Aku masuk kedalam kelasku.
"Nun, Bon, Yud sini!" panggilku kala aku sudah sampai didepan Hillary yang sedang duduk dibangkunya.
"Ada apaan?" tanya Yudha mendekat. Ambon menyusul dibelakangnya.
"Ada kasus, ini urgent banget."
"Kasus apa?" tanya Aenun berdiri dari tempat duduknya.
Ya, beginilah kami. Diantara kami memang sedang ada masalah pribadi. Tapi, itu bukan jadi alasan kami untuk berhenti memecahkan kasus-kasus. Kami kerja secara profesional. Bagaimanapun juga ini adalah tugas-tugas kami.
"Jadi gini ceritanya, tadi pas kalian ninggalin gua sendiri dibawah gua ketemu sama Leila anak kelas kita dan dia nangis karena ada masalah."
"Le? Kenapa? Kok Nangis?" tanyaku mendekatinya.
"Uang kas koperasi hilang, Pan. Ini semua gara-gara Leila." Ucapnya.
"Sabar, sabar Le. Gimana kejadiannya? Coba ceritain!"
"Jadi begini, Leila kan sebagai bendahara di pengurus koperasi siswa. Nah, Tante Rima itu nitipin uang kas koperasi ke Leila."
"Tunggu-tunggu. Tante Rima itu siapa?" tanyaku.
"Tante penjaga koperasi, Pan" jawab Leila.
"Oh, namanya Rima." Ucapku.
"Tante Rima sejak kapan jadi penjaga koperasi?"
"Kok jadi bahas tante Rima sih, Pan?"
"Eh maaf, iya lanjutin Le!"
"Pas Leila sama Filah mau ke ruang anggota koperasi tadi tiba-tiba Leila kebelet pipis dan akhirnya titipin ke Filah dan nyuruh Filah taruh diatas meja Leila. Uangnya itu di amplopin, Pan. Pas Leila ke ruangan, eh amplop nya nggak ada." Leila menjelaskan kejadiannya dengan begitu sedih.
"Yaudah, kita langsung kesana saja." Usul Ambon.
"Tunggu-tunggu. Leila nya sekarang kemana? Tanya Yudha.
"Dia lagi mau ngumpulin semua anggota koperasi." Jawabku.
"Yaudah, ayo!" ajak Yudha.
Kami berlima berjalan dengan cepat menuju ruangan anggota koperasi yang dibilang Leila. Ketika kami masuk, terlihat Filah duduk sendirian dan menangis.
"Fil, lo kenapa?" tanyaku.
"Gua abis dimarahin sama Tante Rima, padahal bukan gua yang ngambil uangnya." Kata Filah sambil mengelap air mata.
"Sabar, Fil. Lo tenangin diri lo dulu." Aenun memberi sebuah tisu.
"Coba ceritain kejadiannya!" perintah Aenun selanjutnya.
"Jadi begini, gua kan disuruh Leila naruh uang itu di atas meja. Yaudah kan gua taruh tuh disini." Filah menunjuk salah satu meja diruangan ini.
"Lalu, gua keluar sebentar buat nyari sinyal sambil nunggu Leila dari tolet."
"Eh, pas gua balik. Uang itu udah nggak ada."
"Aneh," ketusku singkat.
"Assalamualaikum," ucap Leila masuk membawa kedua temannya yang merupakan anggota koperasi juga.
"Adel? Gan? Kalian sejak kapan jadi anggota koperasi?" tanya Aenun kaget melihat mereka berdua.
"Baru sekitar dua mingguan sih," jawab Gan.
"Kalian ada yang melihat amplop berisi uang kas koperasi tidak?" tanya Yudha.
"Bukannya uangnya di Leila ya?" tanya Adel balik.
KAMU SEDANG MEMBACA
5 DETEKTIF PE'A
Teen Fiction[completed] Rank #40 in #Detektif [24/05/2018] Rank #91 in #Detektif [08/06/2020] Rank #64 in #kasus [06/06/2020] Rank #53 in #kasus [08/06/2020] Detektif abal-abal, anggotanya memang kadang [PE'A] semua, apapun cara dilakukan untuk menyelesaikan be...