Chapter 4-3

1.3K 103 2
                                    

Saat aku mengetahuinya aku sangat marah. Sangat sangat marah. Rasa dengki dalam diriku sudah memuncak. Setiap perkataan yang dia ucapkan membuatku tak bisa menahan amarahku.

Saat mendengar itu aku sangat terpukul, aku ingin membunuhnya tapi aku diusir dari kerajaan dalam kondisi terluka parah karena aku diserang oleh para penjaganya. Saat itu kekuatanku tak mau keluar dan tak mau berfungsi. Disaat seperti ini aku membenci diriku.

Waktu pun berlalu, pagi menghampiriku. Aku membawa Orlin pergi ke suatu rumah kumuh yang tak berpenghuni. Aku berusaha mencari cara agar Orlin sembuh. Semua harta yang kupunyai sudah habis karena kupakai untuk dokter dan obat. Saat itu tiba tiba Orlin tidak bernafas, aku memanggil dokter tapi mereka tidak ingin membantu jika tidak ada imbalannya.

Setelah itu Orlin meninggal dalam pelukanku. Tubuhnya mulai mendingin. Wajahnya memucat dan tak ada yang bisa kulakukan. Lalu aku menguburnya dan memakamkannya.

Tak kusangka waktu berlalu sangat cepat, sudah beberapa bulan ini aku tak minum, makan maupun mandi. Setiap hari yang kupirikirkan adalah kesedihan dalam hatiku. Lalu mendadak datanglah seorang ksatria yang terluka. Aku mengobatinya dan mengistirahatkan ia di kasurku.

Aku mengobatinya dan menjaganya selama seminggu. Lalu ia membuka matanya dan berkata 'kenapa ada bidadari, apa aku sudah meninggal?'

Aku terkejut dengan apa yang ia bicarakan. Setelah itu aku membawakan makanan dan minuman untuknya. Ia memintaku untuk duduk disampingnya dan ia bertanya tentangku. Aku menceritakannya dengan jujur padanya. Karena kalau aku mati hari ini pun juga tak mengapa, karena aku sudah tidak memiliki apapun dalam hidupku.

Lalu ia memelukku dan menyemangatiku. Hal itu adalah hal yang sangat ingin aku dengar selama hari hari ini. Hidupku yang hancur, ternyata masih ada yang peduli padaku. Waktu pun berlalu, ia tinggal bersamaku sudah hampir 1 tahun. Setiap hari yang kulewati semakin membaik. Namun ingatan Orlin dan kerajaanku seringkali menghampiriku. Sudah kucoba untuk melupakannya tapi aku tak bisa. Selama ini aku memanggilnya dengan dengan panggilan 'bodoh' karena sikap ia yang sangat ceroboh, aku berharap ia sedikit lebih waspada karena jika tinggal bersamaku ia tidak akan aman.

Aku bertanya padanya mengenai kehidupannya sebelum bertemu denganku. Lalu ia mulai bercerita.
Ternyata ia adalah salah satu mesin pembunuh yang dimiliki kerajaan Pattitson.

THE HEARTLESS QUEEN (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang