"........gimana kalau nuansanya gold aja? Kayaknya bagus, Na," usul Brianna.
Yoana mengulum bibirnya. "Bagus sih, tapi apa nggak terlalu biasa? Udah banyak kan, engagement atau wedding yang nuansanya gold?"
Guanlin menghela napas panjang mendengar kedua wanita tersebut masih aja diskusi soal nuansa engagement party mereka nanti, entah sejak kapan. Dia sampe agak kasian sama Tante Dara—wedding organizer mereka—karena harus dengerin perdebatan yang menurutnya nggak penting abis itu.
Cowok itu lalu menoleh ke Rosé yang duduk di sebelahnya yang daritadi cenderung diam, walau sesekali dia bersenandung pelan. Matanya fokus ke katalog di pangkuan sambil sesekali tangannya bergerak untuk membalikkan halaman; and that's all she does untuk nyaris satu jam terakhir.
Guanlin nggak tau ada apa dengan ketertarikan dia sama Rosé yang lagi konsentrasi. Something about tatapan matanya yang teduh, rambut panjangnya yang sesekali dia kesampingkan, dan senandung kecil yang keluar dari mulutnya.
...........or maybe it's just karena mulut cerewetnya itu akhirnya diam. Atau mungkin otaknya lagi konslet, thanks to their fake engagement yang memaksa mereka untuk banyak menghabiskan waktu bareng.
"..........kalian ada sugesti nggak? Guanlin? Rosé?"
Guanlin menoleh ke arah mama Rosé yang baru aja bertanya itu secepat kilat, seakan takut kepergok kalau dia baru aja ngeliatin anaknya.
"Nggak ada, Tante."
"I do, Mom," jawab Rosé secara bersamaan, menutup buku di pangkuannya. "Gimana kalau nuansanya ice blue? I think it would look pretty karena ngasih kesan mahal, dengan catatan asal semuanya high quality; of course." Cewek itu tersenyum manis, lalu menoleh ke Guanlin.
"Not to mention that's the colour yang kita pake on our first date. Didn't we, Gabe? Yang ke gereja itu."
Guanlin mengernyitkan keningnya sekilas, tapi dia nggak melewatkan isyarat dan tatapan yang diberikan oleh Rosé—yang menyuruhnya untuk ngikut aja, jadi dia memutuskan untuk mengangguk. Dia udah bosen di sini, lagian.
"Yes, I think it would look nice," katanya, bikin Brianna dan Yohanna langsung menatap satu sama lain, keliatan kalau usulan Rosé tersebut memberikan mereka ide.
"You sure you're not just picking it karena lo suka biru aja?" Sindir Guanlin begitu dia memastikan bahwa kedua ibu mereka nggak akan dengar.
"You got me." Rosé mengangkat kedua bahunya dengan santai, sama sekali nggak berusaha men-deny accusation tersebut; lalu menatap ke Guanlin sambil tersenyum simpul.
"Sebagai gantinya, nanti pas wedding kita nuansanya boleh deh item dan suram like your favourite colour. Deal?"
Guanlin mendengus. "Lo cuma berani bilang gitu 'cause you know that there's not gonna be a wedding for us in the first place."
"Aw, you got me again; congrats!"
***
"Gimana Ko, tadi hasil ke WO sama mama?" Tanya Seonho sambil memutar bola basket di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sick Joke | BlackPink's Rosé × Wanna One's Guanlin ✅
FanficNot really your typical arranged married story. If you can't comprehend the pairing, the style of writing, the word choices, etc.; then don't read this. It's not like I will be losing money so it's all good, really. P.S: Will be written in mostly Ba...