1. Perkenalan

4.7K 242 11
                                    


Juli, 2016

Halo semua...

Gue Sadrina Wicaksono. Panggil aja Ririn dan please jangan panggil gue 'sad' karena hidup gue gak sesedih itu.

Gue anak bungsu dari tiga bersaudara. Kedua abang gue cowok dan yang jelas mereka bukan polwan atau pramugari.

Umur gue sekarang masih otw menuju enam belas. Gue duduk di kelas 10 SMA Nusa Alam. Gue bersyukur orang tua gue masih lengkap dan hidup gue bisa dibilang berkecukupan.

Gue suka makan. Sayangnya, badan gue begini aja. Apa kalian juga kaya gue?

Hahaha.... nasib kita sama guys.

Tinggi gue?

Ah... sebenarnya gue orangnya tinggi, cuman semua temen di kelas gue orangnya lebih tinggi lagi dari gue. Biasanya mereka sarapan bambu. Kalau kalian mau tinggi, saran tadi bisa di coba.

Pacar?

Pacar gue masih nyangkut di hati orang. Hahaha...

Gak, gue gak punya pacar.

Kenapa?

Gak tau juga.

Papa gue dokter dan beliau orangnya serius dan tegas kadang suka becanda juga sih. Sedangkan, Mama gue punya butik. Beliau orangnya ya begitu deh. Nanti kalian tau juga.

Abang gue yang pertama namanya Alex. Umurnya 22 tahun dan kuliah di kedokteran juga.

Abang gue yang kedua namanya Aldi. Baru lulus SMA dan baru juga masuk kuliah. Bang Aldi ini yang paling bahagia waktu lulus.

Katanya "Gue bahagia lulus sekarang karena gue gak perlu satu sekolah sama lo. Demi Dewa gue bahagia!!"

Itu kata abang gue sampai pengin banget gue cium pake tusuk konde.

Resek kan?!

"MORNING ALL!!" Sapa gue menuju meja makan. Menghampiri orang tua dan dua abang gue yang sedang sarapan.

"Aduh.. anak Mami udah besar ya. Seragamnya udah putih abu sekarang. Padahal, baru kemarin putih biru" Ucap Mami mencium kedua pipi gue.

" Iya dong, Mi. Papi, gimana penampilan aku sekarang?" Tanya gue sambil bergaya dengan meletakan tangan di pinggang.

" Cantik" Ucap Papi. Singkat dan jelas tanpa menoleh gue.

" Bang Al.. gimana penampilan gue sekarang?" Tanya gue kepada dua abang yang sedari tadi diam ngeliatin.

"Cantik" Jawab Bang Alex dengan senyumnya. Semoga gak dipaksain.

" Tapi mirip cabe" Celetuk Bang Aldi dan dia tertawa sendiri. Papi, Mami, dan Bang Alex langsung menatap tajam Bang Aldi yang membuatnya langsung terdiam.

Mamam tuh! Masa adiknya cantik gini dibilang mirip cabe! Cabe kan merah, sedangkan gue putih. Apanya yang mirip?

"Sayang, rambut kamu sehat ya. Lebat gini. Lebih baik diiket satu aja biar gak ganggu belajar atau mau dipotong?" Mami mengikat rambut gue seperti ekor kuda sehingga penampilan gue terlihat lebih rapi.

" Gak usah deh, Mi."

"Ya udah, sarapan dulu gih. Terus langsung berangkat. Hari ini ospek pertama kan? Aldi, anter princess Mami sekolah ya"

" Loh, kok Aldi sih, Mi?"

" Lah... emang kamu mau kemana? Kamu kan kuliahnya sore. Daripada gak ada kerjaan mending kamu antar adik kamu dan jemput dia nanti siang"

Hahaha... asyik, gue punya supir baru nih. Rasain tuh Bang!

Selesai sarapan, gue dan Bang Aldi langsung jalan menuju sekolah baru gue. Bukan jalan kaki kok, pake mobilnya Bang Aldi.

"Dek.."

"Bang.."

"Dek.."

"Bang.."

"Ish... gue serius manggil lo, bego!"

"Ish... gue juga serius manggil lo, bego!"

"Dasar adek durhaka"

"Dasar abang durhaka"

"Cukup! Gue cuman mau nasehatin lo. Disana lo-"

" Gue gak akan buat ulah Abang Aldi yang paling GAGAH! Gue udah tau kok lo mau ngomong apa"

" Siapa bilang gue mau ngomong gitu? Disana lo boleh buat ulah. Tapi, jangan bilang kalo lo adek gue"

"Ongkos?"

"Nih.. seratus ribu dulu jadi DP. Bayarnya nyicil" Ucap Bang Aldi menyodorkan selembar uang merah.

" Oke Bang"

" Udah sampe, turun gih" Ucap Bang Aldi menghentikan mobilnya agak jauh dengan gerbang sekolah.

"Kok disini Bang?" Tanyaku sambil keluar dari mobil.

" Biar gak dilihat. Inget pesen gue barusan!"

"Inget dong Bang, tapi..."

"Tapi apa?"

"Tapi, name tag gue ketinggalan di meja belajar. Ambilin ya Bang. GUE TUNGGU! BYEE!!" Ucap gue cepat dan langsung berlari.

"SADRINA!!!!"

Wkwkwk... rasain tuh Bang. Pasti Bang Aldi lagi ngedumel di mobil sambil balik ngambilin name tag gue yang ketinggalan.

Sampai di depan gerbang sekolah, gue disambut dengan satpam yang memberi gue hormat. Satpam itu namanya Pak Umang. Gue kenal karena gue sering nemenin dia waktu nunggu Bang Aldi.

" Non Ririn, makin cantik aja" Sapa Pak Umang ramah.

"Iya dong, Pak."

" Belajar yang rajin, Non. Demi nusa dan bangsa"

"Siap, Pak!"

Gue langsung masuk ke sekolah baru. Disana, siswa baru masih lalu lalang yang artinya acara belum dimulai. Terlihat juga beberapa kakak osis dan cogan yang kesana-kemari.

Mata gue tertuju pada satu orang. Ketua osis gue yang paling ganteng. Pujaan hati gue. Senyumnya itu bikin hati gue meleleh.

Namanya Ardilo Raka Sebastian. Temen-temennya biasa manggil Raka. Gak mungkin kan dipanggil Rara :v

Kak Raka ini kelas 11 MIPA-1.

Gue tau darimana?

Apa sih yang gue gak tau tentang dia? Ahahaha...

" RIRIN...!!!" Lamunan gue tentang Kak Raka buyar seketika.

" Ih... lo kenapa sih Rin? Muka lo kaya bopung aja pagi-pagi"

"Gue cari lo dari tadi tau!"

"Hehehe... tadi gue habis keliling liat cogan"

Ini sahabat gue. Namanya Vita Anggra. Dipanggil Vita gak pake L ya.. awas lo ntar ditonjok.

Gue kenal Vita waktu kelas dua SMP. Waktu itu, Vita anak pindahan dan sering dibully sama kakak kelas yang cabe-cabean. Gue nolongin dia dan sejak itu gue deket deh.

Vita bilang kalau hidup gue sempurna. Gue punya keluarga yang lengkap dan bisa dikatakan sangat mampu. Penampilan gue juga dibilang melebihi rata-rata walau badan gue sedikit pendek. Gue punya sahabat yang selalu setia dan cowok yang gue suka kemungkinan besar membalas perasaan gue.

Tapi, gue berfikir. Tuhan menciptakan manusia berbeda-beda. Yang pasti tidak ada manusia yang sempurna. Saat itu gue sadar, Tuhan akan mengambil salah satu dari apa yang gue miliki.


#author

bingung ya sama ceritanya? baca aja sampe selesai. nanti ngerti kok :)

Time Takes EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang