"WEH, MRS.EKSI NGGAK MASUK."
Seakan-akan kalimat diatas merupakan kalimat surga dikelas. Emang anak-anak kelas 11-IPS.2 selalu menanti-nantikan ketidakhadiran guru itu. Apalagi jam-jam siang begini tuh enaknya tidur. Sekali-kali lah kami nggak belajar bahasa inggris dulu. Empat hari lho ketemu bahasa inggris, apa nggak kelibet tuh mulut? Hehehe. Maafkan kami. Jangan ditiru! Ini berbahaya, kawan-kawan.
"Yud," panggilku. Iya, aku memang tidak duduk sebangku dengannya.
"Kenapa?"
"Gua dapet sms lagi." Kataku dari jauh. Kira-kira jaraknya 3 meja kesamping lah.
"Coba gua liat," katanya.
Aku langsung meminta teman sebelahku untuk sedikit menggeserkan bangkunya.
"Hil, majuin bangkunya! Gua mau keluar."
Aku berjalan mendekati Yudha.
"Ini, baca deh!"
"Maaf, mau bertanya apakah masih bisa mendaftar sebagai anggota team detektif?"
"Gua harus apa, Yud?" tanyaku.
"Main futsal sana!"
"Kok jadi main futsal?"
"Ya bales SMS-nya lah, gimana sih lo. Bilang aja, ditunggu sepulang sekolah di gudang samping perpustakaan!"
"Oke sip." Ucapku mengisyaratkan dengan jempol tangan. Iya lah, masa jempol kaki.
Setelah membalas sms itu, aku kembali ke tempat duduk ku.. Aku melihat Hillary, teman sebangku ku yang sedang senyum-senyum sendiri. Entah apa yang terjadi dengannya.
"Kenapa lo senyum-senyum sendiri? Sehat kan?" aku langsung duduk disampingnya.
"Sehat dong,"
" Bentar lagi gua bakalan jadi populer disekolah ini." Katanya sambil tersenyum.
"Populer, populer. Otak lo aja belum di Upgrade." Ledek ku.
"Upgrade buat apa?"
"Tuhkan lemot." Kataku sedikit meringis.
"kalo lemot berarti kebanyakan virus, Pan."
"Iya, otak lo." Ucapku agak kesal.
"Tapi..."
"Dah,dah. Capek gua ngomong sama lo." Ucapku memotong ucapannya.
"Gua nggak bakal bisa ngebayangin kalo lo jadi anggota team detektif gua, dah." Celetuk ku.
"Apa, pan?" tanya Hillary tiba-tiba.
"Ini orang lemot apa budek juga sih?" pikirku dalam hati.
"Nggak, Hil. Nggak." Kataku lalu menyandarkan kepala dengan tembok. Iya, Aku pusing sekaligus ngantuk.
Saat ku terbangun dari tidurku, tak ada satu orang pun teman sekelasku. Aku segera menggendong tas dan berjalan menuju keluar. Dan aku terkejut saat melihat ke arah lapangan sekolah. Terdapat banyak siswa-siswi sedang berbaris. Semakin penasaran, aku melihat ke tempat panggung yang biasa di tempati oleh pembina upacara. Ya, disana terdapat Yudha yang seperti sedang memberikan sebuah pengarahan. Terlebih lagi dibelakangnya sudah terpasang sebuah sepanduk yang berjudul "AUDISI & SELEKSI KEANGGOTAAN TEAM DETEKTIF". Ya, ini mengejutkan sekali. Aku langsung turun ke bawah dan menghampiri Yudha.
"Pan, darimana aja sih lo? Ini bantuin gua seleksi anak-anak."
"Yud, ini seriusan? Banyak bener dah" ucapku seakan tak percaya dengan banyaknya antusias murid-murid sekolah ini dengan team detektif.
KAMU SEDANG MEMBACA
5 DETEKTIF PE'A
Teen Fiction[completed] Rank #40 in #Detektif [24/05/2018] Rank #91 in #Detektif [08/06/2020] Rank #64 in #kasus [06/06/2020] Rank #53 in #kasus [08/06/2020] Detektif abal-abal, anggotanya memang kadang [PE'A] semua, apapun cara dilakukan untuk menyelesaikan be...