Sekujur badan Rosé membeku.
Bibir yang sekarang melumat bibirnya sekarang ini........beneran punya Guanlin? Gabriel Guanlin Li yang udah dia kenal basically sejak lahir, yang dulu dia udah anggap sebagai adik sendiri, yang masih berumur 16 tahun??
'Since when he became such a good kisse— NO, ROSEANNE ALVEENIA HENNEY, DON'T YOU DARE!'
Rosé lalu mendorong dada Guanlin sekuat tenaga, membuat cowok itu langsung terjungkal ke arah tembok dari V.I.P room restoran khusus desert tempat mereka berada sekarang.
"ARE YA' INSANE, YA' LIL' WANKER?!" Teriaknya dengan suara yang keras, sama sekali nggak mempedulikan Guanlin yang menatapnya dengan separuh horor separuh terkejut—mainly karena dia nggak pernah mendengar Rosé menggunakan logat Aussie sebelumnya.
"Is that lil' brain of yours," cewek itu menempelkan jari telunjuknya sendiri ke sisi dahi dengan penuh tekanan, "beneran nggak guna, hah?! Siapa yang kasih lo izin buat nyium gue?!"
"You were the one who provoked me!" Balas cowok itu nggak terima. "Lo kira gue pengecut buat kalah sama cewek yang udah terang-terangan bilang, "you wouldn't dare"??? 'Cause you know what? I DO!"
"YA TAPI BUKAN BERARTI LO BERHAK NYIUM GUE TANPA IZIN!" Teriak Rosé lagi, mendekatkan jari telunjuknya tepat di antara mata Guanlin.
"You fucking listen to me, Gabriel," spat her. "Gue emang salah udah memprovokasi lo, but the fact that lo masih lebih mentingin gengsi instead of making sure that I gave you my consent justru malah membuktikan kalo lo pengecut DAN masih bocah."
"Then why didn't you stop me?" Balas Guanlin, terlalu marah untuk terintimidasi.
"Kalau lo tau gue pengecut DAN masih bocah," cowok itu menepis tangan Rosé, menatapnya dengan tajam, "then why didn't you stop me? Lo seneng, liat anak SMA kehilangan kendali gara-gara lo? Puas, buat tau kalo sampai kapan pun I will always desperately want you, sementara lo bakal selalu liat gue sebagai anak kecil?"
Rosé nggak bisa mengeluarkan kata-kata apa pun in response.
"Will always desperately want you"? Apa kah itu berarti.......
"Yes, Roseanne Alveenia Henney, gue sayang sama lo," Guanlin menjilat bibirnya, mengacak rambut dengan kasar.
"Gue nggak tau kenapa dan gue selalu berusaha buat menolak fakta itu, but I do," lanjutnya, pupil mata bergetar. "When I was 10 years old, when I am 16, atau berapa pun umur gue," cowok itu melangkah lebih dekat ke arah Rosé.
"Lo akan selalu punya tempat yang nggak bisa terganti dalam diri gue, and it fucking kills me 'cause I know that you will never take me seriously. Not in the past, not now, not ever."
***
Guanlin langsung meninggalkan ruangan tempat mereka berada setelah itu, meninggalkan Rosé terdiam sendirian sampai akhirnya kepala pelayan restoran mengampiri dan menanyakan keadaannya.
Being the polite and high-mannered person that she is, Rosé tentu aja bilang bahwa dia nggak apa-apa, cuma ada sedikit masalah aja. Cewek itu lalu menitip pesan agar kabar bahwa mereka berantem jangan sampai bocor—karena dia tau bahwa para pelayan itu pasti tau, one way or another—ke siapa pun, termasuk orangtua mereka. Dia lalu memberikan sejumlah uang ke kepala pelayan tersebut sebagai upah tutup mulut, and it's all done. Quick and easy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sick Joke | BlackPink's Rosé × Wanna One's Guanlin ✅
FanficNot really your typical arranged married story. If you can't comprehend the pairing, the style of writing, the word choices, etc.; then don't read this. It's not like I will be losing money so it's all good, really. P.S: Will be written in mostly Ba...