9. Delon

2.3K 143 1
                                    

Gue berjalan menyusuri lorong-lorong kelas sambil membawa tumpukan buku Matematika milik teman-teman kelas menuju ruang guru.

Entah kenapa, para guru sering menyuruh gue inilah..itulah... padahal gue bukan pengurus kelas! Dan yang seharusnya bertugas membawa buku ke meja guru itu anak piket! Bukan gue!

"Hai!" Sapa Kak Raka ikut berjalan di samping gue.

"Eh- Kak Raka." Ucap gue. Kok gue jadi gugup gini ya?

"Gue bantuin" Kak Raka mengambil setengah buku yang gue bawa dan kami berjalan bersama menuju ruang guru.

" Ekskul gue lagi nyari anggota baru. Lo mau gabung?" Tanya Kak Raka setelah kami keluar dari ruang guru.

" Ekskul apa Kak?"

" Jurnalistik"

" Tapi, gue jadi bagian apa?"

" Nanti bisa diatur sesuai minat dan bakat lo. Gimana? Lo mau gabung?"

"Ya. Gue mau. Seleksinya kapan?" Tanya gue.

" Gak perlu seleksi. Lo udah diterima" Ucap Kak Raka tersenyum. "Maaf ya, kemarin gue gak bales chat. Gue lagi ngurus jurnal. Besok lo ada acara gak?" Tanya Kak Raka.

" Hmm.. gak ada sih. Emang kenapa, Kak?"

" Lo suka baca novel? Mau temenin gue ke gramedia gak? Cari novel yang bagus?" Tawar Kak Raka.

"Besok?" Tanya gue memastikan yang dibalas anggukan oleh Kak Raka.

" Ya udah, nanti malem gue chat lagi. Gue balik dulu ya.. bye Ririn" Ucap Kak Raka melambaikan tangannya.

Gue langsung berlari ke kamar mandi sambil menahan teriakan yang ingin keluar sejak tadi.

Besok Kak Raka ngajakin gue jalan! Arghh!!! Gue gak sabar! Vita mana ya? Dari tadi kok gak nongol-nongol.

Gue berjalan menyusuri lorong dekat belakang sekolah dan disana gue mendengar suara teriakan yang sangat gue kenal.

Itu Vita kenapa lagi marah-marah? Sama siapa? Gak biasanya Vita kaya gitu, kecuali dia emang beneran marah.

"Jangan pernah muncul di hadapan gue lagi! Lo kurang ajar banget sih!" Gue masih bisa mendengar apa yang Vita bilang ke seseorang yang ada dihadapannya.

Gue berusaha melihat cowok itu, tapi tubuh Vita menghalangi karena posisi Vita kali ini sedang membelakangi gue.

" Gue minta maaf, lo gak perlu semarah itu juga kali" Jawab cowok itu.

Tunggu dulu...

Kayanya gue juga kenal suara itu.

Apa cowok yang selama ini diceritain Vita itu Delon? Sahabat cowo gue yang super ngeselin?

Pikir gue. Sudahlah.. itu bukan urusan gue. Biar aja nanti Vita sendiri yang cerita ke gue.

"Vita?" Gue memberanikan diri menghampiri Vita dan dengan muka kusutnya Vita memeluk gue.

" Lo apain sahabat gue?" Tanya gue yang dibalas cengiran oleh Delon.

" Gue kangen lo!" Dengan cepat Delon berlari memeluk gue sehingga kami bertiga berpelukan membuat gue sesak napas. Kaya teletubis ae..

PLETAK!

Gue menyentil kepala Delon agar dia menjauh dari gue.

"Jauh-jauh dari gue KUTU!!" Kata gue kesal.

" Rin, gue balik ke kelas duluan ya. Bye.." Vita berjalan meninggalkan gue dengan Delon di belakang sekolah. Gue tau Vita habis nangis dan liat aja apa yang akan gue lakuin ke Delon yang udah bikin dia nangis!

"Lo apain Vita sampe nangis?!" Gue menatap tajam Delon.

" Gak ada. Gue gak apa-apain kok. Gue kan senengnya ngapa-ngapain lo. Hehehe..." Ucap Delon menarik hidung gue.

"Gue serius KUTU! Gak biasanya Vita nangis sampe kaya gitu! Lo apain?!"

"GAK ADA!"

"PASTI ADA!"

"Gue... gue cuman keceplosan manggil namanya pake –L eh, dia malah marah ke gue. Gue kan cuman bercanda" Bela Delon.

"Pokoknya lo harus minta maaf!"

"Iya..iya gue minta maaf" Ucap Delon

" Jangan ke gue idiot! Minta maaf ke Vita!" Gue semakin kesal dengan Delon.

" Iya SADRINA! Nanti gue minta maaf ke sahabat lo itu walaupun gue gak bikin dia nangis! Dan nanti lo pulang bareng gue! Soalnya gue mau visit ke rumah lo! Gak nerima penolakan!" Delon berkata tepat di telinga gue.

" GUE DENGER DODOL KUTUB!!!"

"Siapa tau lo gak denger. Hehehe"

"Lo ngapain pake seragam sekolah gue?" Tanya gue sambil memperhatikan seragam sekolah gue yang dikenakan Delon.

"Hehehe... kita bakal satu sekolah bro. Gue di kelas IPS satu loh.." Delon menyengir tanpa dosa dan beban hidup karena semuanya tiba-tiba terbeban di kepala gue.

WHAT?!! IPS SATU?!! SEKELAS SAMA GUE?!

Tuhan... tolong perkuat kesabaran hamba menghadapi alien ini.

Time Takes EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang