Empatbelas

731 70 8
                                    

Gengamlah tanganku dan peluklah diriku
Saat ku jatuh nanti
Menangis sepi...

Ari Lasso_Cintailah aku sepenuh hati
****
Aldi keluar dari minimarket, tangan kanannya digunakan memegang cup kopi panas yang di belinya sementara tangan kiriny membawa kantung kresek berisi makann ringan dn beberapa minuman dingin. Sedikit kesulitan membuka pintu aldi memilih  mendorongnya dengan bahunya namun tidak juga berhasil sebelum sebuah tangan tiba-tiba saja terulur untuk membukakannya pintu.

"Ah terimakasih." ucap aldi ketika pintu dibuka. Selanjutnya dia menoleh kebelakang, melihat siapa orang yang baik hati mau membantunya.
Senyumnya tiba tiba luntur seketika, aldi bergegas pergi meninggalkan minimarket sebelum lenganya di cekal.

"Di.."

------------

Salsha meletakan kembali ponsel aldi di tempatnya, tentunua setelah menghapus pesan yang di bacanya. Sekarang  fikiranya kalut, rasa sedih tanpa alasan tiba tiba menyeruak dalam dirinya.  Salsha Melirik jam yang berada di atas  tv. Sudah hampir satu jam aldi pergi, padahal letak mininarket tidak jauh hanya di depan saja tapi kenapa  begitu lama?

lalu salsha mengalihkan pandanganya ke kaca besar yang menjadi pemisah antara ruangan ini dengan balkon, memang aldi meminta ruang khusus untuk proses pemulihanya ini dengan alasan agar dirinya tetap merasa nyaman, dengan menyeret tiang infusnya salsha berdiri dan berjalan menuju balkon. Suasa sedang gerimis, salsha rasa aroma khas dari air hujan ketika membasahi tanah bisa membuatnya sedikit rileks.

Baru saja hendak membuka pintu kaca gerakanya terhenti ketika matanya menangkap sosok suaminya yang berada di depan pintu minimarket dengan seorang wanita, mereka terlihat intens. Salsha memperhatikan keduanya, pun gestur dari aldi dan wanita  yang entah salsha sendiri tidak tau siapa dia.  Dia terus memperhatikan hingga tanpa di sadari bahwa aldi pergi meninggalkan minimarket itu,

"Akh.."
Salsha meringis kesakitan, dadanya serasa sesak hingga membuatnya kesulitan bernafas.

"Bu salsha!."
"Anda tidak apa-apa bu?." Seorang suster yang baru saja masuk kaget saat melihat salsha yang meringis kesakitan dan hampir saja terjatuh jika saja dia tak cepat menghampiri dan menopah tubuhnya.

"Sakit sus, tolong aspirin." pinta  salsha

"Tidak bisa, dokter melarang anda mengkonsumsi aspirin lagi.  saya panggilkan dokter bima saja ya?." 

"Keruangan lain tolong,  saya tidak mau suami saya tau. Tolong sus.." pinta salsha

Suster itu hanya mengangguk dan membantu salsha berdiri, membantu salsha untuk duduk di kursi roda dan mendorongnya untuk menemui dokter bima.

Sebelum menikah dengan aldi salsha memang memiliki riwayat  penyakit jantung, sehingga mengharuskan dia mengkonsumsi  aspirin sebagai obat rasa nyeri. tanpa berfikir bahwa akan berakibat fatal seperti ini.

dan tibalah salsha di sebuah ruangan bertuliskan dr. Bima Bagaskara  Sp.JP(K)

---------

"Are you okay?."

Salsha menganggukan kepalanya dan tersenyum.
" tolong anter ke kamar lagi ya?." pinta salsha

"Kamu yakin baik-baik aja?." ragu bima

"Yaelah ngeraguin banget sih, Mau bukti? Nih  aku buktiin lari lari keliling sini  juga aku jabanin deh." tantang salsha

"hahaha  percaya deh, kamu kan emang sok kuat dari dulu."

"Bima ih! Berantakan." kesal salsha saat rambutnya  di acak-acak oleh dokter di depanya ini.
Sekedar informasi kenapa dia dan bima bisa sedekat ini, mereka dulu satu sekolah waktu SMP,  dulu dia-bima bertetangga. Jadi berhubung dia anak bungsu cewek pula ayahnya percaya bima ini buat jagain dia. Kemana mana sama bima ini, dimana ada salsha pasti ada bima. Mangkanya banyak yang mikit kalau dia dan bima ini pacaran, terbiasa sama sama buat dia nyaman. Tapi salsha juga pernah dibikin galau nanggis seminggu gara gara bima ini. Ngedrama banget deh!

Gara-gara bima lanjutin sekolahnya di luar negri ikut orang tuanya yang ayah bima waktu itu emang kerjanya  teknisi gitu. Hampir 10 tahun ga ketemu dan tiba-tiba ketemu dengan status dokter dan pasien.

Clik..
"Nglamun aja."

Salsha meringis saat dahinya disentil.

"Dasar tangan jahat!."
"Ngawur, tangan baik tau ini. Gatau aja berapa pasien ketolog karna tangan jahat ini."
"Dih sombong." cibir salsha

------

Aldi sekidit kalut saat memasuki ruang rawat salsha dia tak menemukan istrinya itu. Bertanya kepada para suster namun tak satupun mengetahuinya

"Kalin giman sih? Ini rumah sakit besar. Kenapa bisa tidak mengetahui keberadaan pasien? Kalau sampai terjadi apa-apa saya akan tuntut rumah sakit ini!."

3 orang suster dihadapan aldi hnya mampu terdiam, sosok Aldi Dirgantara pengusaha yang terkenal ramah tiba-tibq mengamuk membuat semua orang ketakutan. Aldi tidak perduli akan citranya yang jelek setelah ini, yang jelas dia harus menemukan istrinya.

"Sekali lagi kami minta maaf pak, setau saya tadi ibu salsha berada di kamarnya. Dan saya sudah tanya ke resepsionis, mereka bilang tidak ada yang keluar dari lantai ini."

"Saya bayar mahal untuk rumah sakit ini, bukan murah tapi kenapa kerja kalian gak becus gini ha?!."

"Suami kamu kayak sayang banget  sama kamu, tau kamu ga ada aja segitu marahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Suami kamu kayak sayang banget  sama kamu, tau kamu ga ada aja segitu marahnya." ucap bima

Kini dia mendorong pelan kursi roda salsha

"Gak mau berubah fikiran? dia berhak tau kondisi kamu kan?." lanjut bima

"Tolong, jangan bim. Biarin tetep kayak gini aja, seolah-olah ga ada apa-apa."

Bima hanya menghela nafasnya kasar, terlalu egois dan keras kelapa. Bima hanya ingin memastikan setalah ini salsha baik-baik saja dengan seseorang mengetahui kondisinya hingga ada yang menjaganya.

"Aldi...udah.."
Aldi menolehkan kepalanya saat lenganya di sentuh.

"Kamu darimana aja sih!." kesal aldi llu berlutut tepat  di depan salsha.
"Kanapa keluar? Darimana? aku takut kamu kenapa napa tau!."

"Lebay deh," kekeh salsha
Melihat kemesraan pasangan di depanya bima lebih memilih mundur.  Sebagian dirinya tidak rela melihat kebahagiaan itu, andai dulu  dia tetap tinggal disini  pasti kondisinya berbeda, dan andai dulu dia bersikap berani pasti yang kini memeluk salsha bukan laki-laki di depanya ini. Melainkan dia...

---------
Maafkan jauh dari janji upnya, karna ngetik dan bangun cerita itu gak mudah. terimakasih yang tetap setia dan suka cerita ini 😘❤
3 Desember '18

[3] Salshabilla [They Don't Know About Us]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang