"Iya Dad tau, Rosé. Makanya kalian akan tunangan dulu instead of langsung nikah," balas Daniel dengan hati-hati, berusaha nenangin putri sulungnya yang masih mengernyit tajam itu.
"That fact doesn't even make situasi ini lebih masuk akal," balas Rosé. "He's still in high school, Dad. Dia bahkan lebih muda dari Felix for God's sake?????" Lanjut cewek itu sambil menunjuk ke arah putra bungsu keluarga Henney yang masih sibuk menahan tawa sambil ngumpetin wajahnya, clearly enjoying all these mess in front of him.
"As much as aku nggak setuju sama cewek barbar ini." Guanlin menunjuk ke arah Rosé, yang langsung gasped dramatically seakan cowok itu baru aja merendahkan seluruh leluhurnya. "This is insane, Om Daniel. Aku masih kelas 11, dan Rosé juga masih kuliah di tingkat tiga. Kenapa harus sekarang sih?"
"Oh, jadi kalo misalnya udah gedean berarti lo bakal oke-oke aja dong Ko?" Suara dengan nada tak berdosa nyeletuk dari kursi di sebelah Guanlin, bikin cowok itu langsung mendecak kesal ke arah si pemilik suara yang lagi memutar spaghetti dengan garpunya.
"Shut up, Seonho," Guanlin memperingatkan adik laki-lakinya itu dengan ketus. Mereka biasanya bisa dibilang kakak beradik yang akur banget karena cuma punya perbedaan umur setahun, but he's clearly had enough of sick jokes right now.
"Gabriel, Roseanne."
Suara yang keluar dari mulut Brianna Fan itu langsung membuat emosi Guanlin mulai meredam. Ibunya tersebut hampir nggak pernah manggil dia dengan nama baptisnya; so when she does, cowok itu tau pasti yang bakal keluar dari mulut mamanya adalah perkara serius.
Wanita yang kecantikannya udah nggak perlu diragukan lagi tersebut lalu tersenyum simpul, and yet itu aja masih bisa bikin bulu kuduk siapapun di depannya berdiri. Ibu dari Guanlin dan Seonho tersebut emang udah berumur sekitar 40 tahunan, tapi dia masih punya tatapan tajamnya dan bibir merah yang pekat; her signature look yang nggak pernah gagal buat mengintimidasi.
"I know that both of you pasti bingung, tapi kami nggak akan bisa ngejelasin alasan kenapa kami memutuskan untuk melakukan hal ini kalau kalian nggak berhenti protes," lanjut Brianna masih dengan senyuman simpul yang sama, tapi langsung bisa membuat semua orang yang duduk di meja tersebut duduk dengan lebih tegap, dan memusatkan perhatian ke arahnya.
Brianna melirik sekilas ke sahabat sekaligus partner bisnisnya dari entah sejak kapan, yang dibalas pria itu dengan anggukan mantap; a sign that she should be the one yang menjelaskan.
Wanita itu lalu mengambil napas dalam-dalam. "First of all, kalian semua tau kan, kalau Mama dan Om Daniel udah kenal satu sama lain dari sejak kami kuliah di Aussie?" Tanyanya sambil menatap ke arah Guanlin dan Rosé secara bergantian, kemudian ke Felix dan Seonho.
Menganggap anggukan dari keempat anak itu sebagai pertanda, Brianna lalu melanjutkan, "kami memang berasal dari background studies yang beda, tapi kami selalu punya mimpi untuk suatu hari bisa bekerja sama dalam satu usaha yang menggabungkan kedua passion kami."
Kalau nama Henney Law Firm udah terkenal di berbagai benua sebagai satu dari sedikit law firm yang merupakan family business, Li Technologies juga kurang lebih punya pamor yang sama, tapi di bidang penyedia teknologi, terutama jasa. Makanya nggak heran kalau dua-duanya sering banget dipuji dan masuk majalah karena bisa bertahan dari generasi ke generasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sick Joke | BlackPink's Rosé × Wanna One's Guanlin ✅
FanfictionNot really your typical arranged married story. If you can't comprehend the pairing, the style of writing, the word choices, etc.; then don't read this. It's not like I will be losing money so it's all good, really. P.S: Will be written in mostly Ba...