The Fall [II]

281 36 5
                                    

Esoknya..

Woohyun melirik jam dinding. Pukul 19:45, waktu yang tepat untuk membenahi semua peralatan musiknya. Ruang musik begitu tenang tanpa Sungyeol. Memberinya cukup keleluasaan untuk menghasilkan beberapa lirik. Jadi malam ini, ia akan melupakan recital--mini konser sebagai tugas akhir mahasiswa konsentrasi musik--sejenak. Ia akan bersenang-senang.

"Myungsoo-ah, kau ingin pulang bersama?" Woohyun bertanya pada Myungsoo yang sedari tadi terdiam berkutat dengan ponselnya. Sesekali terlihat menghubungi seseorang.

"Myungsoo?" Woohyun mengulangi panggilannya karena Myungsoo belum menyahut.

Yang dipanggil terlihat terkejut. Lantas mengalihkan pandangannya dari ponsel, "eo-eoh! Tapi aku tidak langsung pulang. Aku berjanji akan pulang bersama Chorong Noona. Tapi dia tidak membalas pesanku atau mengangkat teleponku," Myungsoo merengut, "aku akan menjemputnya ke kelas atau perpustakaan. Mungkin dia terlalu asyik membaca."

Woohyun terdiam sejenak, "baiklah. Ayo."

Myungsoo mengangguk dan buru-buru membenahi kameranya. Dari tadi, ia tidak memainkan alat musik sama sekali. Hanya mengeluarkan kamera, kemudian memainkan ponsel.

Selesai membereskan kameranya, ia berdiri. Mereka berjalan keluar.

Tiba di persimpangan antara jalan pulang dengan perpustakaan, Myungsoo menoleh pada Woohyun. Hendak melambaikan tangan.

"Myung, kau ingin aku ikut?" Woohyun tiba-tiba bertanya. Membuat alis Myungsoo berkerut samar.

"Bukankah kau ada janji, Hyung?"

"E-eung. Hanya saja..."

"Tidak, Hyung. Aku hanya akan menjemput Noona dan pulang bersama." Myungsoo tertawa kecil menyadari kekhawatiran Hyung kesayangannya itu. Meski ia tidak tahu apa yang sebenarnya Woohyun pikirkan.

"Oke.." Woohyun menjawab perlahan. Sedikit malu karena kekonyolannya, "aku pergi."

"Dah, Hyung! Hati-hati di jalan!" Myungsoo melambaikan tangan, "selamat bersenang-senang!"

"Ya! Kau juga hati-hati." Woohyun balas melambaikan tangan.

Mereka berpisah. Sesekali Woohyun menoleh ke belakang. Setelah Myungsoo benar-benar menghilang dari pandangannya, ia memutuskan untuk berjalan lebih cepat. Ia ingin pulang ke flatnya terlebih dahulu sebelum pergi ke restoran pilihan pelatih sepakbolanya.

Ia melalui gang-gang remang yang kadang landai, kadang menanjak. Berbelok, lurus, belok lagi..

Tiba-tiba langkahnya terhenti.

Di ujung jalan, sebelum belokan terakhir menuju flatnya, ia melihat dua sosok tengah berbincang. Pria dan wanita. Terlihat serius, namun dengan suara rendah. Tidak begitu terdengar jelas.

Woohyun tidak akan berhenti melangkah jika saja ia tidak mengenal satu di antara dua orang itu.

Agak jauh dari tempatnya berdiri, Park Chorong, tengah berbincang dengan seorang pria.

Samar Woohyun mendengar Chorong berdecak sebal. Ia mendengar kata "hentikan" dan "pergilah" berulang kali. Chorong beberapa kali berusaha untuk pergi sebelum akhirnya gagal karena pria itu beberapa kali pula menarik lengannya.

"Sunsaengnim.. pergilah."

Alis Woohyun terangkat samar. Meski tak terlihat jelas, Woohyun bisa menebak ekspresi Chorong. Terlihat dari ucapan terakhirnya yang terdengar lelah, nadanya sedikit bergetar.

"Kita harus membicarakan ini!" Pria yang mungkin adalah seorang guru atau profesor itu tidak menyerah. Suaranya justru semakin meninggi.

Woohyun tidak dapat mendengar dengan jelas jawaban Chorong, tapi pria itu kembali menyahut dengan nada tinggi, "aku tidak menyukainya lagi! Kau yang harus berhenti menghindariku!!"

Reach Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang