Aku mengirimkan surat ancaman kepada Sandro melalui perantara yang sudah aku siapkan sejak semalam, Divania. Aku juga mengirim mata-mata untuk mengawasi gerak-gerik Sandro setelah ia membaca surat itu. Ia adalah Leila.
"Div, sudah siap?" tanyaku.
"Siap!!" jawab Diva.
"Leila?"
"Beres, Pan." Jawab Leila.
Mereka segera menjalankan aksinya masing-masing. Aku berkordinasi dengan Leila. Leila melihat dari kejauhan bahwa Diva sedang mendekati Sandro untuk memberikan surat ancaman itu. Setelah diberinya, Diva pergi ke kelasnya sementara Sandro langsung membuangnya. HAH? DI BUANG?
"Kamu serius Le, Sandro nggak baca surat itu?" tanyaku pelan.
"Iya, Pan. Serius." Jawabnya.
"Yaudah, gapapa."
"Eh, Pan. Tunggu-tunggu!" katanya melalui telfon.
"Sandro mengambil kembali surat ancaman itu dan membacanya." Lanjutnya.
"Terus-terus?" tanyaku penasaran.
"Ia langsung pergi."
Setelah mengetahui perkembangan informasi dari Leila. Aku bergegas menelfon Aenun yang sedang bersama Ambon di kantin.
Aenun diam-diam meyembunyikan handphone-nya yang sedang terhubung denganku. Jadi, aku dengan mudah dapat mendengar obrolan mereka.
"Bon, gua boleh pinjem handphone lo ngga?" suara Aenun terdengar jelas sekali.
"Buat apa?" Ambon bertanya balik.
"Buat.."
"Buat main instagram, iya." Kata Aenun gugup.
"Nih, handphone kamu emang kemana?"
"Low Batt."
"Makasih ya," ucap Aenun. Ia pun langsung melancarkan aksinya dengan memberikan pesan singkat kepada Omen. Setelah usai, ia pun segera menghapus pesannya dari seluler Ambon.
"Bon," panggil Sandro keras.
"Ayo ikut gua!"
"Mau kemana kalian?" tanya Aenun.
"Bukan urusan lo, Nun!" jawab Sandro tegas.
"Kalau mau mukulin temen gua, itu udah jadi urusan gua juga!" Aenun marah.
"Nun," panggil Ambon.
Tiba-tiba terdengar anak-anak yang menyaksikan itu lantas menyetel rekaman suara bersamaan. Disitu ada Agus, Priskilla, Maharani, Kenny, Risa, Reza, Elfira, Afifah, Gan, Adel, Filah, Zen, Yoga, Agnes, Syifa. Mereka adalah orang-orang yang sebelumnya terlibat di dalam kehidupan tim detektif.
Secara bersamaan suara rekaman itu berbunyi, maka semakin keras suara yang dihasilkan.
"Tapi, Dro. Gua selalu kalah saing sama si Sopan. Aenun lebih milih dia terus daripada gua."
"Demi apa? Cari masalah banget tuh orang," geram Sandro.
"Plis, bantuin gua yah, lo kasih pelajaran ke Sopan. Pukul aja biar sadar sedikit, hahahaha" ucap Ambon dengan diakhiri tawa.
"Hahahahaha" Omen dan Sandro pun tertawa.
"Tapi, Dro. Gua selalu kalah saing sama si Sopan. Aenun lebih milih dia terus daripada gua."
"Demi apa? Cari masalah banget tuh orang," geram Sandro.
"Plis, bantuin gua yah, lo kasih pelajaran ke Sopan. Pukul aja biar sadar sedikit, hahahaha" ucap Ambon dengan diakhiri tawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
5 DETEKTIF PE'A
Fiksi Remaja[completed] Rank #40 in #Detektif [24/05/2018] Rank #91 in #Detektif [08/06/2020] Rank #64 in #kasus [06/06/2020] Rank #53 in #kasus [08/06/2020] Detektif abal-abal, anggotanya memang kadang [PE'A] semua, apapun cara dilakukan untuk menyelesaikan be...