Chorong menarik kembali tangannya yang terulur. Batal menekan bel flat Woohyun untuk yang kesekian kalinya. Ia menghela nafas panjang.
Pabo... kenapa aku segugup ini?
Chorong memejamkan matanya beberapa detik. Berusaha untuk menjernihkan pikirannya. Ia tidak tahu apa yang dirinya sendiri harapkan dan mengapa ia antusias sekaligus segugup ini mengunjungi apartemen Woohyun. Apakah karena ini kali pertama ia mengunjungi flat seorang laki-laki? Tidak juga. Ia sering ke flat Howon. Ia pernah ke apartemen teman-temannya saat mengerjakan tugas kelompok. Lagipula, ia tidak akan berdua saja dengan Woohyun di dalam sana, kan?
Ah, ya. Mungkin ia justru gugup karena Myungsoo?
Ia mengerutkan alisnya. Tidak juga. Yang membuat nafasnya tercekat adalah saat nama Woohyun melintas di pikirannya. Ke flat Woohyun, diundang makan siang, bersama...
Chorong menggelengkan kepalanya kuat-kuat sambil memejamkan matanya rapat-rapat. Tepat saat itu, pintu flat terbuka.
Jantungnya terasa hampir berhenti berdetak.
"Noona?" Myungsoo, yang membuka pintu dan mengagetkan Chorong, menatapnya lamat-lamat dengan ekspresi kebingungan, "apakah kepalamu sakit?"
"Huh?" Chorong terdiam sejenak, "t-tidak. Tadi ada s-serangga. Atau debu. Aku tidak tahu. Tapi, hampir masuk ke mataku."
Chorong mengutuki dirinya dalam hati karena alasannya yang sangat konyol. Tapi, reaksi Myungsoo membuatnya lega. Karena laki-laki itu malah tertawa kecil memandanginya. Tidak mencurigai kebohongannya.
"Kau sangat lucu."
Tak apa jika dianggap konyol, Chorong menghibur dirinya sendiri dalam hati. Asalkan Myungsoo tidak dapat mendeteksi kegugupannya.
"Aku baru akan menjemputmu karena kau lama sekali. Aku tidak ingin kau memakan budae jjigae-ku saat sudah dingin. Kelezatannya akan berkurang," Myungsoo membuka pintu flat Woohyun dengan lebar, "masuklah, Noona."
"Eo-eoh." Chorong masuk ke dalam flat Woohyun dengan langkah kaku. Lewat sudut matanya, ia mengamati flat Woohyun yang sederhana. Tidak terlalu berantakan seperti flat Howon atau teman-teman lelakinya yang lain. Woohyun pasti menyukai kebersihan. Bahkan, dibeberapa sudut terletak pot-pot tanaman hias yang apik dan indah, tidak berdebu. Chorong menghirup wangi vanilla yang samar karena tertutupi wangi budae jjigae**.
"Annyeonghaseyo, Chorong-ssi."
Kali kedua, Chorong merasa jantungnya benar-benar hampir saja berhenti berdetak. Ia begitu terkejut melihat Woohyun membungkuk padanya, di hadapannya.
"A-annyeonghaseyo. Terima kasih telah mengundangku." Chorong buru-buru balas membungkuk.
Myungsoo menggeser kursi dengan sigap, "silakan duduk, Noona."
"Terima kasih, Myung."
Myungsoo meletakkan semangkuk budae jjigae di hadapan Chorong. Ia dapat menilai keahlian memasak Myungsoo hanya dengan mencium aroma budae jjigae yang menarik indera perasanya. Asap hangatnya mengepul tipis. Visual makanan itu juga mendukung, terlihat sangat lezat.
"Jadi, benarkah kalian pulang berdua setelah acara recital kemarin?"
Kali ketiga. Jantung Chorong serasa hampir berhenti berdetak. Kali ini dibarengi oleh reaksi Woohyun yang semakin menambah kegugupan Chorong. Laki-laki itu tersedak karena mendengar pertanyaan Myungsoo yang begitu gamblang dan mendadak.
Myungsoo berdecak, menyipitkan matanya pada Woohyun, dan menyerahkan segelas air pada laki-laki itu, "aigo, Hyung, belajarlah mengunyah dengan benar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Reach Your Heart
FanfictionAku menemukanmu dalam angka satu yang tak terjamah. Aku mencintaimu untuk satu hari yang tak terwujud. Dan aku merelakanmu untuk hilangkan kesempatan kita berdua dalam jangka sehari saja. Sebab detikmu, paduan eksistensimu, lebih penting daripada ke...