Kamu pilih mau yang mana." ucap aldi menyerahkan ponselnya ke salsha

Bukanya menerimanya salsha justru mengabaikan aldi dan berjalan menuju tempat tidurnya.  Entah kenapa dia jadi se lebay ini,  padahal dia sudah mensugesti hati dan fikiranya bahwa ini bukan apa apa.  Mereka hanya tak sengaja bertemu,  berpelukan karna lama tak jumpa dan uang tersebut seharusnya dia tidak marah.  Bukan uangnya dan dia tidak ada hak untuk melarang digunakan apa uang tersebut. 

Tapi moodnya tiba tiba berubah,  hati dan fikiranya tak sinkron. 

"maaf aku terlalu lebay,  gatau kenapa.  Lupain aja tadi." ucap salsha tersenyum tipus,  lalu dia membaringkan tubuhnya mdmbelakangi aldi dan memejamkan matanya.  Demi apapun lagi dan lagi dia tidak tau rasanya sangatlah sesak,  air matanya memaksa untuk keluar saat semakin rapat Di memaksa memejamkan matanya.

"maaf kalo aku belum bisa jadi suami yang baik,  nyakitin kamu dan belum bisa bahagiaain kamu.  Dan aku makasih banget kamu udah keluarin apa unek-unek dan hal yang tidak kamu suka. Semoga aku bisa lebih baik lagi,  ga bikin kamu nangis kayak gini."

Salsha mengigit bibirnya saat tiba-tiba aldi mengelus puncak kepalanya dan berkata demikian. 

Dia pun merasa belum menjadi istri yang baik selama ini,  dia masih banyak cacatnya untuk sosok istri.

Lalu aldi membawa tubuh salsha dan memeluknya  erat.
Meskipun  sang pemikik raga memejamkan matanya,  lebih tepatnya pura-pura memejamkan matanya. 

"sorry.. "

Suara seseorang mengagetkan mereka berdua.
Aldi melepas pelukanya pada salsha dan menolehkan kepalanya.  Salsha sendiri memilih  membuka sedikit matanya dan melihat siapa yang datang.

"tadi coba ketuk kayaknya kalian ga denger."

Kania wanita itu mendekat ke arah aldi.

"tadi katanya orang administrasi kamu bayarin biayanya raka ya?  Ini aku ganti,  maaf baru ada segini.  Secepatnya aku bayar ya,  sorry juga karna masalah ini kamu jadi berantem sama istri kamu."

Salsha menutup matanya,  namun memasang telinganya baik baik. 

"gapapa ambil aja,  mungkin lo lebih butuh.  Soal salsha,  biarin aja dia bukan orang yang perhitungan.  Mungkin emosi aja tadi. Sorry juga kalo misal lo tadi denger kita berantem."

Gatcha!
Kania memanggil aldi dengan sebutan kamu,  sementara aldi memanggil kania dengan lo-gue. 

"semua memang berat ketika aku sama suami pisah,  dan yah begitulah."

Mohon maap,  maksudnya apani.
Terus harus banget bilang kalo dia sama suami pisah alias cerai.

Jiwa nyolot salsha tiba tiba berteriak namun ditahan.  Dia lebih penasaran apa yang akan terjadi setelah ini

[3] Salshabilla [They Don't Know About Us]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang