Chapter 7

2.8K 286 7
                                    

‘4… 3… 2… 1’ Taehyung menghitung mundur dalam hati.

KRIIINGG!

Bel sekolah berbunyi nyaring seperti biasa. Namun sangat terdengar sangat indah untuk murid-murid yang sedang belajar karena menandakan jam belajar mengajar telah usai. Waktu menunjukan pukul 3 sore dan hari ini tidak ada kelas tambahan yang artinya Taehyung harus bekerja, dia melirik jam di ponselnya.

Pukul tiga lebih sepuluh, masih ada 50 menit sebelum pekerjaannya dimulai. Sementara jarak antara sekolah dan karaoke tempatnya bekerja hanya membutuhkan waktu 20 menit berjalan kaki. Taehyung berpikir apa yang akan dia lakukan selama setengah jam.

Dahulu ketika teman-temannya belum menjauhinya, Jimin selalu mengunjungi Taehyung setiap pulang sekolah mengajaknya pulang bersama. Jika waktunya bagi Taehyung untuk bekerja seperti hari ini, teman-temannya akan menemaninya menghabiskan waktu sebelum bekerja.

‘Hhahh…’ Taehyung menghela nafas. Dadanya tiba-tiba terasa sesak mengingat bagaimana dekatnya mereka dahulu.

‘Sebaiknya aku mencari makan siang saja.’ Taehyung mengemasi barang-barangnya yang masih berserakan di atas meja. Dia berjalan keluar kelasnya yang berada di ujung lorong. Masih banyak murid yang berlalu-lalang di ruang kelas dan lorong sekolah.

Taehyung berjalan menuruni tangga karena kelasnya berada di lantai 2. Tepat di ujung tangga dia bertemu dengan Namjoon yang sedang menyenderkan bahunya di dinding. Sepertinya dia sedang menunggu seseorang.

“H-hyung… apa kabar?” sapa Taehyung takut-takut.

“Hei.” balas Namjoon dingin membalikan tubuhnya untuk menghadap Taehyung.

“Eem, k-kau sedang menunggu seseorang?” tanya Taehyung gugup.

“Aku mencarimu.” jawab Namjoon datar.

“Kemarin ada yang menghubungiku. Katanya mereka menangkapmu. Apa itu benar?” tanya Namjoon walaupun sebenarnya dia tahu kalau itu benar melihat banyaknya bekas lebam di wajah Taehyung.

“I-iya h-hyung. T-tapi tenang saja aku tidak mengatakan apa-apa kok.”

“Hhm… benarkah? Apa aku bisa mempercayai perkataanmu itu?”

“Iya hyung.” jawab Taehyung dengan mantap.

“Kalau begitu, terima kasih kau tidak membeberkan apapun soal geng kita. Emm, kami maksudnya.”

Hening. Suasana menjadi canggung. Taehyung dengan pikirannya sendiri dan Namjoon dengan pikirannya sendiri juga. Kecanggungan itu terpecah ketika Namjoon bersuara lagi.

“Hei, satu lagi. Dengar, kau… tahukan kau sudah tidak menjadi bagian dari kami lagi. Dan… ya, itu berarti kalau ada apa-apa denganmu -maksudku, semisal saja terjadi sesuatu- kami tidak bisa membantumu lagi Tae.”

Taehyung menundukkan kepalanya. Dia benar-benar merasa ada sesuatu yang menekan dadanya ketika mendengar ucapan mantan ketuanya ini.

“Jadi, aku mohon supaya kau menjaga dirimu sendiri... baiklah kalau begitu, sampai jumpa.” lanjut Namjoon menepuk pundak kiri Taehyung.dan sekarang dia sudah berjalan menjauhinya. Taehyung masih berdiri didepan tangga dengan diam. Dia tak tahu harus bagaimana.

Tanpa diketahuinya ada sesosok lelaki yang melihatnya dengan Namjoon dari kejauhan. Lelaki itu menyeringai dan berjalan menuju gerbang sekolah.

***

Taehyung tengah mengganti seragam sekolahnya menjadi seragam kerja ketika teman kerjanya masuk dan duduk di depan loker.

“Hei, ada apa denganmu?” tanya pemuda itu.

“Hmm? Kenapa? Aku tak apa-apa.” jawab Taehyung asal sambil mengancingkan seragamnya.

“Mukamu penuh lebam.”

“Ooi oi ckckck lihat siapa yang sedang perhatian di sini. Hm, terima kasih ya.” goda Taehyung sambil menyunggingkan senyum.

“Heol! Yang benar saja kau. Aku hanya takut klien kita jadi berkurang karena wajahmu yang menyeramkan itu.” jawab pemuda itu ketus.

“Dasar tsundere. Kalau begitu apakah aku harus pulang saja hm? Pasti manager akan mengizinkanku juga.” goda Taehyung lagi, kali ini dia mengerlingkan mata cantiknya kepada Yunhyeong.

“Aku akan memotong penis lucumu itu kalau kau berani meninggalkanku bekerja sendiri hari ini Kim!” ancam Yunhyeong beserta tatapan membunuh kepada Taehyung.

“Language bro. Kau bisa melukai telingaku.”

“Terserah. Jadi, bagaimana kau bisa mendapat lebam itu? Jawab.”

“Cih, galak sekali. Jadi begini, kau tahu kan aku ini sangat tampan dan baik hati? Dan kita sebagai partner bekerja sering berdiri bersampingan. Em, aku tak tega jika kau terlihat seperti kentang ketika berdiri di sampingku hari ini. Yah, sebagai orang yang baik aku sengaja membuat lebam ini untukmu. Seperti itu.” ucap Taehyung panjang lebar.

“Heol. Terserah kau saja brengsek. Ngomong-ngomong ada yang memesanmu di ruangan 3a. Kau ditunggu emm... 10 menit lalu?” ucap Yunhyeong setelah mengingat tujuan awalnya menemui Taehyung.

“Hah? Iya?! Sialan kenapa tidak memberi tahu dari tadi!” ucap Taehyung yang sudah berlari keluar dari ruang ganti menuju ruangan tempatnya di pesan.

“Hosh.. hoshh… dasar Yunhyeong sial. Ah, seragamku masih belum rapi. Ck, bodoh.” omel Taehyung tepat di depan pintu ruang 3a tersebut.

Dia menimang-nimang untuk merapikan seragamnya dahulu atau langsung masuk. Namun Taehyung memutuskan untuk langsung memasuki ruangan itu karena dia sudah telat 10 menit.

Klek.

“Emm, maaf saya terlambat……” dia berhenti berbicara setelah melihat siapa klien yang memesannya.

“Hai. Lama tak bertemu. Atau tidak?”

.
.
.
.
.
.
.

+×+×+×+×+×+×+×+×+×+×+×+×+×+×+×+×+×+×

Eh eh eh aku ada cerita baru lho… check dong. Plis plis plis

Btw minta vommentnya yaaa

Terima kasih selalu aku haturkan 😚

+×+×+×+×+×+×+×+×+×+×+×+×+×+×+×+×+×+×

Wasted (OSH x KTH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang